Apa sih yang didapat media-media tersebut?
Pesta demokrasi di Provinsi Bali ternyata tak hanya diwarnai oleh janji-janji manis para kandidat. Suasana menjelang pemilihan gubernur dan wakil gubernur Bali pun disemarakkan dengan adanya “perang” pemberitaan antar lambaga pers lokal Bali.
Ada dua media lokal yang paling vokal memerlihatkan dukungan mereka kepada masing-masing kandidat. Bentuk dukungan tersebut terlihat dari pemberitaan yang mereka hadirkan tiap harinya. Mereka membahas misalnya visi-misi kandidat, kegiatan sosial yang dilakukan oleh Mangku Pastika ataupun Puspayoga. Ada pula gambar-gambar pasangan kandidat yang tentunya membantu calon pemimpin Bali tersebut menarik simpati pemilih untuk memberikan kepercayaan pada mereka dalam memegang tugas serta tanggung jawab lima tahun mendatang.
Salah satu media besar di Bali menunjukkan dukungannya terhadap Anak Agung Ngurah Puspayoga-Dewa Nyoman Sukrawan. Namun ada pula media lain yang juga secara tidak langsung memperlihatkan dukungan mereka terhadap kandidat Made Mangku Pastika-Ketut Sudikerta.
Terlihat jelas bahwa kedua kandidat sudah menunggangi masing-masing media pers dalam upayanya menjadi orang nomor satu di provinsi ini.
Namun melihat realita saat ini, wajar jika esensi dari pers yang seharusnya independen dipertanyakan. Media pers yang berkewajiban memberitakan hal berimbang bergeser pada kepentingan politik sebagian pihak penguasa di Bali.
Ada hal menggelitik sebenarnya dari ajang penggalangan isu publik yang patut dipertanyakan. Hal apa yang didapat media pers yang memberitakan kandidat dalam porsi dan sudut pandang yang berat sebelah ini? Apakah kandidat menjanjikan sesuatu terhadap media tersebut ketika terpilih nanti?
Tentu hanya mereka yang tahu tentang skenario seperti apa yang tengah mereka mainkan. Masyarakat juga tidak mau tahu soal tersebut.
Satu hal fundamental yang perlu diingat adalah bahwa pers merupakan pilar demokrasi bangsa yang memiliki tanggung jawab mengontrol pelaksanaan kebijakan publik yang ada bukan malah menjadi wadah promosi dunia politik. [b]
Pertanyaan sya adalah kalau pers mengontrol kebijakan publik, trus yg mengontrol pers ini siapa ?? Apa hanya kode etik ? Inilah yg namanya kepentingan, bagaimana kita masyarakat bisa berbuat apa2 ,,,sedangkan calon penguasanya dan org2 besar yang menunggangi itu….kita mungkin bsa menggonggong…tapi tidak berani menggigit…..jangankan untuk ngurus itu,,,,untuk makan aja masyarakt masih puyeng…….
Makin lama makin bingung, mesti percaya sama siapa, Pemerintah? Pers? Hukum? Aparat Penegak Hukum? Tidak ada yang bisa kita percaya.