“Suci itu untuk bisa merasa tenang dan bebas,” ujar Pande Kadek Heryana dengan karya foto rombongan orang bersembahyang melintasi laut dengan jukung.
Widnyana Sudibya, fotografer senior berpendapat bahwa makna ‘Suci’ itu luas. Tergantung tujuannya untuk bersih atau cuntaka (kondisi kotor secara spiritual). Tidak semua upacara termasuk suci, meski secara visual memiliki kemiripan. Harus dibatasi dengan pemaknaan tertentu, atau semua visual tentang upacara bisa masuk.
Widnyana yang budayawan turut serta dengan foto Melasti karyanya.
Mereka adalah dua dari 36 fotografer yang lolos kurasi online via grup Facebook dikuratori oleh Iwan Darmawan, fotografer senior yang sudah mengkurasi pameran ini sejak 1999. Ada 1.200-an foto dari 200-an fotografer di Bali yang mengirim foto hasil interpretasi visualnya pada ‘Suci’.
Menurut Iwan, ‘Suci’ adalah untuk menjadi bersih. Bukan tujuan yang utama, melainkan prosesnya sendiri yang dianggap suci. Foto-foto yang dipilih merupakan representasi dari pemahaman ‘Suci’ menurutnya.
Secara spesifik, foto yang dipilih hanya dari kategori Dewa Yadnya (persembahan suci kepada Dewa/ Sang Pencipta).”Dari sekian banyak foto yang masuk, sebenarnya poin yang dikirim sebagian besar tentang berbagai macam ritual sehingga terjadi kemiripan visual satu dengan lainnya di pameran ini,” tambah Iwan.
Pameran foto ‘Suci’ adalah bentuk provokasi positif Iwan pada fotografer Bali agar belajar membuat cerita dan memamerkan sendiri karyanya. Meski sudah banyak yang mendokumentasikan, tapi banyak yang sering lupa bahwa mereka belum melakukan apa-apa sebelum menyeleksi ulang karyanya. Banyak yang datang ke ritual tertentu dan memotret tapi belum bercerita.
Dari 36 foto yang dipamerkan, sebagian di antaranya memiliki kemiripan visual dengan karya foto yang dipamerkan di tahun-tahun sebelumnya. Masih menyajikan eksotisme visual pada alam dan budaya Bali secara umum meski disajikan dengan tema berbeda.
Keterangan yang disajikan dalam pameran masih sebatas informasi umum berupa judul, ukuran dan media cetak, tanpa informasi lebih tentang visual yang dianggap merepresentasikan kesucian atau perspektif fotografer tentang ‘Suci’ sendiri. Sehingga orang awam kurang mendapat informasi lebih tentang karya foto yang dipamerkan.
“Menuju Segara” foto karya Ni Komang Sri Riastuti adalah satu foto yang terlihat sedikit berbeda. Memiliki kecantikan yang sebanding dengan visual lainnya, tapi menampilkan pesan lebih yang berbentuk simbol perubahan kondisi geografi Bali.
Tebing-tebing yang dibelah menjadi akses jalan untuk wahana yang mendukung pariwisata Bali, dan di bagian kiri atas menampilkan visual pesisir dengan mesin ekskavator sebagai penanda daerah tersebut sedang mengalami pembangunan.
Karya 36 fotografer yang terangkum pada Pameran Foto ‘Suci’ masih bisa dinikmati dari 21 Agustus hingga 5 September di Griya Santrian, Sanur sebagai rangkaian dari Sanur Village Festival ke-10 bertema “Dasa Warsa”. [b]