Teks Luh De Suriyani, Ilustrasi Internet
Hampir 3000 orang mahasiswa baru Universitas Udayana mengikuti Student Day, sebuah acara selamat datang dan pengenalan kampus di universitas terbesar di Bali ini, Jumat sampai Sabtu (21/8). Ritual pengenalan kehidupan kampus tahun ini diisi dengan kampanye anti rokok dan anti kekerasan dengan menanggalkan segala jenis kegiatan perpeloncoan.
Sumpah mahasiswa masih menjadi mantra Student Day. Bunyinya, kami mahasiswa Indonesia bersumpah bertanah air satu tanah air tanpa penindasan. Kedua, kami mahasiswa Indonesia bersumpah berbangsa satu, bangsa yang gandrung akan keadilan. Ketiga, kami mahasiswa Indonesia bersumpah berbahasa satu bahasa kebenaran.
Kampanye anti kekerasan dan pengembangan kreativitas ini coba dilakukan salah satunya dengan demonstrasi unit kegiatan mahasiswa (UKM) yang ada di Unud. Belasan UKM mempertunjukkan prestasi dan kemampuannya di hadapan mahasiswa baru untuk menarik minat mereka untuk terlibat.
Misalnya UKM Wushu memperlihatkan atraksi olah tubuh ala kungfu, barongsai, dan atlet-atletnya yang berprestasi di tingkat lokal dan nasional. Ada lagi UKM Marching Band, silat Perisai Diri, Karate, pers mahasiswa, debating society, science club, dan lainnya.
Mahasiswa baru mengenakan baju seragam hitam putih. Mahasiswa putri harus mengikat rambutnya dengan pita merah putih sedangkan yang pria rambutnya dipotong cepak. Mahasiswa mendapat sanksi jika terlambat datang, membawa rokok, dan melakukan keributan.
“Student day sangat menarik di bagian pengenalan UKM. Saya senang sudah tidak ada ospek yang mengharuskan pakai atribut aneh dan tugas-tugas aneh,” ujar Rahayu Astuti, mahasiswa baru jurusan Farmasi. Yang agak memberatkan buatnya adalah jarak kampus Unud di Bukit Jimbaran yang sangat jauh dari Denpasar, ditambah kemacetan di jalanan.
Udayana mempunyai dua kampus, di Jimbaran dan Denpasar. Jarak Denpasar-Kampus Unud Jimbaran sekitar satu jam perjalanan jika lancar. Tidak ada angkutan umum di rute ini sehingga tiap mahasiswa harus menggunakan kendaraan pribadi. Inilah salah satu penyebab makin padatnya jalanan Bypass Ngurah Rai selain digunakan oleh wisatawan dan pekerja industri wisata.
Rektor Unud Prof dr I Nyoman Bakta dalam sambutannya mengatakan student day tidak melanjutkan tradisi kekerasan yang biasa muncul dalam penyambutan mahasiswa baru seperti beberapa tahun sebelumnya. “Semangatnya adalah membantu, pertemanan dan tindakan kekerasan tidak mendapat tempat,” demikian pesannya.
Hal ini diisi dengan berbagai stadium generale pengembangan wawasan dan debat. Misalnya soal alokasi dana pendidikan dan rencana pemerintah menetapkan UU badan hukum pendidikan (BHP). “Kami berharap mahasiswa tak hanya memikirkan kepentingan pribadi tapi juga mengasah sense of crisis dan sense of humanism,” ujar Adji Prakoso, Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Unud.
Dalam debat, didiskusikan mengenai kemungkinan makin mahalnya pendidikan karena upaya privatisisasi lembaga pendidikan. UU ini telah dibatalkan Mahkamah Konstitusi tapi dicurigai masih akan dilanjutkan dengan regulasi bentuk lain. [b]
Keterangan: Versi bahasa Inggris tulisan ini dimuat di The Jakarta Post. Foto diambil dari sini.