Oleh Made Suardana
Walaupun tidak bisa melaksanakan Catur Brata Penyepian (terutama amati karya/tidak boleh bekerja) namun teman-teman dari Bali yang tergabung dalam Sekaa Hindu Dharma Parrot Cay, kemarin melaksanakan persembahyangan bersama dalam rangka menyambut Tahun Baru Caka 1930. Seperti biasa, persembahyangan dilaksanakan di salah satu sudut pulau pribadi ini yang bernama Shambala Lake. Berbagai ritual tradisi Balipun mewarnai perayaan Nyepi kali ini diantaranya ngelawar.
Persiapan upacara termasuk banten2 dan gebogan (sesajen) dipusatkan di sebuah sudut staff village yaitu Br. Cengblonk. Panitia upacarapun sibuk mempersiapkan segala sesuatunya. Tidak ketinggalan pula seksi konsumsi mengeluarkan segala jurus kemampuan masak memasak sehingga makanan yang tersaji menjadi mantap dan mendekati atau bahkan hampir sama rasanya seperti masakan di Bali. Tiga jenis masakan favorit kemarin adalah lawar kacang, lawar klungah dan juga jukut ares (sayur dari pohon pisang yg masih muda). Total biaya yang dihabiskan untuk perayaan Nyepi kemarin adalah kurang lebih USD 400.
Persis seperti di Bali, perayaan Nyepi kali inipun diwarnai oleh segala gumatat gumitit (serba serbi) aktifitas yang mungkin kurang pas dengan makna dari Nyepi itu sendiri yaitu main ceki dan game tembak (domino). Itulah tradisi dan budaya Bali, dimanapun dan kapanpun, entah itu sejalan dengan makna hari raya itu sendiri ataupun sedikit melenceng, tetapi tetap dijalani karena yang lebih mendominasi adalah semangat kebersamaan dan kekeluargaan.
Berikut ini beberapa skrinsyut dari perayaan tersebut (klik image untuk memperbesar) :
selain di indonesia, di luar negeri pun ada perayaan hari raya Nyepi, hebat….