Teks dan Foto dari I Made Kris Adi Astra
Pagi ini, Rabu 13 Oktober 2011, terjadi gempa bumi berkekuatan magnitude 6.8 skala richter. Pusat gempa berada di Barat Daya Nusa Dua Bali. Tepatnya berada di lautan. Mengapa gempa ini bisa terjadi?
Di manakah sebenarnya Bali berada?
Bali berada dalam rangkaian tatanan geologi yang kompleks. Dia berada pada garis pertemuan lempeng tektonik yang saling bertemu menunjam, Lempeng Bumi Eurasia dan Lempeng Buni Indo-Australia. Lempeng ini membentang dari wilayah Andaman – Nicobar – Sumatera – Jawa – Bali – Nusa Tenggara – lalu naik ke Halmahera hingga Filipina.
Daerah pertemuan itu membuat wilayah di sekitarnya menjadi semacam produsen gempa bumi dan ataupun gunung berapi. Untuk wilayah Asia tenggara, Indonesia dan Filipina termasuk wilayah yang memiliki densitas kegempaan (jumlah gempa per kilometer) tertinggi.
Densitas (kerapatan gempa per kilometer) Semakin merah semakin padat/tinggi jumlah gempa per kilometer.
Kembali ke gempa Bali pagi ini. Gempa berdurasi 5.05 menit pada rekaman alat seismograf di Stasiun Geofisika BMKG Sanglah Denpasar. Luas patahan yang diakibatkan gempa seluas 12.040 X 7.710 meter persegi di sekitar pusat gempa (12.04 X 7.71 KM persegi).
Lalu mengapa wilayah Kuta, Denpasar dan sekitarnya getaran gempa terasa begitu kuat?
Gempa bumi melepaskan energi ke segala arah. Gaya stress (gaya tekan) komponen positif gempabumi ini mengarah ke arah Timur Laut dan Barat Laut dari pusat gempa. Itu berarti berarah ke arah Kuta, Denpasar, dan sekitarnya untuk wilayah Bali, dan beberapa kota di Wilayah Jawa timur untuk wilayah Barat Laut dari pusat gempa.
Hingga sore tadi tercatat 10 kali gempa susulan terjadi. Gempa susulan terbesar terjadi jam 15:52 Wita dengan kekuatan magnitude 5.6.
Jika ada ISU GEMPABUMI SUSULAN AKAN TERJADI pada jam yang spesifik, mohon untuk ARIF tidak mempercayainya terlebih dahulu. Silakan hubungi kantor BMKG terdekat untuk mendapatkan konfirmasi. 0361-753105 (Kantor Balai Wilayah 3 BMKG Tuban), 0361-226157 (Kantor BMKG Geofisika Sanglah Denpasar). [b]
Salam,
I Made Kris Adi Astra
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
Stasiun Geofisika Sanglah Denpasar
Nice inpoh gan, me gusta!
Sudah lama tidak membaca penjelasan yang begitu menarik dan diterima akal sehat. Terima Kasih Om Kris untuk sharing ilmunya
Jadi.. Bali memang rawan gempa…Hanya saja tak banyak yang mau peduli dan mau melakukan tindakan-tindakan antisipasi. Misalnya bagaimana kalau gempa terjadi. Apa yang harus dilakukan?? Berlari berhamburan egitu saja? Yang begini kan perlu di latih ke anak-anak dan orang dewasa. Atau perlu ada jalur evakuasi setiap ada gempa. Ini berkaitan dengan Bagaimana dgn standar bangunan, apakah sudah diatur untuk tahan gempa??
Tapi… ya begitu itulah kita semua… Ramai pas gempa… satu dua hari kemudian… semua lupa lagi… semuanya toh baik-baik saja menurut kita. Lalu banyak darikita yang percaya begitu saja bahwa semua keselamatan dari gempa kemarin itu berkat doa-doa dan ritual yag digelar terus menerus dipulau Bali dan merasa gak perlu melakukan antisipasi jangka panjang. Ah… kita memang bangsa mistikus sejati.