“Huh, benar-benar! Ini seperti bentuk emansipasi wanita.. ”
Vira Niyatasya Shiva Duarsa (15 tahun) berujar dengan bersemangat. Namun, tetap saja, peluh di dahinya tak dapat berbohong.
Ya, Vira memang terlihat lelah, kala itu. Kain endek dan selendang menyelimuti tubuhnya.
Dipadu dengan kaos polo abu-abu. Rambutnya bersimbuh keringat. Lengkap sudah dandanannya. Tapi, tangan-tangannya tetap terus mengangkat kayu. Membopong bersama kawan-kawannya. “Sekalian ngerayain Hari Kartini juga,” celetuknya di halaman SMAN 3 Denpasar dua hari lalu.
Perjuangan Vira tadi hanyalah sepenggal kisah dari persiapan acara puncak Apresiasi Sineas dan Jurnalis (Presslist 7) persembahan Madyapadma Journalistic Park SMAN 3 Denpasar. Namun, persiapan sudah dilakukan Kamis lalu. Komponen demi komponen diangkut ke ruang Workshop SMA Negeri 3 Denpasar, lokasi acara itu akan dilaksanakan. Seluruh anggota, senior maupun junior, saling bekerja sama merampungkan dekorasi.
Agenda persiapan puncak acara Presslist 7 diisi dengan mendekorasi lokasi penyelenggaraan. Kemudian mengadakan gladi bersih seluruh bidang. Sampai akhirnya susunan demi susunan penyelenggaraan “fix”.
Sayang, ada saja halangan! Jerih payah mereka, justru tak terbayar.
Dekorasi pameran sebenarnya sudah rampung sejak Rabu kemarin, namun sempat dibongkar lagi. Miss comunication, sepertinya, karena ternyata ruang Workshop (tempat penyelenggaraan Presslis 7 – red) akan digunakan untuk keperluan lain. “Kemarin dekorasi sebenarnya sudah dipasang, tapi ya sudah kita lepas lagi,” tutur Ida Bagus Raka Sastrakarmanjata (17), Ketua Panitia Presslist 7.
“Membongkar lagi sebenarnya bikin kesel, jadinya kerjaannya krodit hari ini padahal harusnya bisa selesai kemarin,” keluh I Nyoman Ginartha (16), Koordintor Bidang Pameran Presslist 7. Namun setidaknya Ginartha dapat ‘bernapas’ lebih lega. Dekorasi Presslist 7 dapat dilaksanakan lebih cepat.
“Anak Madyapadma udah biasa kerja cepet dengan deadline mepet, jadi walaupun ada insiden ini tapi tetep yakin pasti bisa menyelesaikan semuanya,” sambung Raka, untuk menyemangati teman-temannya.
Ya, untungnya anak-anak muda ini tak lekas patah semangat. Kalau tidak? Acara yang didambakan justru tak akan selesai. “Kami gak putus asa, kami akan tetap jalani bagaimana pun kendalanya,” timpal Ginartha.
Bangkit dari rintangan memang tak mudah. Senantiasa memacu semangat berjuang di dalam hati, bertindak semestinya. [b]