Sambil bekerja, dia mengurangi dampak buruk perilaku orang yang suka buang sampah sembarangan.
Peledakan bom di Bali pada tahun 2002 lalu telah menghilangkan profesi sebagian orang. Sektor pariwisata saat itu benar-benar terpuruk. Pemutusan hubungan kerja pun terjadi pada banyak orang. Demikian pula I Ketut Sudiarta yang saat itu bekerja sebagai cleaning service di Sari Club.
Pria berumur 36 tahun ini dipecat perusahaannya. Lalu, dia memilih pekerjaan sebagai pemungut botol sisa dan kardus. Dia mengaku tidak malu melakoni pekerjaan itu. Baginya, pekerjaan itu halal daripada tidak bekerja setelah tragedi tersebut.
Pak Ketut, panggilan akrabnya, selalu ada di setiap kegiatan bersepeda (fun bike) di Denpasar dan sekitarnya. Demikian pula Minggu kemarin. Dia tampak sibuk memungut botol sisa dan kardus di sela-sela keramaian orang.
Pak Ketut datang ikut bersepeda sambil melakoni tugasnya. Ibarat menyelam sambil minum air. Dari rumahnya di jalan Gatot Subroto VI Denpasar Utara dia setiap hari bersepeda mengelilingi kota mencari botol bekas. Sore harinya langsung di jual ke tempat penampungan di daerah Cargo, Ubung.
Botolnya dibeli Rp 2.000 per kilogram sedangkan kardus Rp 1.200 per kilogram. Rata-rata pendapatannya Rp 30.000 per hari.
Pekerjaan seperti yang dilakoni Pak Ketut lumayan mengurangi sampah botol di setiap acara-acara fun bike. Dia bisa mengurangi dampak buruk perilaku masyarakat yang kurang disiplin dan menyebabkan sampah berserakan di setiap acara fun bike itu.
Selain mendatangkan rezeki, pekerja ini juga membawa keberuntungan bagi Pak Ketut. Dulunya dia hanya memiliki sepeda tua. Tapi, karena rajin mengikuti acara fun bike, dia beruntung mendapat hadiah sepeda baru. Sepeda baru ini sering dia gunakan untuk mencari botol bekas. Demi keluarga, Pak Ketut menghilangkan semua rasa malu dan gengsinya.
Begitulah kisah seorang lelaki yang cinta bersepeda dan melakoni hidup sebagaimana mestinya. [b]
Tidak perlu malu atas pekerjaan kita sendiri, kalau seperti Malinda Dee itu baru harus malu.
Mengenai sampah, pernah saya naik mobil dari Denpasar menuju Besakih. Kira-kira di daerah Karangasem saya melihat ada seorang wanita menyapu depan rumah lalu membuang sampah ke selokan. Saya betul-betul geram melihat tingkah laku ini.