Setelah Pilgub usai, pemimpin baru Bali masih dipertanyakan.
Hingga saat ini belum jelas siapa yang akan memimpin Bali lima tahun ke depan. Apakah pasanga Puspayoga – Sukrawan ataukah Pastika – Sudikerta. Akankah pemimpin yang nantinya terpilih benar-benar bisa membawa Bali kearah yang lebih baik?
Selama beberapa bulan ke belakang, isu politik seputar Pemilihan Umum Kepala Daerah atau yang sering disebut Pemilukada atau Pemilihan Gubernur (Pilgub) Bali menjadi isu yang sangat sensitif bagi banyak orang di Bali. Sampai saya membuat tulisan ini pun, isu tersebut masih dikategorikan sebagai isu terhangat di Bali.
Bagaimana tidak, dua kandidat yang masing-masing dicalonkan saat ini dulunya memiliki visi dan misi sama dalam memajukan Bali. Selain itu persentase suara dari masing-masing kandidat memiliki perbedaan sangat tipis. Menurut hasil perhitungan cepat (quick count), hasil yang diperoleh dari kandidat nomor urut satu yaitu Anak Agung Puspayoga dan Dewa Nyoman Sukrawan adalah 50,26%. Kandidat ini menang tipis dari kandidat nomor urut dua, Made Mangku Pastika dan I Ketut Sudikerta yang mengumpulkan perolehan suara sebanyak 49,74%.
Pemilihan gubernur Bali yang telah berlangsung pada 15 Mei 2013 lalu ini memang memberikan kesan tersendiri bagi seluruh masyarakat di Bali. Persaingan ketat yang dihadapi masing-masing kandidat yang memang memiliki segudang pengamalan politik menjadi pemandangan menarik bagi penikmat politik maupun masyarakat awam.
Kandidat Puspayoga-Sukrawan atau PAS ini diusung partai PDI Perjuangan. Sedangkan dari kubu Mangku Pastika-Sudikerta atau yang lebih dikenal dengan Pastikerta diusung oleh beberapa partai seperti Partai Golkar, Demokrat, Hanura, Partai Karya Perjuangan (Pakar Pangan), PAN, PKPI, PNBK, PKPB, serta Partai Gerindra.
Debat cawagub menjadi rangkaian penting selama proses pemilukada. Debat cawagub Bali berlangsung dua kali. Debat pertama yang dilaksanakan pada 7 Mei 2013 ini berlangsung panas. Masing-masing kandidat menyampaikan visi dan misi di depan penonton serta para pendukung mereka.
Dalam penyampaian visi dan misi beberapa kali kedua kandidat ini saling melontarkan kalimat-kalimat sindiran. Hal ini memancing emosi para pendukung masing-masing kandidat.
Namun dalam debat kedua yang berlangsung pada 10 Mei, kandidat ‘PAS’ memilih untuk tidak hadir.
Berbagai macam spekulasi pun bermunculan ditengah-tengah masyarakat. Debat yang ditayangkan di salah satu stasiun televisi di Bali ini berlangsung alot tanpa kehadiran salah satu kandidatnya. Kandidat Pastikerta menguasai seluruh acara dan melibas habis semua pertanyaan yang dilontarkan oleh panelis.
Pemimpin yang diharapkan oleh masyarakat di Bali kelak adalah pemimpin yang bisa melestarikan budaya bali dan menitikberatkan agribisnis sebagai faktor utama kesejahteraan Bali yang tidak boleh dihilangkan. Bali merupakan daerah pariwisata yang saat ini terkenal di Indonesia bahkan hingga ke mancanegara. Namun pariwisata bukanlah satu-satunya modal utama yang dimiliki Bali.
Pemimpin Bali nantinya harus menyeimbangkan antara pariwisata dan agribisnis. Jangan sampai para petani atau nelayan Bali yang melestarikan budaya tradisional Bali tergeser oleh adanya pemodal asing maupun pengusaha lokal Bali yang seakan-akan ‘memewahkan’ Bali dengan hotel-hotel serta tempat hiburan yang indah meskipun menggeser sumber matapencaharian masyarakat pinggiran di Bali.
Sebagai masyarakat demokratis, kita sudah seharusnya pandai memilih calon yang tepat untuk memimpin Bali ke depannya. Karena di tangan pemilih yang memiliki integritas dan kejujuran yang tinggilah akan keluar pemimpin Bali yang benar-benar berpotensi dan tidak asal umbar janji saja.
Pemilukada telah berakhir. Semoga saja pemimpin yang terpilih nantinya memiliki loyalitas yang tinggi untuk memajukan Bali kedepannya tanpa menghilangkan kebudayaan Bali yang sudah ada. Semoga.. [b]
Saya kok agak ngeri melihat kondisi sekarang, kedua pasangan merasa menang. Sepertinya rawan konflik. Semoga saja saya salah.
potensi konflik pilgub kali ini memang lumayan besar. apalagi selisihnya kecil gitu. yakin sih siapa pun yg kalah, dia akan menggugat hasilnya ke pengadilan.
semoga saja ini ketakutan berlebihan.