Sekitar lima jam kemudian, kondisi berubah 180 derajat.
Sampai sekitar pukul 3 sore, kami masih bingung bagaimana mencari peserta Sharing Keliling di Denpasar, Bali. Dari target 30 peserta di tiap kelas, kami baru dapat sekitar separuh peserta untuk tiga kelas tersebut.
Padahal, Indra Parusha, teman yang bertugas mencari peserta, sudah menyebar sekitar 150 selebaran dan undangan ke sekolah, kampus, maupun tempat-tempat umum di Denpasar selama seminggu. Teman-teman Bali Blogger Community (BBC) sebagai panitia lokal pun sudah menyebarkan undangan kegiatan oleh Saling Silang dan Internet Sehat ini.
Kami sudah menyebar undangan lewat Facebook, Twitter, eevent, dan blog tentu saja. Tujuannya biar semua kelas di Sharing Keliling ini, menulis kreatif, blog foto, dan blog video ini penuh dengan 30 peserta.
Ada tantangan tersendiri agar peserta di Bali bisa terpenuhi. Kegiatan ini kan diadakan ke 14 kota di Indonesia, seperti Malang, Medan, Balikpapan, Batam, Bandung, Makassar, dan seterusnya. Malu saja kalau di tempat lain bisa ramai tapi di Denpasar tidak.
Kami bekerja keras mencapai target 30 peserta per kelas tersebut.
Cuma, itu tadi, hingga sekitar pukul 3 sore, baru sekitar separuh target terpenuhi. Ada 20 pendaftar kelas menulis kreatif, 15 pendaftar kelas foto, dan 7 pendaftar kelas foto. Padahal kami akan menutup pendaftaran pada pukul 18.00 Wita.
Tega
Menjelang penutupan pendaftaran, mendadak email, SMS, plus telepon daftar kegiatan menyerbu. Ada yang telepon mau kirim 25 peserta. Ada yang kirim tujuh peserta. Ada pula yang kirim sepuluh peserta.
Pendaftar berombongan juga datang dari kampus. Di sisi lain, kami juga baru merekap penfataran melalui eevent.
Maka, target peserta di tiap kelas pun langsung terpenuhi. Bahkan berlebih.
Kelas menulis ada lebih dari 50 pendaftar. Kelas foto lebih dari 40 pendaftar. Kelas video ada sekitar 30. Terpaksa, beberapa nama pun dicoret agar jatah maksimal 30 peserta per kelas tetap terpenuhi.
Kami harus mengurangi karena setidaknya dua alasan, kenyamanan kelas dan keperluan peserta. Kalau lebih dari 30 peserta, kami khawatir nantinya ruang kelas akan kepenuhan terutama untuk kelas foto dan video yang diadakan di ruangan sekitar 8 x 4 meter. Lebih penting lagi, kami khawatir materi presentasi plus konsumsi yang sudah kami pesan tidak cukup.
Mulailah beberapa dicoret dari daftar peserta. Teman-teman anggota BBC dicoret. Cukuplah sebagai panitia dan peserta cadangan. Beberapa komunitas yang mendaftar dalam rombongan terpaksa dibatasi jumlah pendaftarnya. Kami harus tega pada mereka. Biar sama-sama enak.
Namun, pas pelaksanaan ternyata ada beberapa pendaftar yang tak datang juga. Pletan lah untuk mereka. Sudah didaftar dengan konsekuensi mencoret nama orang, ternyata tidak datang.
Toh, pas hari H, semua kelas masih penuh terisi. Selain oleh panitia plus peserta cadangan dari BBC sendiri juga karena ada beberapa peserta yang baru datang meski sudah dicoret atau belum mendaftar.
Propaganda
Tak hanya penuh, suasana kelas juga interaktif. Tak hanya monolog dari pemateri tapi juga dialog dengan peserta. Setidaknya itu yang saya lihat di kelas menulis kreatif dengan pemateri Artasya Sudirman.
Peserta dari mahasiswa, pelajar, ataupun masyarakat umum ini penuh dengan tanya jawab ketika saya ikuti di sekirar 30 menit menjelang selesai. Tak hanya pertanyaan tentang bagaimana menulis yang enak dibaca tapi juga sampai tentang menulis propaganda.
Maklum, sekitar 5 peserta di kelas ini adalah aktivis di Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Bali dan Front Demokrasi Perjuangan Rakyat (Frontier), komunitas gerakan mahasiswa di Bali.
Kelas foto dengan pemateri Danny Tumbelaka juga berlangsung bahkan sampai buka puasa, pukul 18.21 Wita, tiba. Adapun kelas video dengan pemateri Anto Motulz selesai paling awal.
Overall, sharing keliling di Bali berjalan lantjar djaja. Kalau harus kasih prosentase kepuasan, saya memberi nilai 90 persen. Panitia bekerja guyub sejak pukul 10 pagi. Peserta antusias di semua kelas. Pemateri juga menarik.
Tentu ada beberapa kekurangan. Tapi, bialah kami simpan saja sebagai catatan. Hal yang lebih penting sekarang adalah workshop sudah dilaksanakan. Teori sudah disampaikan. Tinggal menunggun pesertamembuat karya. Ini dia yang selalu jadi tantangan besar. [b]
Wahhh! Salut untuk panitianya!
Baca ceritanya kebayang repotnya, tapi diakhiri dengan kabar menggembirakan ya…
Top!
Huiihhh salut sama panitia nya 😀 keren-keren,
kerja keras memberikan hasil yang luar biasa 😀
saluuuttt
😀
Kuerrreeeennnn!!! salute buat Bali! *menunggu karya-karyanya* 🙂
Terimakasih Bali! Salut atas kerja keras panitia, lokasi dan fasilitas serta partisipasi peserta membuktikannya.
Saluttttttttt … Terimakasih banyak buat Panitia yang hebat dan Pemateri yang super … 🙂
Acaranya seru banget. Banyak ilmu dan tips-tips yang didapatkan. Saya mendapatkan banyak pengetahuan baru. Pembicaranya ok dan materi dikemas dalam bentuk yang mudah dimengerti.