Teks oleh Rima, peserta Kelas Menulis Jurnalisme Warga
Pada angkatan ke-9 ini, Kelas Menulis Jurnalisme Warga diikuti aktivis Yayasan Spirit Paramacita, lembaga penanggulangan HIV dan AIDS di Bali.
Kelas Menulis Jurnalisme Warga ini merupakan kegiatan dua bulanan Sloka Institute, lembaga pengembangan media, jurnalisme, dan informasi di Denpasar, Bali. Bekerja sama dengan I’m An Angel, Sloka mengadakan pelatihan kelas menulis angkatan IX tersebut pada Sabtu dan Minggu, 10-11 September 2011 lalu.
Pelatihan di kantor Sloka jalan Noja Ayung, Gatot Subroto Timur, Denpasar berlangsung dari pukul 9 pagi hingga 5 sore.
Peserta pelatihan berjumlah 13 orang. Sebagian besar peserta merupakan staf dan relawan YSP, lembaga pendamping orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) yang dulu dikenal dengan nama Bali Plus. Saya satu-satunya peserta dari luar YSP.
Situasi pelatihan jurnalisme warga ini dibuat senyaman mungkin untuk peserta. Peserta duduk lesehan di lantai dan bebas bersandar di dinding ruangan berukuran sekitar 4×6 meter persegi. Sebuah meja panjang diletakkan di tengah-tengah ruangan lengkap dengan bantal duduk (cushion) merah muda di sekelilingnya.
Fasilitator pelatihan, Anton Muhajir, membuka pelatihan Kelas Menulis Warga ini pada pukul 9.30 pagi. Dia memulai dengan membagikan jadwal kegiatan acara kepada peserta. Wartawan lepas (freelance) yang pernah menulis untuk majalah Rolling Stone Indonesia dan buku Intisari ini juga menjadi pembicara materi Dasar-dasar Jurnalistik.
Menurut Anton, pelatihan ini ditujukan untuk para warga yang tertarik dunia media atau jurnalisme. Tujuannya agar warga tidak manja dengan hanya mengonsumsi informasi tapi juga memproduksi lalu membagi informasi ke khayalak ramai. “Saatnya Warga Memproduksi Informasi, Tak Hanya Mengonsumsi,” demikian motto yang terpampang jelas di spanduk berwarna hijau dan putih di dinding ruangan.
Kelas Jurnalisme Warga sendiri rutin diadakan sejak awal 2010. Pelatihan kali ini merupakan angkatan IX. Semua pelatihan diadakan gratis. Tidak dipungut biaya sama sekali.
Dalam pelatihan tersebut, peserta juga belajar tentang Berita Kisah dan cara mengelola blog. I Wayan Juniarta, wartawan The Jakarta Post, memberikan materi tentang berita kisah. Adapun Made Rahaji, anggota Bali Blogger Community (BBC), menyampaikan materi tentang blog pada hari kedua.
Usai pelatihan peserta diharapkan mampu mengirimkan kontribusi mereka. Kontribusi berupa tulisan dikirim ke balebengong.net yang dikelola Sloka Institute. [b]