Dari bambu, lahirlah aneka karya arsitektur bermutu.
Architect Under Big Tree (AUB3) bulan ini kami mundurkan satu minggu. Pembicara yang kami hadirkan di edisi ini adalah Putri Wiwoho tim interior dari PT. Bamboo Pure.
Dari yang kita tahu, PT. Bamboo Pure ini menangani keseluruhan proyeknya dengan bambu. Karena itu, kami cukup tertarik dengan interior yang mereka kerjakan dalam proyeknya. Keunikan sebuah bambu menjadi interior ternyata diakui sangat amat menantang dan menyenangkan menurut Putri sebagai art director di tim interior PT. Bamboo Pure.
Dari awal terbentuknya sebuah ide, ternyata bekerja dengan material bambu itu sangat amat fleksibel. Ada kalanya material yang ada sangat amat membantu ada kalanya juga material tersebut tidak datang sesuai yang diharapkan. Maka penyesuaian desain pun diperlukan.
Putri bercerita dari awal dia membuat ide, berawal dari sketsa beberapa ide hingga pembentukan mal di lapangan yang dia tuangkan dari sketsa langsung. Menurut Menurut Putri, biasanya dari beberapa sketsa ide, sketsa pertama lah yang akhirnya terlaksana.
Ternyata dalam prosesnya mendesain interior dari bambu berbeda dengan mendesain interior pada umumnya. Proses digital akan memakan waktu lebih lama dan kurang dapat memberikan ukuran pasti. Sketsa tangan lah yang dapat lebih mudah dilaksanakan dalam proses.
Pada saat dilapangan hal unik lainnya adalah saat membuat mal. Elora Hardy yaitu anak dari John Hardy pemilik PT. Bamboo Pure yang turun langsung dalam setiap proyeknya selalu menginginkan desain-desain yang dinamis sehingga ukuran yang akan didapat harus disimulasikan langsung oleh manusia, lalu akan didapatkan ukuran pasti dari acuan manusia bergerak.
Hampir semua pelaksanaan lapangan interior di proyek PT. Bamboo Pure dilakukan seperti itu. Pada malam itu yang dihadiri juga dari rekan-rekan PT. Bamboo Pure yang lain, Putri banyak mempresentasikan proyek terbaru mereka yaitu Sharma Spring.
Dalam proyek terbarunya Putri bercerita kombinasi material bambu dengan material lain. Seperti di daerah basah seperti bathroom menggunakan tembaga untuk dinding dan lantainya. Dalam hal ini desain tembaga diberi ukiran khusus, mereka bekerja sama dengan tukang pande setempat khusus untuk mendesain ukiran dan membentuk pola di lapangan.
Dari beberapa proyeknya, Putri menceritakan tentang desain yang didapat banyak yang masih dalam tahap design development, di mana beberapa desain proyek masih dalam trial and eror dan penyempurnaan akan dilanjutkan dalam proyek selanjutnya. Kebetulan dalam proyek terbarunya Sharma Spring ini sang pemilik membebaskan tim desain dalam mengeksplorasi bentuk dan desain. Terbukti dari yang mereka presentasikan interior yang unik seperti kompor yang berbahan alas dari batu, dan beberapa daybed unik.
Penuh Tantangan
Sesi tanya jawab pun dimulai. Terlihat audience yang sangat puas sekaligus penasaran dengan desain-desain PT. Bamboo Pure ini. Pertanyaan pertama datang dari Lia tentang desain yang paling berkesan dari semua proyek yang pernah Putri kerjakan. Menurut Putri, saat dia mendesain kompor beralas batu itulah yang sangat sulit dan penuh tantangan. Putri mengatakan dia harus membongkar desain utama kompor set yang sudah ada dan khawatir akan masalah safety karena seperangkat kompor yang sudah dibuat sedemikian baik harus dia bongkar dan sesuaikan dengan desain yang dia buat.
Tapi Putri juga menjelaskan bahwa desain ini masuk ke dalam design development. Lia pun menanyakan bagaimana dengan sifat bambu dan jenis bambu apa saja yang digunakan. Menurut Putri sifat bambu itu flexible, natural, dan mudah dibentuk, banyak jenis bambu yang digunakan untuk interior beberapa seperti bambu petung (bambu berukuran besar) yang bisa dijadikan split halus, split natural, bone warna hitam dan natural lalu bambu tali, bambu lidi yang dapat dijadikan bahan dasar lantai, bambu duri sebagai bahan railing. Semua bambu berasal dari lokal yaitu dari daerah Bangli.
Pertanyaan kedua datang dari Rutvi, yang bertanya, “How do you feel to work on site?” Satu jawaban pasti dari Putri yaitu complicated, penuh tantangan, apabila desainnya berhasil dia senang apabila tidak dia akan terus memperbaikinya untuk jauh lebih baik. Putri juga memaparkan butuh waktu enam bulan untuk memahami, beradaptasi mempelajari serta menganalisis bambu dari awal dia masuk PT. Bamboo Pure.
Pertanyaan selanjutnya datang dari Eva yang menanyakan tentang sebelum pengaplikasian bambu tersebut apakah ada finishing tertentu terhadap lembap dan durabilitynya. Dijelaskannya PT.Bamboo Pure memiliki tim khusus penilitian untuk treatment bambu tersebut, terutama untuk masalah yang sering dihadapi yaitu jamur pada bambu dengan menggunakan anti jamur yang sejauh ini masih aman digunakan.
Pertanyaan terakhir datang dari Sista, tentang PT. Bamboo Pure itu mencakup dalam pekerjaan apa saja dia pernah melihat maket dari proyek PT. Bamboo Pure itu berada di lahan datar akan tetapi yang dia lihat kenyataanya proyeknya selalu di lahan berkontur dan pada saat proses apakah desain tersebut akan terpaku pada satu ideologi. Putri menjelaskan, PT. Bamboo Pure memiliki tim-tim dari arsitek, interior, grafis, landscape, penilitian, hingga purchasing. Untuk masalah maket, mereka selalu menyesuaikan dengan kondisi site setiap proyeknya dan study site dilakukan terlebih dahulu.
Akhir dari presentasinya Putri memberikan pesan bahwa jangan takut untuk mewujudkan mimpi, terus bermimpi apa yang kita inginkan dan terus berusaha juga untuk mewujudkan mimpi kita. [b]
Foto dari Green School.
SANGAT BAGUS..!!! sebuah kreasi yang memadukan seni,arsitektur dan kontruksi
sangat indah dipandang mata dan sangat menunjang fungsinya…saya sangat kagum dan berharap ide2 lain bisa diwujudkan untuk menambah desain2 dan model dalam pembangunan negeri ini…