• Tanya Jawab
  • Mengenal Kami
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Kontributor
    • Log In
    • Register
    • Edit Profile
Saturday, September 30, 2023
  • Login
  • Register
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong.id
No Result
View All Result
Home Budaya

Menghitung Pengeluaran Hari Raya versi Keluarga Rantuan Batubulan

Juni Antari by Juni Antari
16 August 2023
in Budaya, Kabar Baru
0 0
0
Banten yang digunakan saat hari raya Kuningan. Foto: Juni

Hari raya di Bali memang beragam. Beragam proses upacaranya, beragam pula persiapan dan pengeluarannya. Salah satunya hari raya Kuningan. Kuningan hari raya yang jatuh 10 hari setelah hari raya Galungan ini memiliki persiapan yang berbeda. Rata-rata, pengeluaran persiapan hari raya Kuningan lebih sedikit dibanding hari raya Galungan. Apa saja pengeluaran yang digunakan untuk merayakan Kuningan? Berikut hasil wawancara pengeluaran dengan 2 keluarga rantauan di Batubulan, Gianyar.

“Banten untuk Kuningan yang dihaturkan tidak terlalu rumit, tetapi untuk gantungan sepertinya variannya lebih beragam saat Kuningan. Kami biasanya membuat 4 jenis gantungan dan satu ceniga,” jelas Ni Komang Merta Utami.

Keempat jenis gantungan itu diantaranya sawen ujung, klukuh, tamiang, dan endongan. Empat plus satu jenis gantungan tersebut dibuat sesuai jumlah pelinggih yang ada di rumah dan kendaraan yang dimiliki. Seingat Merta, kegiatan membuat piranti Kunngan ini sudah berjalan sejak saya kecil. Tradisi membuat berbagai jenis gantungan tersebut berasal dari daerah asal ayahnya, yaitu Karangsem.

Tidak terlalu banyak prasarana upacara hari raya Kuningan jika dibandingkan dengan Galungan. Sebab ketika Kuningan, keluarga di Bali hanya sembahyang di rumah domisili. “Saat ke kampung kami biasanya sembahyang saat Galungan,” tambah Merta.

Semua jenis prasarana upacara Kuningan dibuat sendiri. Tiga hari sebelum Kuningan para perempuan Bali sudah sibuk membentuk janur-janur menjadi prasarana upacara. Artinya sebelum memulai kegiatan merangkai prasarana itu, para keluarga harus mempersiapkan bahan-bahannya. Jika dikategorikan keperluan upacara Kuningan ini, kira-kira bisa menjadi 3 kelompok. Keperluan untuk jejahitan, bebantenan dan lauk pauk. Banyaknya keperluan ini biasanya disiasati dengan membeli satu per satu perlengkapan dan peralatannya dalam beberapa hari.

Sebagai contoh pengeluaran hari raya Kuningan, kami coba menghitung keperluan keluarga Merta dan keluarga Rama. Dua keluarga yang berdomisili di Batubulan ini masing-masing memiliki kampung. Artinya memiliki dua rumah yang perlu dipersiapkan juga upakaranya.

Keluarga Merta tidak menghitung secara mutlak pengeluaran Kuningannya. Sebab beberapa keperluan bebantenan bisa ia dapatkan di kebun kampung halamannya. Dalam hitungan dengan menggunakan minimal 3 jenis buah. Kurang lebih ia menghabiskan 2 kilogram buah.

“Tetapi jika diestimasi kurang lebih untuk Kuningan saja sekitar Rp 300 ribu rupiah. Namun, jika nenek di kampung memberikan bahan seperti janur dan buah-buahan tropis misal nanas atau salak dari mel (kebun), tentu sangat membantu,” katanya.

Sementara untuk keperluan jejahitan beserta pirantinya seperti janur, bunga, daun harum untuk canang biasanya panen di kampung. Tetapi kalau diestimasi kurang lebih Rp 150 sampai 200 ribu rupiah untuk jejahitan.

Jika dirinci canang dan bebantenan yang keluarga Merta gunakan untuk hari raya Kuningan, ia membuat 80 canang. Bebantenan seperti sodaannya 25 biji, sedangkan canang-canang kecil (penyacak) itu kurang lebih 27 sampai 30 canang.

Sedangkan lauk pauk biasanya dibuat ketika penampahan Kuningan atau H-1 perayaan. Meski tidak ada yang wajib dan tidak ada yang sama dalam persiapan hari raya. Persiapan hair raya keluarga Merta bisa menjadi salah satu yang coba dirinci.

“Kalau penampahan Kuningan kali ini tidak banyak, karena waktu beberapa dari kami ada pekerjaan dan urusan sehingga kami tidak nampah, hanya memasak biasa. Kami berfokus pada kelengkapan banten yang dihaturkan,” ungkap Merta.

Meski tidak nampah (masak besar) bukan berarti keluarga Merta tidak menikmati sajian makanan khas hari raya yaitu lawar. Sebab tradisi ngejot masih kental di tempat rantuannya. Ia mendapatkan sajian makanan kha hari raya dari tetangga maupun saudara dekatnya.

Jika tetangganya ngejot sajian penampahan (memberikan makanan hasil mebat penampahan), Merta akan ngejot balik.

“Kami ngejot balik dengan jajanan yang dapat kami beli. Namun, jika biasanya hari raya sebelumnya kami sempat mebat kecil-kecilan di penampahan, tentunya kami akan ngejot ke tetangga dekat maupun saudara yang kediamannya dekat dengan kami,” tambahya.

Dengan kondisi persiapan keluarga Merta, jika diestimasi total dana yang ia habiskan sekitar Rp 500 sampai 600 ribu. Bantuan perlengkapan yang didapatkan dari hasil panen di kampungnya, mempengaruhi pengeluaran hari raya Kuningan di keluarga Merta. Berbeda dengan keluarga Rama yang full memasok persiapan hari rayanya dari pasar.

Piranti canang yang dihaturkan ketika hari raya Kuningan. Foto: Juni

Keluarga Rama menyediakan dana untuk hari raya Kuningan sebesar Rp 2 juta rupiah. Dengan rincian kategori yang sama, membuat bebantenan, jejahitan dan lauk pauk.

Ia menghabiskan bebantenan sebanyak 50 petandingan. Jumlah itu hanya untuk merajan di rumahnya saja. Keperluan bebantenan ini berupa pisang, buah dan jajan. Setelah dihitung-hitung untuk membeli bahan bebantenan ini sudah habis sekitar Rp 1,2 juta.

“Untuk persiapan awal ibu sudah beli pisang sudah habis Rp 700 ribu. Belum beli buah sekitar 500 ribu lagi. Ini setengah dari banten galungan. Kuningan tidak ke pura-pura desa atau sembahyang keliling,” katanya.

Sedangkan piranti jejahitan keluarga Rama lebih banyak membeli, seperti canang. Namun, tetap dirangkai di rumah. Untuk jejahitan dan pirantinya seperti bunga dan daun harum, keluarganya total mengeluarkan Rp 150 ribu.

Sedangkan lauk pauk Kuningan, menurutnya tak sebanyak hari raya Galungan. Kalau kuningan keluarganya hanya pakai nasi kuning, lauknya gerang, ayam yang akan diisi di bantennya.

“Tidak seperti menggunakan daging waktu galungan. Keperluan daging hanya untuk di banten jadi beli hanya Rp 100 ribu saja,” paparnya.

Keperluan hari raya Kuningan menurut Merta dan keluarga Rama lebih sedikit dari Galungan. Sebab banyak terpangkas dari persembahyangan keliling ke pura-pura. Faktor waktu juga memberi pengaruh besar dalam mengatur pengeluaran hari raya. Kenapa Galungan lebih banyak pengeluarannya karena ada waktu yang penuh bisa ke pura, pulang kampung, pura desa, hingga sembahyang ke sawah. Sedangkan hari raya Kuningan hanya setengah hari saja, sampai jam 12 siang.

Maka tak ada banyak waktu bagi keluarga Rama dan Merta untuk melakukan persembahyangan keliling.

“Tidak memungkinkan kemana-mana, apalagi kita punya 2 rumah. Rumah rantauan di Batubulan dan kampung di Tabanan,” tutupnya Ibu Rama.

ShareTweetSendSend
Anugerah Jurnalisme Warga 2021
Juni Antari

Juni Antari

aku juga ada di akun instagram @juniyours

Related Posts

Mengenal Pura Bukit Gumang, Salah Satu Pura Dang Kahyangan Desa Bugbug

Mengenal Pura Bukit Gumang, Salah Satu Pura Dang Kahyangan Desa Bugbug

29 September 2023
Bayang-Bayang Lindi Menghantui Warga di Sekitar TPS Denpasar

Bayang-Bayang Lindi Menghantui Warga di Sekitar TPS Denpasar

29 September 2023
Apakah GWK sudah jadi Landmark Bali?

Apakah GWK sudah jadi Landmark Bali?

28 September 2023
Ruang Apresiasi Film nan Inklusif dari MFW9

Ruang Apresiasi Film nan Inklusif dari MFW9

27 September 2023
Baksos di Panti Asuhan Dharma Jati II

Baksos di Panti Asuhan Dharma Jati II

26 September 2023
Hari kedua MFW4 Youth Jury Camp 2018

Minikino Film Week 9: Menyaksikan Komedi tidak Biasa

26 September 2023
Next Post
Relief Bebitra, Situs Sejarah Tersembunyi di Gianyar

Relief Bebitra, Situs Sejarah Tersembunyi di Gianyar

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Melali Melali Melali

Temukan Kami

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Cerita Pohon: Dadap, Super Tree yang Terlupakan

Cerita Pohon: Dadap, Super Tree yang Terlupakan

10 September 2023
Berhitung Angka dalam Bahasa Bali

Berhitung Angka dalam Bahasa Bali

5 June 2013
Rencana Pembangunan Hidden City Ubud dan Kerisauan Warga

Rencana Pembangunan Hidden City Ubud dan Kerisauan Warga

5 September 2023
Jangan Terlambat, Lindungi Anak Sekolah dari Kerentanan Bencana di Karangasem

Jangan Terlambat, Lindungi Anak Sekolah dari Kerentanan Bencana di Karangasem

26 July 2023
Membongkar Kesalahpahaman tentang Kasta di Bali

Membongkar Kesalahpahaman tentang Kasta di Bali

4 June 2012
Gemuruh di Bali Utara: Hulutara, Irama Utara, Beluluk (Bagian 1)

Gemuruh di Bali Utara: Hulutara, Irama Utara, Beluluk (Bagian 1)

2
Karut Marut di Jalan Terus Berlanjut

Karut Marut di Jalan Terus Berlanjut

2
Kisah Pohon di Bali: Lateng, Penjaga Hutan

Kisah Pohon di Bali: Lateng, Penjaga Hutan

1
Meneladani Hidup dari Buruh Gendong

Meneladani Hidup dari Buruh Gendong

1
Mengenal Pura Bukit Gumang, Salah Satu Pura Dang Kahyangan Desa Bugbug

Mengenal Pura Bukit Gumang, Salah Satu Pura Dang Kahyangan Desa Bugbug

29 September 2023
Bayang-Bayang Lindi Menghantui Warga di Sekitar TPS Denpasar

Bayang-Bayang Lindi Menghantui Warga di Sekitar TPS Denpasar

29 September 2023
Apakah GWK sudah jadi Landmark Bali?

Apakah GWK sudah jadi Landmark Bali?

28 September 2023
Ruang Apresiasi Film nan Inklusif dari MFW9

Ruang Apresiasi Film nan Inklusif dari MFW9

27 September 2023
Baksos di Panti Asuhan Dharma Jati II

Baksos di Panti Asuhan Dharma Jati II

26 September 2023

Kabar Terbaru

Mengenal Pura Bukit Gumang, Salah Satu Pura Dang Kahyangan Desa Bugbug

Mengenal Pura Bukit Gumang, Salah Satu Pura Dang Kahyangan Desa Bugbug

29 September 2023
Bayang-Bayang Lindi Menghantui Warga di Sekitar TPS Denpasar

Bayang-Bayang Lindi Menghantui Warga di Sekitar TPS Denpasar

29 September 2023
Apakah GWK sudah jadi Landmark Bali?

Apakah GWK sudah jadi Landmark Bali?

28 September 2023
Ruang Apresiasi Film nan Inklusif dari MFW9

Ruang Apresiasi Film nan Inklusif dari MFW9

27 September 2023
BaleBengong.id

© 2020 BaleBengong: Media Warga Berbagi Cerita

Informasi Tambahan

  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Peringatan
  • Panduan Logo
  • Bagi Beritamu!

Temukan Kami

No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip

© 2020 BaleBengong: Media Warga Berbagi Cerita

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In