Dengan telanjang dada, laki-laki itu masuk ke sungai penuh sampah.
Kulit legam pundaknya agak berkilauan karena sinar matahari pagi itu. Dengan tongkat di tangan, dia menghalau tumpukan sampah tersebut dari tengah sungai ke pinggir.
Di tepi sungai, dua laki-laki mengeruk tumpukan sampah tersebut. Satu petugas mengambil dari sungai dan memasukkannya ke keranjang. Satu lagi mengangkat keranjang penuh sampah tersebut kepada teman lain yang berdiri lebih dekat ke truk hijau milik Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Denpasar.
Satu petugas lagi berdiri di bak terbuka truk tersebut. Dia bagian terakhir yang memasukkan sampah ke bak itu sebelum mereka membawanya ke tempat pembuangan sampah terakhir di Suwung, Denpasar Selatan.
Bau busuk sampah sangat menyengat ketika saya mendekati mereka kemarin pagi. Saya dalam perjalanan ke arah Kuta sekitar pukul 08.30 pagi itu. Melihat mereka berjibaku membersihkan sampah, saya tertarik untuk memotret mereka.
Sampah yang mereka kumpulkan tersebut hasil mereka menjaring sampah. Di sungai selebar sekitar 10 meter itu, mereka memasang jaring melintang. Jadi, tiap sampah, terutama plastik dan dedaunan, akan nyangkut di jaring tersebut.
“Tiap hari bersihin ya, Pak?” tanya saya kepada salah satu dari mereka.
“Iya. Biasanya sampai bersih sekitar jam 9,” jawabnya. Dia lanjut menerima sampah dari teman di bawah lalu, hup!, melempar keranjang berisi sampah itu ke truk.
Hasil kerja mereka langsung terlihat. Jika di satu sisi jaring tersebut penuh sampah, di sisi lain justru terlihat bersih. Rapi. Kilauan cahaya matahari pagi itu membuatnya terlihat lebih bagus.
Rombongan penjaring sampah di sekitar Banjar Buagan Jalan Imam Bonjol ini rombongan kedua yang saya lihat. Sebelumnya, sekitar 1 km dari sana, di sekitar jembatan dekat Jalan Nusa Kambangan juga saya melihat hal serupa.
Mereka bekerja dalam tim. Ada yang mengambil sampah di sungai (meskipun tidak sampai masuk air seperti di Banjar Buagan), memasukkan sampah ke keranjang, memasukkan ke truk, dan merapikan sampah di atas truk.
Di bagian lain, di dekat jembatan perematan Jalan Teuku Umar dan Jalan Imam Bonjol juga ada. Bedanya, di bagian ini mereka pakai perahu karet. Ada empat orang di dalam perahu itu yang membersihkan sungai.
Sekali lagi, hasil mereka memang keren. Terlihat jelas dari bersihnya sungai dari sampah. Ada lagi jembatan kecil untuk pejalan kaki di atas sungai tersebut. saya melihat nuansa berbeda di antara kotornya sungai-sungai di Denpasar pada umumnya.
Terima kasih untuk bapak-bapak yang rela berjibaku membersihkan sungai. Semoga kalian semua terus setia bekerja dan mendapatkan penghargaan selayaknya. [b]