Oleh Luh De Suriyani
Balai Besar Veteriner (BBV) Denpasar meminta pemerintah juga mengawasi 48 titik koloni monyet di Bali dalam pencegahan rabies dan kontak langsung pada anjing. Koloni monyet di beberapa titik wisata di Bali juga harus dijaga kelestariannya.
“Sampai kini belum ada indikasi rabies pada monyet. Tapi ini hewan yang paling mudah bersentuhan dengan anjing karena hidup liar,” ujar Soegiarto, Kepala BBV Denpasar beberapa waktu lalu.
Di seluruh dunia, Soegiarto mengatakan memang belum ada laporan ada monyet di alam yang menularkan rabies. “Di negara wabah rabies seperti India dan Pakistan tidak ada dilaporkan ada monyet yang menularkan rabies. Namun, edukasi sangat penting terutama di daerah wisata khusus monyet di Bali,” ujarnya.
Ia meminta dalam status wabah rabies ini di Bali, tempat wisata dengan atraksi monyet memebuat peraturan ketat bagi pengunjung untuk tidak melakukan kontak langsung. Misalnya memberi makan atau bermain dengan monyet.
Di Kecamatan Kuta Selatan, yang menjadi daerah wabah rabies, koloni monyet terdekat ada di kawasan Uluwatu. Untuk membuat barrier, Dinas Peternakan Badung telah melakukan vaksinasi anjing pada jarak 500 meter dari koloni monyet.
Pada pertemuan teknis koordinasi penanggulangan rabies, I Made Badra Kepala Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Badung meminta masyarakat ikut mengawasi anjing-anjing yang mendekati lokasi koloni monyet di Uluwatu.
Pusat Kajian Primata Lembaga Penelitian Universitas Udayana pun menyiapkan strategi pencegahan penularan rabies dari anjing ke monyet yang berkoordinasi dengan Dinas Peternakan.
“Yang penting membuat barrier antara koloni monyet dan anjing. Jadi tidak boleh ada anjing dalam area populasi monyet serta jarak area bebas anjing ini minimal 500 meter,” kata Aida L.T. Rompis, Kepala Pusat Kajian Primata.
Selain Uluwatu, daerah koloni monyet lainnya di kawasan Kuta Selatan adalah area Batupageh dan Pura Geger.
Menurut Aida, yang lebih harus diawasi adalah para pemelihara monyet dalam rumah. Karena monyet peliharaan yang lebih dekat dengan binatang penular rabies lainnya seperti anjing dan kucing. “Yang memelihara monyet bisa melakukan vaksinasi,”
Sementara monyet di alam liar atau di kawasan wisata sulit melakukan kontak langsung dengan anjing. “Monyet mirip dengan manusia, menjadi host end dari rabies. Jika ada monyet yang kena rabies, dalam waktu sekitar 10 hari langsung mati. Jadi sulit bagi monyet menjadi penyebar rabies pada binatang lain. Karena itu yang dilakukan di Bali adalah mengawasi anjing untuk tidak mendekati populasi monyet” jelas Aida yang juga dosen mikrobiologi Fakultas Kedokteran Unud ini.
Senada Soegiarto, Aida juga meminta pengelola tempat wisata dengan koloni monyet seperti di Sangeh, badung, dan Monkey Forest Ubud memberikan peringatan bagi wisatawan untuk tidak melakukan kontak langsung dengan monyet.
“Monyet di alam tidak boleh diberikan makanan oleh pengunjung karena secara naluriah dia bisa mencari sendiri. Mereka adalah hewan liar, jadi biarkan seperti itu,” pinta Aida.
Selain rabies, penyakit lainnya yang bisa ditularkan monyet ke manusia adalah herpes B. Cercopithecine Herpesvirus-1, also known as B-Virus, is a member of the herpes group of viruses that occurs naturally in Macaque monkeys. Infection with B-Virus produces very mild disease in the monkey. Most have no obvious evidence of infection.
Menurut penelitian Pusat Kajian Primata Unud di sejumlah koloni monyet di Bali pada 2002 lalu, sekitar 80% seropositive herpes B. “Artinya, pada tes antigen tidak ditemukan virusnya,” ujar Aida. [b]
Versi bahasa Inggris artikel ini diterbitkan di http://www.thejakartapost.com/news/2009/01/03/check-monkey-colonies-rabies-local-administrations-urged.html
Mau Share Ya. Propolis bisa menjadi solusi kesehatan untuk berbagai penyakit, termasuk
Rabies , yg bekerja secara holistik. Propolis adalah zat yang dihasilkan oleh lebah sebagai obat dan pencegahan penyakit (seperti yang telah dinyataka dalam Q.S. An Nahl Ayat 69). Info tentang propolis dapat kunjungi obatpropolis.com
semoga bermanfaat
Rahmah