Masa depan. Satu detik kemudian juga adalah masa depan.
Kita sebagai manusia mempunyai impian dalam hidup kita. Tentunya untuk masa depan yang lebih baik. Namun, apakah alam juga bisa bermimpi?
Jika Arsitektur kita analogikan sebagai seorang laki-laki dan alam adalah seorang perempuan, maka jangan biarkan arsitektur memperkosa alam. Lihatlah perempuan-perempuan yang trauma dengan kasus-kasus pemerkosaan. Rasakan bagaimana perasaan mereka menjalani kehidupan ini dengan ketidaknormalan yang mungkin akan terus berlangsung seumur hidup.
Jadi, yang cenderung bermasalah adalah si perempuan bukan si laki-laki. Memang sekilas tidak ada hubungannya antara arsitektur, alam, dan kasus-kasus pemerkosaan. Itu semua hanya analogi.
Di Bali kita punyai arsitektur tradisional Bali. Arsitektur tradisional Bali yang benar-benar tradisional ini terlukis di imajinasi saya sebagai sosok laki-laki yang bertanggung jawab terlebih kepada alam sebagai perempuannya. Kehidupan mereka di masa depan pasti akan lebih harmonis karena akan terlahir arsitektur Bali modern futuristik. Arsitektur ini sebagai anak-anak mereka yang seharusnya mampu mempertahankan dan meningkatkan perjuangan kedua orang tua mereka, bukan hanya demi dirinya sendiri tetapi juga demi manusia dan alam yang begitu indah.
Arsitektur Bali modern futuristik akan menjelma sebagai arsitektur masa depan dengan karakter harmonisasi yang tinggi karena ada proses akulturasi antara arsitektur tradisional Bali, alam, manusia dan perkembangan zaman. Tentu saja semua itu akan terjadi jika impian manusia dengan impian alam mampu berjalan seirama. Semoga alam menginspirasi para arsitek agar tetap berkarya sejalan dengan alam. [b]
Suatu analogi yang cukup relevan, dan patut di cermati makna dari analogi tersebut dan di aplikasikan ke dalam design2 nyata oleh para arsitek.
Thank buat infonya…..
Blognya juga keren abizzzz!
Bagi yang membutuhkan jasa Arsitek Bali,silahkan mampir di blog saya, http://tsgarchitectureanddesign.blogspot.com.
Sukses selalu….