Teks Arie Bogel, Ilustrasi Internet
Publishing? Apa ya itu? Publishing yang akansaya ulas adalah mengenai penerbitan suatu media cetak, baik koran,majalah, dan sejenisnya. Penerbitan media cetak saat ini memang mengalami masa pasang surut terutama saat krisi global tahun kemarin. Karena biaya cetak meninggi dan para advertiser (pengiklan) sangat hati-hati dalam memasang iklan mereka. Pendapatan iklan pun menurun dan berimbas dengan operasional suatu media cetak.
Banyak media cetak yang gulung tikar, mengurangi jumlah karyawan, tidak hanya di dalam negeri. Justru media-media cetak di luar negeri yang besar-besar malah lebih banyak yang bangkrut.
Untuk mengatasi masalah ini, beberapa media cetak mulai mengurangi oplah mereka. Dan mereka banyak yang lebih memfokuskan untuk men-“digitalkan” edisi cetak mereka. Digitalisasi ini menguntungkan mereka karena biaya akan lebih bisa ditekan dan jangkauan pun bisa sangat luas.
Oh ya, sebelum cerita lebih lanjut, saya akan jelaskann digital publishing itu bagaimana. Apakah sama ya dengan media online? Menurut saya digital publishing itu secara sederhana diartikan sebagai mencetak media dalam bentuk digital tidak mencetak ke bentuk kertas (koran,majalah,dll), atau dapat dikatakan edisi cetak yang dionline-kan secara digital. Jadi bentuk layout dan isi termasuk iklan-iklannya sama dengan edisi cetak.
Digital publishing biasanya menggunakan file dalam format PDF. Sedangkan media online lebih ke arah portal berita dimana berita yang ditonjolkan adalah ke-update-an dari beritanya. Kelihatankan perbedaannya. Kalo digital publishing biasanya sudah tidak diupdate lagi, karena mengambil edisi cetak, dan menguntungkan buat klien pemasang iklan, karena iklan full nongol sesuai dengan yang di cetak.
Digital Publishing ini sendiri dipilih untuk lebih mengefisienkan biaya dan memperluas cakupan pembaca karena dipublish di internet (keterbatasan hanya pada bahasa. Hehehehe). Dimungkinkan sebuah media hanya memiliki kantor kecil, untuk tempat mengedit artikel dan layout tanpa harus pusing memikirkan pencetakkan korannya. Penyedia jasa digital publishing ini juga cukup banyak tersedia dari yang gratisan, tentu dengan beberapa fitur-fitur yang tidak aktif, sampai yang berbayar.
Beberapa penyedia jasa tersebut adalah Issuu layanan ini gratis namun ada juga layanan pro dengan biaya $19/bulan tentunya dengan tambahan beberapa fitur menarik.
Kemudian layanan lain yang sudah terkenal adalah dari Pressmart. Layanan ini adalah layanan berbayar dengan beberapa fitur menarik. Harganya mulai $25 perbulan. Fitur-fitur seperti keyword search, mobile format, iklan, dan lainnya ada di layanan ini. Pressmart cukup terkenal di dunia digital publishing. Di Indonesia juga banyak yang memakai layanan ini seperti untuk e-papper Media Iindonesia (kalo tidak salah). Sebenarnya masih ada lagi yang lain. Cuma yang saya ketahui hanya dua layanan tersebut karena sempat ikut seminar dan presentasinya.
Bagaimana kiprah Digital Publishing ini di Indonesia negara yang kita cintai ini? Saat ini untuk digital publishing atau e-papper sudah banyak digunakan di Indonesia baik dari koran, majalah, dan lain-lain. Media yang menggunakan antara lain Bali Post, Media Indonesia, Kompas, dll. Kenapa mereka menggunakan e-papper ini? Salah satu faktor utama adalah karena ingin memperluas area pembaca mereka. Saat ini e-papper masih belum digunakan untuk upaya efisiensi pengurangan oplah cetak. Selain itu karena untuk penambahan pembaca, otomatis akan meningkatkan pendapatan iklannya.
Benarkah bisa menambah area pembaca hingga keseluruh dunia? Bisa dikatakan iya dan juga bisa dikatakan tidak. Mengapa? Karena kita ketahui internet memang saat ini tidak ada batas namun yang menjadi pembatas bagi media-media ini adalah “BAHASA”. Kebanyakan masih menggunakan bahasa Indonesia dan belum ada traslate ke Bahasa Inggris. Jadi non-Indonesia akan tidak membacanya,dan bisa dilihat peningkatan pembaca menjadi tidak terlalu signifikan. Dengan kata lain masih menyasar pembaca dari orang Indonesia yang merantau di seluruh dunia.
Mungkinkah digital publishing ini akan menggantikan paper publishing di Indonesia? Menurut saya sih tak mungkin. Sebab (1) belum semua rakyat Indonesia mendapatkan Koneksi Internet apa lagi koneksi yang layak, (2) belum semua rakyat Indonesia melek teknologi walaupun hanya untuk sekedar browsing google, (3) masih mahal dan sedikitnya alat E-Reader portabel yang tersedia, (4) saat menanyakan ke banyak orang, membaca koran cetak rasanya lebih beda dibandingkan membacaa koran digital. Ada perasaan tertentu saat memegang kertas koran tersebut, apalagi ditemani oleh segelas teh atau kopi hangat. Mungkin ini yang membikin orang harus tetap membaca koran.
Nah bagaimana menurut anda mengenai digital publishing? Kita tunggu seiring berjalannya waktu saja. Yang jelas saat ini paper publishing masih di depan. [b]
menurut saya, media cetak tak akan punah. akan selalu lebih menyenangkan membuka halaman demi halaman buku/koran/majalah yg kita baca, dan klo ada lalat ato nyamuk yg ganggu, gulung2, keplak!! pake media cetak tadi!
*tulah keunggulan cetak, sepertinya tak ada orang yg tega menggunakan iPad ato monitor atau e-book reader utk ngeplak lalat yg mengganggu*
setuju setuju dengan bli gung… taksu saat pegang koran itu yg blm bisa dikalahkan…hehehehe