Pekan ketiga bulan September jadi pekan yang seru jika kamu tinggal di Bali. Kenapa? Karena selama sepekan Minikino Film Festival hadir untuk memberi dosis harian yang pas bagi film-film pendek yang belum kamu tonton.
Kenapa ini lebih seru dari yang dibayangkan? Ya, karena film-film ini hanya baru akan tayang di festival ini saja. Gerai-gerai bioskop sepertinya tidak akan menayangkan film-film pendek ini. Terlalu banyak film horor yang antri untuk ditayangkan dan minta segera balik modal.
Kembali ke Minikino Film Week, tahun ini, festival ini telah memasuki tahun ke 9. Selanjutnya akan kita sebut sebagai MFW9 untuk memudahkan penulisan. Seperti tahun-tahun sebelumnya, MFW9 membuka layar di beberapa tempat di Bali. Sepertinya semangatnya masih sama yaitu untuk memberikan ruang alternatif bagi sebanyak mungkin orang untuk datang dan menikmati film-film pendek dari seluruh dunia.
Sibuk menjadi budak korporat di hari-hari kerja, tahun ini saya kira tidak akan sempat untuk datang dan terhibur dengan film-film pendek di Minikino, namun Jumat malam lalu ada waktu kosong dan saya langsung sempatkan untuk datang. Saya tidak mahu menunggu satu tahun lagi untuk menanti film-film pendek yang diputar.
Saya datang di pemutaran dengan tema “Dilemma” dan “Quirky” yang diselenggarakan di Alliance Francaise Bali, 22 September 2023. Saya tertinggal untuk mengikuti tema Dilemma, namun saya datang tepat waktu untuk menyaksikan film-film dengan tema Quirky.
Film-film dengan tema Quirky mulai diputar pukul 20.45 WITA. Film yang akan ditayangkan untuk usia 13+ dengan durasi sepanjang 73:51 menit. Tema ini hadir dengan pengantar, “Cobalah untuk santai dan bersiaplah untuk menikmati selera humor yang tidak biasa.”
Kata quirky sendiri merupakan kata sifat. Dalam arti yang disadur dari internet, quirky berarti, “characterized by peculiar or unexpected traits.” atau sederhananya, karakter yang unik dari seseorang. Dalam hari-hari, biasanya orang akan bilang, “her sense of humor was decidedly quirky” atau “Lah selera humornya unik banget ya.”
Namun, itulah yang menarik. Selera humor bisa jadi sangat personal. Dalam bahasa yang lain, selera humor adalah hal yang unik. Seseorang bisa tertawa dengan satu hal, namun tidak tertawa dengan hal lain. Begitupun sebaliknya.
Studi yang dilakukan oleh Omwake, Louise, selera humor selain mempunyai kaitan erat dengan karakter personal, hal ini terkait juga dengan jenis kelamin dan usia. Dalam penelitian tersebut, ditemukan bahwa tidak ada jokes yang baik atau buruk. Inilah mengapa selera humor dan komedi menjadi hal yang sangat unik, atau quirky.
Untuk itu, selain tidak boleh menilai buku dari sampulnya, mungkin perlu juga ditambahkan bahwa kita tidak bisa menilai orang dari selera humornya. Okesip!
Kembali ke MWF9, selama 73:51 menit film-film pendek dengan komedi-komedi tidak biasa ditayangkan. Saya tidak mengingat semuanya, namun saya akan berbagai keseruan beberapa film yang bagi saya cukup menarik.
Yang pertama, saya menyukai film pendek berjudul “Cristiano” yang berasal dari Spanyol. Film tentang seorang trans yang ingin masuk seminari dan menjadi pastor namun membutuhkan persetujuan dari seorang pastor senior.
Terjadi perdebatan yang sengit. Namun percakapan tetap dibalut secara jenaka. Saya rasa selain lucu, film ini juga hangat. Karena di akhir film, terjadi saling pemahaman antara si calon siswa seminari dan pastor senior. Dan bukankah, dalam hidup kita butuh lebih banyak memahami dan sedikit membenci? Film yang sangat berkesan.
Film yang lain yang menarik perhatian saya adalah “Hidari,” sebuah film animasi dari Jepang dengan gaya stop motion yang ciamik. Dibubuhi action yang memukau, Hidari membuat adegan tarung yang saya pikir cukup seru untuk diikuti.
“Attack on cholesterol” juga menarik. Film ini berasal dari Indonesia. Film ini gambarkan bagaimana kolesterol baik dan kolesterol jahat berantem di dalam tubuh. Konsep ini sendiri pernah saya tonton di anime Cells at Work!. Tapi yang bikin film pendek ini menarik tentu komedi anehnya dan ekspresi-ekspresi yang komikal. Cukup menimbulkan untuk gelak tawa penonton.
Selain itu, ada film Perfect Match dari Hongkong. Singkatnya film ini nyeritain seorang perempuan yang lagi konsul ke semacam penasihat cinta soal laki-laki seperti apa yang harus dia pacari. Sang penasehat menawarkan berbagai pilihan, mulai dari cowok sixpack, atau yang pintar, atau dengan panduan horoskop, tapi, tak ada yang benar-benar cocok. Hingga kemudian si penasihat menawarkan untuk berkencan dengan kura-kura. Khas film Hongkong yang menyenangkan untuk ditonton sepertinya.
Terakhir film dengan judul Ibu-ibu mengunjungi sebuah kota namun dalam bahasa Spanyol. Film yang hangat tentang bagaimana sekumpulan ibu-ibu mengunjungi sebuah kota dalam tour bersama. Karakter-karakternya cukup aneh dengan gaya ibu-ibu yang sangat khas. Misalnya, lebih banyak mengambil gambar dan menghiraukan pemandu.Atau ibu-ibu yang tidak cukup tertarik dengan tournya. Semuanya bergabung dan diakhiri dalam gosip malam yang berakhir dua orang ibu-ibu tidak akan ikut untuk tour tahun selanjutnya.
Menyenangkan sekali memang hadir di pemutaran film MWF9 kali ini. Seperti medium cerita-cerita lain, film pendek memang medium film yang punya keseruannya tersendiri.