Ruang baru hadir memadukan desain dan seni kontemporer.
CushCush dengan gembira mengumumkan kelanjutan lembaran baru yang menarik dengan meluncurkan CushCush Gallery, ruang persimpangan untuk desain kontemporer dan seni di jantung Denpasar.
Galeri akan dibuka dengan pameran Crucible pada 15 Juli 2016.
Pameran perdana tersebut akan menampilkan obyek patung yang tercipta dari kolaborasi antara Ross McLeod, desainer, pendidik dan akademisi yang berbasis di Melbourne, Australia dan CushCush Gallery. Ross yang diundang CushCush Gallery pada Januari 2016 sebagai creative-in-residence pertamanya, mengeksplorasi dari segi konseptual dan material dalam ruang dan waktu di Bali.
Melalui sketsa serangkaian cat air dan oil pastel, Ross membayangkan wadah sebagai sebuah ide, fungsi dan bentuk. Kemudian dia melanjutkan menerjemahkan sketsa ini menjadi gambaran riil dengan gambar tangan yang berusaha untuk menghubungkan ide awal dengan realitas fisik di atas potongan-potongan kayu pilihan dari tumpukan kayu (sumber kayu Suar yang alami) di samping CushCush studio workshop di Denpasar, Bali.
Gambar-gambar tersebut diambil sebagai sebuah bentuk meditasi. Awalnya lengkungan dan kurva digambar secara berulang kali sampai garis menjadi jelas dan tertanam sebagai bentuk gestur yang berkeseluruhan. Melalui teknik ini Ross berusaha untuk ‘merasakan’ bentuk dan garis dinamika dalam merespon kayu yang ia telah pilih.
“I became acutely aware of the differences between the thoughtful process of design and the haptic nature of crafting materials. I became mindful of the physical engagement and the expressive potentials that are manifest in the hand-crafting of objects,” kata Ross.
Hasil pemilihan kayu dan pola detail gambaran tangan dari karya sketsa Ross kemudian diteruskan ke pengerajin kayu di CushCush. Dari gambar-gambar dan petunjuk yang terinci pada masing-masing bagian kayu tersebut, para pengerajin mulai melakukan perjalanan kreatif mereka mulai dari pemilihan alat yang tepat untuk setiap bentuk yang tertera serta memberi sentuhan mereka di setiap permukaan garis potongan kayu yang dikerjakan.
Melalui proses-proses tersebut obyek patung yang terwujud dilihat sebagai karya kolaborasi antara Ross dengan para pengerajin kayu CushCush.
Koleksi ini pada akhirnya akan bertindak sebagai perenungan hubungan primal antara ritual dan kerajinan. Judul koleksi ‘Crucible’ mencerminkan keinginan untuk mengeksplorasi alchemical synthesis; yakni perpaduan dari fungsional, sculptural, material dan archetypal. Transformasi akhir dari Crucible akan terjadi sewaktu bentuk wadah tersebut memenuhi fungsi mereka sebagai obyek yang fungsional dalam kehidupan sehari-hari.
CushCush Gallery akan mempersembahkan program tahun andalan bentuk kegiatan pameran seni rupa yang terkurasi, dan terus berkembang membentuk program residensi, menciptakan ruang kolaborasi, memfasilitassi pertukaran antara komunitas kreatif and seni di Bali, Indonesia, dan juga internasional.
Pameran Crucible, kolaborasi Ross McLeod dan CushCush akan dibuka pada Jumat, 15 Juli 2016, pukul 18.00-20.00 WITA. Reservasi pembukaan pameran berakhir 12 Juli 2016 dengan menghubungi Ayu Indrawati (indrawati@cushcushgallery.com).
Pameran berlangsung 16 Juli s.d. 15 Oktober 2016, hanya dengan perjanjian pada kontak di atas. CushCush Gallery berlokasi di Jalan Teuku Umar, Gang Rajawali no. 1A Denpasar 80113 Bali Indonesia, Tel: +62 361 484558.
Tentang Dr. Ross McLeod
Sebagai seorang desainer, pendidik dan akademisi Ross melihat perannya sebagai salah satu pendorong ekplorasi yang kritikal terhadap isu-isu yang menginformasikan tentang desain budaya kontemporer. Pengalamannya di bidang desain furniture, desain interior dan arsitektur telah berperan dalam pembentukan framework metodologis untuk praktek kreatif yang mencakup disiplin ilmu desain.
Melalui karyanya Ross berkomitmen untuk mengembangkan dan merealisasisasikan proyek desain, praktek mengajar dan kegiatan penelitian yang semakin mererobos batas-batas kepekaan tata ruang kontemporer di sekelilingnya.
Dedikasi ini adalah evolusi pemikiran desain yang dipandang sebagai sebuah pemikiran yang diintegrasikan dalam profesi dan akademi dan yang aktif terlibat dengan komunitas desain internasional.
Ross adalah pendiri mcleodstudio. Studio itu telah bereksplorasi selama tiga dekade terakhir yang berpegang pada prinsip-prinsip desain dengan spesifikasi koleksinya pada patung dan furniture. Untuk informasi lebih lanjut silahkan mengunjungi: www.rossmcleod.com
Tentang CushCush
CushCush didirikan pada tahun 2002 oleh Jindee Chua dan Suriawati Qiu, adalah studio desain dan produksi yang berbasis di Bali, Indonesia .
Melalui pemikiran yang bijaksana, pemilihan sumber material yang unik dan pengerjaan yang artistik CushCush adalah partner pilihan dari arsitek, desainer dan seniman.
Di samping mendapatkan komisi komersial, CushCush telah mengembangkan proyek-proyek desain + seni yang juga berkesempatan untuk melakukan penelitian mendalam dan berkolaborasi dengan multi-disiplin ilmu.
Pendiri CushCush Jindee Chua dan Suriawati Qiu adalah lulusan dari sekolah RMIT Melbourne jurusan arsitektur dan desain interior. Mereka menuntut ilmu di Australia dan Singapura sebelum pindah ke Bali mengejar impian mereka .
Pada awalnya CushCush meluncurkan rancangan sarung bantal termasuk dengan kainnya. Namun terhenti karena perkembangannya tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Menariknya, teman-teman yang bekerja di bidang design dan arsitektur industri dan mantan kolega mulai mencari mereka untuk membantu mendesain sekaligus memproduksi produk tersebut sesuai dengan permintaan mereka.
Sejak itu, CushCush mulai berkembang – sebagai ‘designer’,‘maker’, ‘crafter’ dengan produk yang unik untuk digunakan di perhotelan, termasuk Four Seasons Kyoto, The Chedi Andermatt Swiss, Cheval Blanc Randheli Maladewa, Palace Hotel Tokyo, Mandarin Oriental Jakarta, dan Shangri -La Hotel Singapura.
Jindee dan Suriawati selalu tertarik dalam ruang di mana desain dan seni bertemu dan tumbuh di persimpangan untuk bersama-sama berkembang.
Pada tahun 2009, mereka menjadi ‘founder’ DesainLife, sebuah acara untuk reuni komunitas alumni RMIT Arsitektur dan Desain dan acara tersebut sudah berlangsung di berbagai kota dan acaranya diisi progam2 seni dan lokakarya, seminar dan kunjungan studio di kota2 dimana acara tersebut diselenggarakan.
Juga terbuka untuk alumni non-RMIT, DesainLife yang pertama diadakan di Bali, kemudian dilanjutkan ke Bangkok, Seoul dan Penang. Pada tahun 2010, CushCush bekerja sama dengan kelompok seni Beautiful/Banal yang berbasis di Singapura, dan menghasilkan INSITU Tenganan, yang merupakan kumpulan respond dari sekelompok perupa, designer, dan penulis dari perspektif seni untuk lebih mengenal kehidupan desa kuno Tenganan di Bali.
Karya-karya tersebut diterima dengan antusias ketika dipamerkan di National Geographic Store, London, dan sebagai bagian dari grup pameran Singapore International Foundation DiverseCity di Singapore Art Museum.
Pada 2016, CushCush meluncurkan LagiLagi yang berarti “lagi dan lagi” sebagai cara untuk memberikan kembali dan berbagi di Bali dengan menggunakan design seni sebagai peran utama. Inisiatif sosial ini menggunakan proses daur ulang dari sisa produksi yang didesain kembali dalam bentuk yang indah, dibuat sebagai benda yang bisa digunakan sehari-hari dan dijual di acara-acara khusus dan beberapa vendor pilihan di Bali.
Dana yang terkumpul kemudian disalurkan untuk bekerja sama dengan berbagai komunitas kreatif dan seni untuk menciptakan program2 kreatif yang bermakna untuk anak-anak di wilayah Bali.
Tentang CushCush Gallery
Diakses melalui jalan kecil di Denpasar, CushCush Gallery berada di studio CushCush. Suriawati ingat ketika mereka pertama kali melihatnya pada 2012, ‘ Itu adalah cinta pada pandangan pertama. Kami ingin ruang yang cukup besar untuk kantor kami, workshop dan sekaligus gudang. Sebelumnya tempat itu adalah bekas pabrik garment dengan ruangan yang luas,” katanya.
Segera setelah menetap, Jindee melihat potensi untuk mengadakan sebuah ruang untuk seniman lokal dan internasional yang bisa digunakan sebagai tempat untukexplorasi, kolaborasi untuk desain kontemporer + program seniberkualitas, yang bisa memperkaya pengalaman Bali. [b]