Oleh Pande Baik
Tidak perlu sekolah setinggi langit jika hanya sekadar ingin tahu mengapa dan bagaimana sekelompok orang di belahan bumi mana pun rela mengorbankan waktunya demi mendapatkan apa yang diinginkan dengan jangka waktu tertentu.
Rombongan kecil mahasiswa yang terlihat berorasi di perempatan jalan Dewi Sartika Denpasar saat berita junta militer di Myanmar mencuat di media beberapa waktu lalu seharusnya tidak lupa pada ribuan mantan pegawai Bank Dagang Bali (BDB) yang tak henti menuntut hak mereka yang belum jua tercapai hingga hari ini. Selain itu ada juga orang-orang yang tergabung dalam satu wadah bertujuan menyelamatkan lingkungan mencoba memohon pada pemerintah setempat agar mengurangi polusi ataupun pemakaian bahan pakaian dari kulit binatang tertentu.
Satu hal yang selalu terlintas di kepala orang saat melintas rombongan demonstran tadi atau membaca pada kolom media cetak adalah, sejauh mana tingkat efektivitas usaha tersebut untuk bisa mencapai sesuai keinginan?
Hey, jangan lupa. Mundurnya Presiden RI yang ke-2 pada 1998 lalu mungkin bisa dikatakan perjuangan untuk menuntut perubahan yang mungkin sudah dilakukan bertahun-tahun sebelumnya. Walau tanpa target tahun berapa harus jatuh, namun usaha yang tiada henti plus dukungan dari elemen masyarakat sosial maupun pendidikan lainnya haruslah tak kalah pentingnya.
Namun segala upaya untuk menuntut satu perubahan bisa dipastikan memiliki tingkat konsekuensi tertentu sesuai tingkat hasil yang ingin dicapai. Turunnya sang Presiden yang selama 30 tahun lebih berkuasa harus dibayar dengan kematian mahasiswa pada tragedi Semanggi yang hingga kini belum tuntas bisa terusut. Tak dibayarnya pesangon para pegawai BDB memicu satu tindakan yang bagi sebagian orang dianggap anarkis dan tak sepantasnya dilakukan, mengepung pejabat BI sebagai satu bentuk ketidakpuasan mereka akan kebuntuan jalan yang ada.
Seperti halnya ilmu kehidupan, usaha menuntut satu perubahan tentu ada bermacam dasar alasan. Mulai dari yang murni menuntut perubahan akan kesewenang-wenangan pihak tertentu terhadap orang-orang kecil di bawahnya, hingga yang ditujukan untuk membungkus kedok maksud satu partai atau kepentingan tertentu. Alasan terakhir biasanya dilakukan saat pilkada sudah mendekati maupun hanya untuk menunjukkan satu kepedulian melakukan terobosan baru bagi mereka yang berusaha dianggap masih eksis dan konsekuen pada keberhasilan usaha sebelumnya.
Walau tak banyak usaha tadi bisa tercapai dengan mulus di mana salah satu faktor ya itu tadi, hanya dilakukan segelintir orang tanpa sokongan dari pihak lain untuk ikut membantu bahu membahu.
So, mungkin perlu dipikirkan sejak dini, bagaimana caranya menuntut satu perubahan agar bisa diwujudkan oleh pihak yang diinginkan. Tentu salah satunya dengan menggalang kekuatan yang akan mendasari usaha tersebut agar mampu menopang segala macam upaya yang nantinya akan berusaha pula meredam aksi yang dilakukan segelintir orang tadi.
Lihat saja pada aksi mahasiswa pada tahun 1998 lalu, di mana hampir seluruh aktivis mahasiswa di berbagai provinsi di Indonesia bersatu menyamakan misi dan visi untuk menuntut satu perubahan tatanan negara. Walaupun saat tujuan itu tercapai kesatuan ini tak lagi mampu eksis menjalankan idealisme mereka, terbentur akan kebiasaan buruk pemerintahan sebelumnya, bergelimang harta rakyat demi kepentingan pribadi.
Tidak usah jauh-jauhlah ngurusin kehidupan sosial maryarakat sampai negara. Mari balik ke diri sendiri, saat hati menuntut satu perubahan bentuk yang hari ini kelihatan melar di cermin sehingga berkeinginan agar bisa langsing lagi dalam jangka waktu tertentu, yah paling tidak terlihat oke saat waktu-waktu penting datang. Tentu pula memiliki upaya serta konsekuensi yang harus dijalani sepenuh hati jika tak ingin usaha diet malah kebablasan bikin sakit fisik atau malah saat langsing tercapai hanya waktu sebentar lalu melar lagi malah lebih dari sebelumnya. Hue.he.he.he. [b]
hoahemmmm…..ngantuk bacanya
Huehehehe… lagi. Matur Nuwun Pak Made Rotten.
Maaf web Rotten itu masih ada yang sadis2 lagi gak ya ?
oh ya baru inget !
dulu waktu masih blajar ngeNet, ada satu temen yang punya selera musik metal juga punk, seneng banget main juga promosi ketemen2nya web rotten.com
isinya yah, berita juga foto dijamin sadis.
kalo ndak salah namanya Dedi.
apa ini orangnya ya ?