Berita menyenangkan datang Kamis pekan lalu.
Desak, staf Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar bidang ekonomi, menelepon salah seorang pengelola BaleBengong. “Balebengong terpilih sebagai sebagai salah satu pelaku industri kreatif Denpasar,” katanya via telpon.
Menurut Desak, selain piagam penghargaan, BaleBengong juga akan mendapat uang pembinaan dari Pemkot Denpasar sebesar Rp 3 juta dipotong pajak.
Saya yang kebetulan akan lewat kantor Pemkot menawarkan diri ke sana. Sekitar pukul 11 siang saya sampai di ruang bidang Ekonomi dan bertemu Desak untuk mengonfirmasi kehadiran. Desak juga menunjukkan Surat Keputusan (SK) Walikota Denpasar tentang Penetapan Penerima Penghargaan Bidang Industri Kreatif di Kota Denpasar tahun 2013.
Dalam daftar 14 penerima penghargaan tersebut ada tertulis Balebengong.net. Lainnya adalah Yoka Sara (arsitektur), I Gusti Made Arsawan (kerajinan), Cok Abi (fesyen), Erick Est (film), Made taro (permainan interaktif), Navicula (music), Alm Kadek Suardana (seni), Janggo Paramartha (penerbitan), Bamboomedia (computer), Bemby Narendra (computer), Made Bayak (seni rupa), Made Widnyana Sudibya (fotografi), dan Ida Bagus Parwata (kuliner).
Mereka dipipilh oleh tim kurator untuk mewakili 14 bidang industri kreatif dengan latar belakangnya masing-masing. Saya juga sempat menanyakan siapa tim kuratornya pada Desak. Perempuan muda ini menunjukkan SK tim curator yang terdiri dari coordinator I Putu Gede Suwitra. Timnya I Wayan Geriya, Gusti Putu Anindya Putra, dan Made Marlowe Bandem.
Sepengetahuan saya, tim kurator tersebut ada yang budayawan, mantan pejabat Bappeda, musisi dan ketua Bali Creative Community, dan pengusaha agensi komunikasi.
Saya juga belum tahu latar belakang kenapa 14 pihak di atas terpilih. Mungkin nanti saat malam penganugerahan yang direncanakan Februari saat peringatan HUT Denpasar dijelaskan.
Desak meminta saya ke ruang Kepala Bagian Ekonomi I Made Saryawan yang membawahi pengembangan industri kreatif. Di ruang itu ternyata sudah ada Erick Est. Berikutnya setelah saya datang legenda hidup pelestari dolanan tradisional Made Taro.
Saryawan menerangkan kenapa Pemkot untuk kali pertama memberi penghargaan untuk industry kreatif ini. “Jangan dilihat nilai hadiahnya. Pak Walikota berharap dengan penghargaan ini bisa memunculkan pelaku-pelaku industry lain . Ini pertama kali,” ujarnya.
Kami berdiskusi selama sekitar setengah jam mengenai potensi industry kreatif sampai pelaksanaan Denpasar Festival. “Ayo berikan masukan agar Denpasar tidak kalah dengan kota lain yang sudah maju industry kreatifnya seperti Jogja,” pinta Saryawan. Di akhir perbincangan dia berharap para penerima penghargaan ini bertemu dengan Walikota dan mendiskusikan usulan-usulan ini.
Salah satunya yang sempat dibahas untuk mendokumentasikan Made Taro dan ragam dolanan tradisional yang pernah popular di Bali. Erick mengatakan sudah ada rencana hanya ia belum punya tim scenario dan riset yang bagus selain rencana pendanaan.
Sebelum pamit, Kabag Ekonomi ini memberikan buku tentang 5 tahun perjalanan Denfest, yang terakhir baru saja dilaksanakan bertema Creative Motion. [b]
selamat & sukses buat balebengong..