Oleh Anton Muhajir
Warung itu sangat sederhana. Lantai tanah. Dinding bedek (anyaman bambu). Atap asbes. Ukurannya juga kecil, tak sampai 3×5 meter persegi.
Tapi meski sederhana, warung itu sangat ramai dengan pengunjung. Ketika kami datang ke sana beberapa minggu lalu, sekitar lima meja di luar semua terisi pengunjung. Saya dan anak istri harus nyempil di salah satu meja, berbagi dengan pembeli yang lain.
Warung ini tanpa nama. Tapi banyak orang menyebutnya Warung Made Bencog Jalan Turi. Lokasinya memang di jalan Turi, Kesiman Denpasar Timur. Masuk dari jalan Supratman, warung ini ada di kiri jalan. Kalau dari jalan Gatot Subroto, adanya di kanan jalan.
Warung ini menyajikan makanan-makanan khas Bali. Plecing kangkung, tipat cantok, es daluman, dan seterusnya. Samar-samar saya ingat kalau sekitar sepuluh tahun lalu saya sudah pernah ke warung ini. Tapi kalau tidak salah waktu itu warungnya masih berupa kaki lima, belum permanen seperti sekarang.
Beberapa teman pernah bilang kalau warung ini terkenal, terutama di kalangan anak-anak sekolah di Denpasar. Makanya kalau hari biasa, warung ini dipenuhi anak-anak berseragam abu-abu putih. Hari itu, ketika saya dan anak istri ke sana pas hari Minggu, sebagian besar pengunjungnya juga anak-anak gaul.
Saya pesan tipat plecing siang itu. Ini menu yang baru kali ini saya temukan selama hampir sebelas tahun tinggal di Bali. Biasanya menu yang ada di warung-warung lain itu plecing kangkung atau tipat cantok. Plecing kangkung berupa sayur kangkung rebus yang dibiarkan panjang dengan sambal tomat, biasanya. Sedangkan tipat cantok adalah ketupat yang pakai bumbu kacang. Tipat cantok biasa berisi sayur taoge dan kangkung.
Nah, tipat plecing ini gabungan dari plecing kangkung dan tipat cantok. Jadi plecing kangkung pakau kuah tapi isi tipat yang dibelah dua, tidak diiris kecil. Seperti tipat kuah tapi isi sayur kangkung. Ada tambahan telur di menu ini. Sambel pedasnya di atas sayur kangkung.
Rasanya, ala mak jaaan, pedas dan segar. Segarnya menu ini dari kangkung dan kuah.
Tak hanya tipat plecing di warung ini. Ada rujak bali kuah pindang, tipat cantok, plecing kangkung, plecing rumput laut, es gula, dan buanyak lagi. Oh ya, ada rujak juga di warung ini. Cocok sebagai penutup setelah kita nyeruput es daluman usai makan.
Pelayanan yang cepat, tak sampai lima menit sudah tersedia, membuat saya terkesan. Soalnya warung sederhana begini kan biasanya agak lama. Apalagi kalau pengunjungnya banyak. Tapi ini tidak. Dengan cepat pengunjung akan dilayani. Mungkin karena pekerjanya juga banyak.
Warung ini juga murah. Harga per porsi tak sampai Rp 5000. Dengan menu mak jan, layanan cepat, harga murah, dan tempat yang nyaman, warung ini masuk salah satu warung terbaik di Denpasar bagi saya.. [b]
Ngiler…………
Saya sering disana. Enak banget
beh, ini mah tempat eke nongkrong dulu waktu sma, soal na cewe2 sma 7 sama sma 1 pada nangkringnya disana. jadi inget masa lalu nok
Tempat nongkrong default anak SMUN 7 tuh dulu.. Gak tau sekarang?
Ihh..warung Made bencong ini menurut aku ga bangettt…
Pelayanannya cepet cuma untuk cowo-cowo aja,waktu itu aku sempet belanja disana udah lamaaa, si Made bencong itu pake acara misuh2 ga jelas..menyebalkan
Udah gitu warungnya ga berubah2, masih aja jorok, banyak tikus sama ayamnya..
duuu ga lagi2 deh belanja disana
Masih mending tipat plecing yang di jalan kroya..
hehehe
Setiap saya datang ke denpasar mesti mampit ke warung made ….harga murah ..top markotop rasanya…plecingnya itu lho