Sudah lebih dari 10 kali, I Kadek Deva Mahayana (20) berkunjung di Nyarik Kopi. Deva mengaku sensasi ngopi di alam membuatnya betah datang berkali-kali. “Tentunya karena view-nya, lokasi di tengah sawah dengan view lengkap,” ujarnya. Deva menjelaskan, pemandangan lengkap itu meliputi gunung dan sawah, matahari terbit dan terbenam, saluran irigasi yang airnya masih jernih.
Selain lokasi, Deva mengaku konsep yang ditawarkan Nyarik Kopi tergolong berbeda. Konsep kopi keliling yang sederhana, harga kopi dan kudapan pas di kantong muda-mudi menjadi nilai tambah bagi Deva. Pengakuan serupa datang dari Ageng Parwata (25), berulang kali Ageng dan teman-temannya mengunjungi Nyarik Kopi.
Selain pemandangan dan harga yang terjangkau, Ageng mengaku penjual yang ramah dengan ciri khas motor klasik Astrea Prima tahun 90 membuatnya semakin betah. Pertama kali Ageng mengenal Nyarik Kopi melalui media sosial. “Saya kenal Nyarik Kopi di media sosial Instagram dari mengawali Nyarik Kopi buka melihat dari teman-teman banyak yang membagikan ke saya,” ungkap Ageng.
Nyarik Kopi berlokasi di Jalan Subak Bangkyang Sidem, Babahan, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan. Butuh waktu sekitar 1 jam 4 menit dari Kota Denpasar. Tiba di lokasi, Sabtu (20/01) disambut hamparan sawah dengan aliran air irigasi nan jernih. Jalannya hanya cukup dilalui sebuah mobil dan sebuah motor. Jalanan yang sempit itu semakin sesak karena para pengunjung memarkirkan motornya di sisi kanan dan kiri Jalan Subak Bangkyang.
Demi segelas kopi dan kudapannya, para pengunjung harus berbaris rapi untuk mengantri. Saat giliran tiba, pengunjung akan berhadapan dengan I Putu Hery Dana (32) dan Ni Made Dharma Wulan Kencana (27). Pasangan suami istri ini adalah figur di balik hadirnya Nyarik Kopi. Wulan, bertugas mencatat pesanan dan proses pembayaran, termasuk memberikan nomor panggilan pesanan kepada pelanggan. Hery sibuk meracik minuman pesanan. Aroma bubuk kopi robusta dari Pupuan merasuk ke hidung.
Kudapan yang tersedia sebagai teman ngopi yaitu edamame, ubi rebus, dan laklak biu khas Tabanan. Sedangkan kopi yang ada tersedia tiga varian, yaitu kopi tubruk seharga Rp5 ribu; kopi susu seharga Rp7 ribu; dan kopi cokelat seharga Rp7 ribu. Minuman hangat lainnya yaitu cokelat panas seharga Rp7 ribu; teh manis dibandrol dengan harga Rp5 ribu; teh lime seharga Rp7 ribu; dan teh rosella seharga Rp7 ribu.
Semakin sore, semakin ramai pengunjung Nyarik Kopi. Keramaian yang tidak pernah disangka oleh Hery dan keluarga itu berawal dari ide lama yang terpendam. “Kalau ide udah lama sih tiang (saya) ngelihat di Instagram, sebelumnya di Jawa banyak yang membuat kayak gini,” jelas Hery. Ia mengaku terinspirasi dari pedagang kopi keliling yang sudah lebih dulu menjamur di Jawa, seperti Yogyakarta dan Malang.
Ide itulah yang dieksekusi Hery menjadi Nyarik Kopi. Beberapa hal Ia siapkan seperti menggunakan motor Astrea untuk menambah kesan klasik, kopi dan jajanan khas Tabanan. Termasuk kotak kayu yang berisi seperangkat alat seperti ketel dan kompor portabel untuk membuat minuman. Lelaki yang bekerja di koperasi mengungkapkan, butuh waktu dua bulan lebih untuk mempersiapkan seluruh perlengkapan kopi kelilingnya.
Pengetahuan soal kopi dan pemasaran digital telah diperoleh Hery melalui usaha kedai kopi yang dibangun bersama teman-temannya. Logo Nyarik Kopi berwarna hijau muda berbentuk setengah lingkaran Ia ciptakan sendiri. Hery terinspirasi dari bentuk huruf ‘n’ dan memaknainya dengan setengah lingkaran, berupa matahari terbit dan terbenam. “Saya ingin ngasih tahu bahwa setengah lingkaran itu setengah matahari terbit dan tenggelam karena kebetulan Nyarik Kopi mangkal di matahari terbit dan tenggelam,” jelasnya.
Anak Muda, Kopi dan Gaya Hidup
Apabila mengecek dari Google Maps, Nyarik Kopi mendapatkan rating 4,7 dari 5. Sebanyak 17 akun menuliskan ulasan, 16 diantaranya bernada positif, sedangkan 1 akun menulis ketidakpuasan. Hery mengakui sejak viralnya Nyarik Kopi ada berkah dan kendala yang datang bersamaan. Ramainya pengunjung menambah pendapatan, tetapi Hery khawatir sebab konsep minim sampah yang diusung jadi belum tersampaikan. Sebelumnya, Hery menggunakan gelas enamel/gelas krenteng dengan loyang pizza sebagai nampannya. Jumlah gelas yang terbatas, membuat Hery menggunakan gelas kertas sebagai tambahan.
Ia juga mendapat komplain tentang akses parkir yang minim. “Jadinya pas saya buat kopi itu pecah konsentrasinya, lihat orang parkir menerima komplain dari warga sekitar dan pelaku usaha lainnya disini jadinya gak enak saya dalam hati,” jelas Hery. Menurutnya, pihak Desa Babahan sedang menyusun sistem parkir agar terkelola dengan baik.
Pilihannya untuk mangkal di Subak Bangkyang berawal dari survei lokasi. Pada 15 November 2023 adalah hari pertama Hery mangkal di Subak Bangkyang. Gerimis membasahinya dan sang istri, tidak ada pelanggan yang datang. Teman dan sanak saudara dihubungi untuk datang, akhirnya tiba 6 orang menjadi pelanggan pertama. Hery segera membuat konten video mangkal pertamanya dan Nyarik Kopi mulai dilirik. Satu per satu pengunjung datang, tidak lupa membuat konten. Kopi dan senja maupun kopi dan pagi, semua membuat ulasan. Hery pun demikian, Ia konsisten membuat konten. Suatu hari datanglah seorang pembuat konten ulasan makanan, seingat Hery konten dari si kreator itulah yang membuat Nyarik Kopi viral.
Puncak keramaian saat 3 minggu Hery mangkal. Saat itu Hari Minggu, matahari masih malu-malu menampakkan sinarnya. Namun, pengunjung dari berbagai daerah terus berdatangan. Hery memperkirakan jumlah pengunjungnya sekitar 200-an orang. “Saya belum siap, kompor cuma satu. Bahan-bahan dikit, ekspektasinya nggak sampai segitulah banyaknya, banyak yang cancel,” ungkap Hery.
Ngopi amat erat kaitannya sebagai potret citra anak muda dan bagian dari gaya hidup. Penelitian berjudul “Budaya Nongkrong Anak Muda Di Kafe (Tinjauan Gaya Hidup Anak Muda Di Kota Denpasar)” yang dilakukan oleh Ahmad Fauzi, dkk di tahun 2017 menunjukkan, kehidupan ekonomi dan sosial lebih berputar pada konsumsi simbol-simbol begitupun dengan gaya hidup yang menekankan pada citra (image) dan bukan lagi pada nilai guna atau kemanfaatan. Hal tersebut menunjukkan bahwa budaya ngopi saat ini erat kaitannya dengan meningkatkan image diri dan bukan lagi pada realitas yang sesungguhnya.
Penelitian yang dilakukan Oktafarel, dkk pada tahun 2021 menyebutkan, “coffee shops in the modern era play a secondary role in networking”. Mayoritas pengunjung kafe maupun angkringan didominasi oleh anak muda yang berkumpul dan membentuk jejaring baik formal maupun tidak formal. Kafe menjadi tempat yang disukai oleh anak muda untuk berkumpul maupun sekedar mampir untuk ngopi. Inilah yang menyebabkan usaha kedai kopi kian menjamur.
Namun, penelitian lainnya menunjukkan pergeseran tempat berjejaring anak muda, khususnya secara non formal. Menjamurnya angkringan dan kopi keliling yang mempertemukan kopi dan pemandangan alam, menjadi pilihan baru untuk bersua. Jurnal ilmiah berjudul “Representasi Image Anak Muda Dalam Budaya Ngopi” yang ditulis Dhaehasti Agustina Saputri, dkk menunjukkan banyak dari para pengunjung angkringan khususnya anak muda terlihat lebih nyaman dalam bersantai daripada di kafe.
Penelitian itu menemukan ada beberapa faktor yang membuat anak muda betah berbincang di angkringan. Seperti, harga yang terjangkau sehingga pengeluaran untuk membeli kopi dan kudapan minim. Fenomena budaya ngopi yang kian meluas, kemudian mendorong masyarakat luas khususnya anak muda untuk berani mencoba mengikuti kegiatan tersebut, baik karena kemauan sendiri ataupun mendapat pengaruh dari orang lain. Penemuan tersebut sesuai dengan yang disampaikan para pelanggan Hery, kopi dan kudapan yang murah meriah, adalah satu faktor utama anak muda selalu berdatangan ke Nyarik Kopi.
Konten di media sosial menjadi jembatan satu anak muda dan anak muda lainnya mengenal Nyarik Kopi. Rata-rata pendapatan per hari dengan durasi mangkal selama 3 jam yaitu berkisar 1 sampai 1,5 juta. Sedangkan saat pengunjung ramai, Hery dan keluarganya mampu menghasilkan 2 juta lebih sekali mangkal.
Harapan Hery tidak muluk-muluk, Ia ingin usahanya berjalan dan berkelanjutan. “Bisa running lama jualan disini, sustain, berkesinambungan dan gak mati. Saya dagangnya sama istri sekeluarga bisa cari rejeki,” harapnya.