Ruangan itu penuh orang lalu lalang.
Laptop, kertas dan kabel di mana-mana. Dingin penyejuk ruangan tak mencegah peluh keluar dari dahi mereka. Tak heran mengapa sesibuk dan serumit itu. Para pelajar SMA 3 Denpasar itu sedang mengerjakan proyek besar super fantastis.
“Kita akan meluncurkan kompilasi feature radio,” kata I Putu Dika Ariantika (16), Koordinator Panitia Online.
Proyek berinovasi baru itu sebenarnya membuatnya bingung. Dia tak begitu paham dengan hal-hal terkait feature radio. Memang Madyapadma pernah mempunyai kompilasi feature radio beberapa tahun sebelumnya. Namun, itu larut termakan waktu.
Dengan berbekal pengetahuan seadanya dan kepercayaan dari teman-teman, kali ini mereka mencoba mengangkat kembali apa yang dulu tenggelam. Hasilnya akan diresmikan pada puncak acara PRESSLIST 8, 21-22 April 2017.
Tak cukup hanya satu, kali ini ia menduakan tugasnya. Ya, warna baru lainnya yang akan menghiasi Presslist 8 adalah adanya launching Website Madyapadma Digital Library.
Jurnal dan Buku terbitan Madyapadma akan dimuat di web, dan bisa dibaca secara online. “Nanti yang mau baca bisa lewat online, dan tertarik bisa dibeli online atau di beli secara hardcopy,” ucapnya.
Sejenak Dika termenung, bukan memikirkan tentang perempuan, tetapi masalah-masalah yang menghiasi kerjaan barunya ini. “Susah sekali menepati jadwal yang udah direncanain. Satu lewat, jadwal yang lain jadi kacau juga,” katanya.
Tak semua orang bisa mengerjakan tugas dengan tepat waktu, apalagi ketika mereka harus mengerjakan banyak hal dalam waktu yang bersamaan. Maklum sajalah. “Lagi sebentar aja selesai. Yeay…!” teriak salah satu temannya membuyarkan kegalauannya itu,
Benar saja, tak banyak waktu yang mereka miliki untuk bergalau ria. “Aku sudah diberi tanggung jawab, ini pasti bisa dan harus bisa. Astungkara,” ucapnya dengan mata yang menyiratkan setitik ketenangan dan semangat yang berkobar.
Di sudut ruangan lain, ada seorang gadis sedang bergulat keras dengan laptopnya. Dia gadis berbakat yang sedang menjalankan misi tak kalah besarnya dari Dika.
Galuh Sri Wedari (16), pemimpin Redaksi Madyapadma, yang di kali ini menjadi Koordinator dalam Bidang Petisi perihal Reformasi Pendidikan Indonesia yang akan dideklarasikan pada PRESSLIST 8 nantinya.
Tak jarang ia terlihat kebingungan dan bertanya kesana-kemari. Terlihat sedikit ketakutan di matanya. “Sulitnya menyiapkan materi yang akan digunakan. Karena kita harus bertanggung jawab dengan apa yang kita tulis,” katanya.
“Banyak data yang membuat aku bingung, kadang bikin goyah dengan pendirian sendiri, tapi balik lagi hakikat pendidikan yang selalu jadi pedoman ku,” tegasnya.
Misinya dalam petisi kali ini adalah untuk menyadarkan pada orang-orang bahwa pendidikan kita sudah lama ‘sakit’, Dan untuk mengajak orang-orang untuk mulai bersama menjaga dan mencari obat penawar untuk memulihkan sakit itu.
“Seru sekali mengerjakan petisi ini, aku jadi banyak belajar, jadi banyak baca buku, pengetahuan jadi bertambah luas. Aku juga belajar untuk berpikir cepat,” serunya dengan senyum seakan menenggelamkan kelelahannya.
“Semoga petisi ini bisa memberikan dampak positif bagi pendidikan kita, membantu memberikan titik terang. Dan semoga sekolah bisa menjadi tempat yang menyenangkan, dan semua ceria,” harapnya dengan helaan nafas panjang yang diakhiri senyum semangatnya. [b]