Musim semi adalah saat paling ditunggu di Eropa.
Begitu pula di Prancis. Suasana musim semi begitu hangat. Bunga-bunga mulai bermekaran. Oleh sebab itu, orang Prancis banyak menggelar pertunjukan pada musim semi, dari kelas bawah hingga kelas mewah.
Musim semi disebut Printemps dalam bahasa Prancis atau Spring dalam bahasa Inggris. “Musim yang hangat untuk mengadakan banyak acara musik, teater dan pertunjukan seni lainnya,” jelas Amandine Grisard, Direktur Alliance Français Bali saat konferensi pers Selasa lalu.
Kini tak perlu jauh-jauh ke Prancis untuk menikmati festival seni budaya musim semi. Institut Prancis di Indonesia (IFI) kembali menggelar Printemps Français di sebelas kota, yaitu Medan, Padang, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Solo, Surabaya, Malang, Bali dan Pontianak.
Printemps Français adalah festival seni budaya yang bertujuan mempertemukan seniman Prancis dan Indonesia. Tahun ini, Printemps Français telah memasuki tahun ke-11. Berbagai pertunjukan akan tampil mulai 15 Mei-16 Juni 2015, seperti musik jazz, musik aktual, musik klasik, seminar, seni pertunjukan, seni visual, sirkus kontemporer, tari hip hop, teater.
“Pertunjukan yang paling baru dalam rangkaian Printemps Français tahun ini adalah sirkus kontemporer. Kebetulan akan hadir di Bali juga tanggal 30 Mei nanti,” ungkap Winnalia Lim, penanggung jawab komunikasi Alliance Français.
Printemps Français 2015 di Bali mengadakan dua kegiatan yaitu pertunjukan sirkus kontemporer Vincent de Lavénère dan kolaborasi musik aktual Gran Kino-Sarasvati.
Vincent de Lavénère adalah seorang juggler unik di antara seniman sirkus kontemporer Prancis lainnya. Vincent memadukan permainan juggling dengan harmonisasi iringan alat musik citole, sarung tangan chistera dan gemerincing bola.
Selain itu, Vincent juga akan menampilkan Chemin Jonglant yaitu sebuah perjalanan imajiner antara Prancis dan Laos yang diringi musik abad pertengahan dan zaman barok.
Pertunjukan sirkus kontemporer Vincent hadir di Medan, Padang, Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Bali. Di Bali, Vincent akan tampil di Bali Circus, Kerobokan pada 30 Mei 2015 mulai pukul 17.00.
Harga tiket masuk untuk anak-anak sebesar Rp 50.000 dan dewasa sebesar Rp 100.000. Lima belas pembeli tiket pertama akan berkesempatan mengikuti workshop dari Vincent dan Bali Circus.
Workshop berlangsung pada hari yang sama mulai pukul 15.00 dengan materi juggling musical dan acrobatic.
Selain pertunjukan sirkus, Printemps Français tahun ini juga menampilkan kolaborasi musisi Prancis, Gran Kino dan musisi Indonesia, Sarasvati. Gran Kino adalah band asal Prancis yang sering berkeliling dunia dan berkolaborasi dengan banyak musisi.
Pada tahun 2012, Gran Kino merilis album perjalanan mereka di Afrika. Sementara itu, Sarasvati adalah musisi asal Bandung yang kerap memadukan musik dan puisi. Sarasvati telah mengeluarkan dua album, yaitu Story of Peter dan Mirror.
Keduanya pernah tampil dalam Printemps Français 2013. Setelah kolaborasi dua tahun lalu, mereka pun menelurkan album bersama yang bertajuk Ballades.
Dalam pengerjaan album ini, Gran Kino dan Sarasvati mengeksplorasi naskah kuno Sunda berusia 600 tahun yang berjudul Bujangga Manik. Mereka akan menyuguhkan penampilan musik dalam nuansa yang puitis pada 4 Juni 2015 di Bentara Budaya Bali mulai pukul 19.00.
“Kami mengharapkan Printemps Français bisa menginsipirasi generasi muda lewat pertunjukan tahun ini,” tutup Winnalia Lim. [b]