Oleh Ni Komang Ayu Listiari
Naiknya status Gunung Agung menjadi level 4 (Awas) membuat keluarga kami resah. Memang desa kami yaitu Desa Bungaya tidak terkena kawasan rawan bencana namun keluargaku takut desa kami terisolir. Kami tidak bisa ke mana-mana dan susah untuk mencari makan.
Akhirnya keluargaku memutuskan untuk mengungsi ke Denpasar tempat salah satu saudaraku tinggal. Kami tidak memikirkan hari sudah larut malam yang penting kami bisa menyelamatkan diri dengan pakaian dan peralatan seadanya.
Untung saja kami punya saudara yang punya mobil pick-up jadi kami bisa numpang di sana.
Angin malam dan hujan deras yang kami rasakan di mobil, tapi kami tetap tenang. Kira-kira 2 jam kami di perjalanan akhirnya kami sampai di Denpasar.
Namun ada yang aku pikirkan yaitu aku takut ketinggalan pelajaran karena aku sudah kelas 3 dan sebentar lagi akan ujian. Akhirnya aku memutuskan untuk mendaftar sekolah di Denpasar.
Keesokan harinya aku mendaftar di SMP PGRI 2. Aku takut tidak diterima di sana karena di sana sekolah swasta. Namun, sekolah itu menerima aku karena semua sekolah harus menerima murid yang dari Karangasem.
Pertama sekolah di sana aku gemetaran dan takut. Aku mengira murid sekolah swasta sombong dan tidak mau menerimaku. Namun, aku salah. Mereka semua baik dan mau menerimaku.
Lama kelamaan aku bisa beradaptasi dengan mereka semua. Sudah sepuluh hari aku sekolah di Denpasar, lalu ada temanku yang menelponku katanya sekolahku sudah aman dan sudah buka kembali. Pamanku juga menelepon bahwa di desaku sudah aman.
Akhirnya keluargaku memutuskan untuk kembali pulang. [b]