Teks Luh De Suriyani, Foto Lukman S Bintoro
Tanggap flu burung sudah disebarluaskan ke asosiasi peternak, petugas karantina, pelabuhan, dan pedagang unggas di Bali.
Sedikitnya 80 unggas ditemukan positif flu burung sejak Februari hingga 18 Maret. Tiap ternak yang dilaporkan dan ditemukan mati, dilakukan rapid test flu burung. “Kami sudah mengeluarkan pengumuman siaga dan kewaspadaan penuh karena musim flu burung kembali menjangkiti unggas seperti terjadi di sejumlah daerah di Indonesia,” ujar Kepala Dinas Peternakan Bali I Putu Sumantra, Selasa lalu di Denpasar. Sejumlah desa dan kecamatan ditemukannya unggas positif flu burung adalah Sobangan-Badung, Peguyangan Selatan-Denpasar, Penebel dan Marga-Tabanan, dan Kapal.
Satuan tugas waspada flu burung yang sudah ada melakukan focal culling pada puluhan hewan yang unggas lain yang kontak langsung dengan terinfeksi flu burung. “Jumlah yang diamankan masih skala kecil. Semoga tak menyebar,” ujar Sumantra.
Petugas kandang, pedagang ayam, dan pihak lain yang kontak langsung dengan unggas menurutnya sudah sigap dengan tata cara pencegahan flu burung. Misalnya meninggatkan bio security dan sigap mengontak petugas kesehatan hewan untuk rapid test.
Sementara di RS Sanglah Denpasar, tim penanggulangan flu burung juga telah melakukan siaga dan persiapan ruangan jika ada warga yang mengalami gejala. “Belum ada satu pun warga yang terdampak flu burung di Bali, tapi kami sudah melakukan early warning tim medis,” kata dr Ken Wirasandhi.
Dua rumahs akit yang terlatih dan punya ruangan khusus adalah RS Sanglah Denpasar dan RSUD Tabanan. Kedua rumah sakit ini sebelumnya pernah menangani suspect flu burung pada 2007 lalu. Sedikitnya 30 orang pasien suspect flu burung dan dua meninggal dunia. [b]
Foto diambil dari blog Lukman S Bintoro.