Agen perubahan Kota Denpasar akan turun ke lapangan dan menangkap kesempatan belajar seputar lingkungan hidup lewat Youth Zero Waste Bootcamp yang mengangkat tema “KemBali Ajeg Bali: Tempo Doeloe Sing Ada Luhu” pada 11-13 Januari 2024.
Acara ini diselenggarakan dalam rangka memperingati Zero Waste Month. Singkatnya, Zero Waste Month sendiri adalah inisiatif nol sampah dalam Zero Waste Youth Manifesto yang berawal di Filipina dan kemudian berkembang sebagai perayaan global tiap Januari sejak 2021. Sementara itu, tujuan hadirnya Youth Zero Waste
Bootcamp di Bali tiada lain mendorong pola hidup berkelanjutan dan pengurangan penggunaan plastik sekali pakai sebagai nilai-nilai tradisional yang sesungguhnya sudah kita miliki dan perlu diwarisi terus menerus oleh generasinya. Diperkirakan 30 peserta terpilih dari 15 SMA/SMK di Kota Denpasar akan hadir mengikuti bootcamp ini. Kegiatan yang diadakan oleh Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup Bali (PPLH Bali) ini didukung GAIA Filipina, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga dan Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Bali.
TPA Suwung sebagai objek belajar utama di mana peserta akan diajak melakukan observasi dan menggali informasi tentang sampah dikaitkan dengan isu lingkungan, ekonomi, sosial-budaya, kesehatan masyarakat hingga teknologi dan inovasi. Selain itu, peserta dibekali materi dan praktik solusi penanganan sampah, sekolah ekologis, zero waste cities, pengurangan penggunaan plastik sekali pakai dan sistem guna ulang yang berlangsung di kantor PPLH Bali. Ragamnya peserta menjadi tantangan sehingga disiapkan juga kegiatan team building agar terjalin kekompakan dalam belajar selama tiga hari. PPLH Bali berharap melalui acara ini generasi muda mampu menjadi agen perubahan hidup berkelanjutan pada masa kini dan masa depan.
Sejak awal pengembangan komersialnya pada 1950-an, plastik telah menjadi salah satu penemuan industri yang banyak memikat perhatian dunia. Substansi materi plastik yang memberikan kemudahan dalam berbagai sisi pembentukan, biaya, ketahanan, dan lain sebagainya, telah membawa suatu perubahan signifikan dalam pemenuhan kebutuhan manusia di berbagai sektor. Seiring berkembangnya zaman dan teknologi, produksi plastik global telah tumbuh secara eksponensial dan dapat ditemukan dimana-mana.
Penumpukan plastik di alam mengungkapkan sisi gelap plastik sekali pakai yang menimbulkan masalah besar di lingkungan, serta laut kita. Tercatat sebanyak 80% sampah di laur berasal dari darat, yang diperkirakan mengalami deposisi oleh aluran sungai, angin, selokan, dan bermuara ke lautan. Keberadaan sampah plastik yang tidak dikelola dengan bijak dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan pada manusia, hewan, serta lingkungan sekitar. Berdasarkan hal tersebut maka masyarakat dunia perlu menyadari bahwa penggunaan plastik sekali pakai harus dibatasi.
Mengapa “KemBali Ajeg”?
KemBali Ajeg adalah memiliki makna mengembalikan Bali yang Lestari. Tema ini mencerminkan semangat untuk kembali ke pola hidup yang lebih berkelanjutan dan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai yang merugikan lingkungan. Kami ingin mengajak masyarakat untuk kembali ke nilai-nilai tradisional yang menghargai alam, menjaga kebersihan, dan merawat lingkungan.
Konsep “Ajeg” dalam Konteks Pelestarian Kearifan Lokal dan Praktik Bijak
Dalam konteks ini, istilah “Ajeg” merujuk pada upaya pelestarian kearifan lokal sebagai warisan berharga yang diteruskan oleh leluhur kita. “Ajeg” mencerminkan tekad untuk menjaga keseimbangan dengan alam dan menghormati nilai-nilai tradisional tanpa menentang modernisasi atau peradaban. Lebih dari sekadar menolak perkembangan zaman, “Ajeg” mengedepankan kebijaksanaan dalam mengambil tindakan yang sesuai dengan ajaran leluhur, sehingga tidak merusak alam dan tetap dapat diwariskan kepada generasi mendatang.
Beberapa praktik “Ajeg” yang masih relevan dalam era modern ini adalah:
Penggunaan Kemasan Alami:
Menggunakan kemasan alami seperti daun pisang, daun jagung, kulit buah, besek, dan bakul sebagai wadah untuk makanan dan barang adalah cara yang sangat ramah lingkungan. Ini membantu mengurangi produksi sampah plastik dan menghormati bahan-bahan alam yang sudah ada.
Penggunaan Botol Kaca dan Logam:
Botol kaca dan logam adalah alternatif yang sangat baik untuk botol plastik sekali pakai. Mereka dapat digunakan berulang kali, mengurangi limbah plastik dan menghemat sumber daya. Penggunaan kembali botol semacam ini juga membantu meminimalkan dampak negatif plastik terhadap lingkungan.
Kantong Belanja Ramah Kain atau Anyaman:
Menggunakan kantong belanja yang dapat digunakan berulang kali, seperti kantong kain atau keranjang anyaman, adalah cara yang efektif untuk menggantikan kantong plastik sekali pakai. Ini adalah praktik yang dapat membantu mengurangi limbah plastik di pasar dan toko-toko.
Menggunakan Barang-barang yang Lebih Tahan Lama:
Memilih barang-barang yang dirancang untuk tahan lama dan dapat diperbaiki adalah tindakan bijak dalam mengurangi limbah. Dalam budaya konsumsi modern, kita sering tergoda untuk membeli barang-barang murah yang cepat rusak. Menginvestasikan dalam barang yang lebih tahan lama adalah investasi dalam lingkungan dan masa depan yang berkelanjutan.
Penggunaan Gelas, Piring, dan Alat Makan Tahan Lama:
Menggunakan kembali gelas, piring, dan alat makan yang terbuat dari bahan tahan lama seperti kayu, logam, atau porselen adalah cara untuk mengurangi penggunaan peralatan makan plastik sekali pakai. Ini membantu mengurangi limbah plastik di sekitar kita.
Membeli Barang dengan Sistem Curah:
Membeli barang dengan sistem curah adalah cara lain untuk menghindari penggunaan plastik sekali pakai. Dalam sistem ini, Anda dapat membawa wadah Anda sendiri dan mengisi produk seperti makanan, minuman, atau produk rumah tangga tanpa perlu menggunakan kemasan plastik.