Keriuhan itu masih ada. Ini semua berkat orang itu.
Huh, kehadirannya memang sangat dinanti. Memecah ketegangan para peserta, berkat gayanya yang santai bak anak muda kekinian.
Wali Kota Denpasar, IB Rai Dharmawijaya Mantra, berkunjung ke OPSSH Trisma IV tahun 2016.
Kunjungan pada Olimpiade Penelitian Siswa Sains dan Humaniora dilakukan Sabtu (30/4) di SMAN 3 Denpasar.
Ajang bergengsi ini diselenggarakan untuk para peneliti muda dari kalangan SMP se-Bali. Walikota yang menjabat selama dua periode ini sangat mengapresiasi event tahunan ini. “Semua sekolah harusnya seperti ini. Karena penelitian itu modal seumur hidup,” katanya.
Kepada wartawan, kepala tertinggi di Kota Denpasar menyeletuk, “Otak kreatif yang begini, harus didorong. Bukan hanya café-café gitu.” Sambil mengenakan stelan baju batik berpadu celana jeans coklat dan sepatu kekinian, dirinya meninjau pameran-pameran para peserta dan penelitian Go-International dari siswa-siswi SMAN 3 Denpasar.
Agenda selanjutnya, para peserta diminta untuk mempresentasikan hasil karya di hadapan para dewan juri. Semuanya memasang raut tegang. Siapa berani berada di posisi mereka? Butuh nyali kuat untuk itu. Ada yang terbata-bata dan gugup setengah mati. “Yang paling galak di bidang Sains Terapan itu, Pak Adisu,” celetuk Hari Kesuma, salah satu peserta.
Secara keseluruhan, presentasi di masing-masing bidang lomba berjalan cukup alot. Dengan diwarnai beberapa canda tawa dari peserta saat sesi tanya jawab.
Tak hanya sampai di sana, Talkshow tentang penelitian masih menanti. Menghadirkan narasumber, I Made Andi Arsana, Ph.D, alumni SMAN 3 Denpasar angkatan XVII sebagai dosen Teknik Geodesi dan Geomatika Universitas Gadjah Mada (UGM) Yigyakarta. Dia memotivasi seluruh peserta dan panitia dengan kiat-kiat suksesnya.
Peraih beasiswa Magister dan Doktor dari Pemerintah Australia ini menuturkan bahwa para peneliti muda sudah seharusnya terus bermimpi setinggi langit. “Kalaupun jatuh, kamu akan jatuh di antara bintang-bintang,” celetuknya menyadarkan para audiens.
“Eksperimen yang gagal pun adalah sebuah penemuan yang baru dalam penelitian, jadi jangan takut gagal. Karena gagal pun keberhasilan penelitian juga,” lanjutnya.
Yang dinanti pun tiba: pengumuman para pemenang OPSSH Trisma IV, tahun ini. Walau ramai dan penuh sesak, suasana mendadak hening. Sebelumnya, I Made Wiramarta (25), Ketua Panitia OPSSH Trisma IV, menyampaikan laporan pelaksanaan acara ini di hadapan para peserta dan undangan. “Ya, total peserta adalah 56 judul penelitian. Dan persaingannya sangat ketat,” ucap lelaki berkacamata itu.
Akhirnya, SMP (SLUB) Saraswati 1 Denpasar, keluar sebagai juara umum OPSSH Trisma IV dengan raihan 2 emas, 5 perak, dan 3 perunggu. Mengukir sejarah, mereka berpotret bersama, membelakangi baliho OPSSH Trisma IV, ditemani riuhan tepuk tangan dari peserta lain.
“Terima kasih untuk semua pihak yang terlibat. Kepsek, Sponsor, Panitia Guru, dan Panitia Siswa dari Madyapadma dan KIR. Terima kasih sudah membantu,” ucap Wiramarta pada penghujung acara. Kini, selesai sudah ajang ini. Berkat kerja keras, semua berjalan lancar. Menjadi pembuktian, bahwa teamwork lebih berarti dari segala pencitraan. [b]