Teks Ari Bogel, Ilustrasi Internet
Saya terkejut juga saat membaca detik.com pada Selasa malam lalu. Detik.com memberitakan bahwa uang nasabah BCA di Kuta dan Denpasar raib tanpa adanya transaksi. Sampai saya tulis artikel ini pada Rabu (20/01) sudah ada 15 orang yang melaporkan kejadian ini ke polisi. Pihak BCA bersama Bank Indonesia (BI) dan Kepolisian sudah melakukan investigasi terhadap kasus ini. Uang nasabah yang raib secara tiba-tiba ini akan diganti oleh pihak BCA. Uang raib bervariasi dari 1 juta sampai puluhan juta.
Namun, ternyata tidak hanya nasabah BCA yang mengalami kebobolan. Nasabah BNI dan Permata Bank juga ada yang kebobolan. Penyelidikan awal, otak pelaku pembobolan ini sudah ditangkap. Otak pelaku ini berasal dari Rusia dan memiliki jaringan di Indonesia.
Mereka mungkin menyadari kalo sistem keamanan mesin pengambilan tunai alias ATM di Indonesia sangat lemah, dari system sampai usernya. Kartu ATM masih menggunakan magnetis tape dan belum menggunakan sistem chip.
Berikut ini saya share modus pembobolan ini. Bukan karena saya seorang pelaku, tapi karena saya sempat menyimak metode ini di beberapa media. Dan ini bukan metode yang canggih yang sampai hacking ke system yang ada.
Metode yang digunakan adalah menggunakan alat Skimmer ATM. Skimmer ATM adalah merupakan alat yang digunakan untuk merekam data pada magnetis tape di kartu ATM dan kemudian digunakan untuk menggandakan pada kartu ATM kosongan.
Terus bagaimana cara meletakkannya di mesin ATM? Simpel alias sederhana!
Pertama pelaku menaruh alat skimmer ini pada lubang untuk memasukkan kartu ATM (terutama pada mesin ATM yang tidak menggunakan pelindung skimmer). Alat Skimmer ditemepel dengan menggunakan doubletip atau sejenisnya. Jadi kebanyakan pengguna ATM tidak akan menyadarinya.
Bagaimana dengan PIN? Ini juga tak kalah gampangnya. Pelaku cukup menaruhkan spycam pada lokasi strategis, di mana spycam dapat merekam keypad dan layar monitor. Ini akan cukup mudah dilakukan bila keypad tidak menggunakan pelindung.
Beberapa saat pelaku akan mengambil alat Skimmer dan Spycam. Kemudian tinggal meng-copy ke kartu ATM kosong, dan melihat rekaman pada spycam untuk mendapatkan PIN code. Menujut ke ATM, kemudian tinggal di coba apakah bisa login, jika bisa, BINGOOOO, uang korban akan disedot sesuai dengan kebaikan hati si pelaku.
Jadi dapat disimpulkan, para pelaku bukanlah seorang hacker yang canggih yang dapat membobol system perbankan suatu bank. Waspadalah, karena hanya kewaspadaan yang dapat menghindari kita dari nasib sial. Tapi kalo sudah nasib memang sial, ya mau diapakan lagi. Mudah-mudahan system ATM menggunakan chip bisa segera terealisasi. [b]
Tulisan juga dimuat di blog Ari Bogel.
Kalau di Jogja rata-rata ATM sudah ada kamera pengawasnya. Masa kalau penjahat mengerjakan hal seperti itu tidak tampak di kamera pengawas?