Salah satu truk tangki air yang melintasi Desa Sukadana. Foto oleh: Juniantari
Oleh Ni Luh Trisna Yanti dan Ketut Mirah Restina Octavianthi
Kecamatan Kubu merupakan kecamatan di Kabupaten Karangasem yang berlokasi paling utara. Salah satu desa di kecamatan ini mendapat julukan desa kekeringan, yaitu Desa Sukadana. Julukan itu membuat saya tergerak untuk melakukan pengamatan mengenai solusi warga desa menemui sumber air bersih.
Menurut Kepala Wilayah, I Nengah Sueca, sulitnya menemukan sumber air di wilayah desa adat bukit dikarenakan kondisi desa yang kering dan berada di posisi kurang lebih 300 meter dari permukaan laut. Mengakali hal tersebut, warga menggunakan cara alternatif untuk mendapatkan air, yaitu melalui menampung curah air hujan pada saat musim hujan dan membeli air tangki di musim kemarau ini.
Pengisian air bersih di tangki air milik warga. Foto oleh: I Gusti Ayu Septiari
Warga akan menampung air hujan maupun air yang dibeli di masing-masing cubang yang ada di rumah untuk menghemat biaya yang dikeluarkan. Penghematan penggunaan air belum bisa dilakukan secara maksimal karena banyaknya kegiatan dan kebutuhan sehari-hari yang memerlukan air. “Dalam seminggu, jika air digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, pertanian, dan peternakan, mungkin bisa menghabiskan 1 tangki air atau setara dengan 6000 liter air,” tutur I Made Artawa Putra, salah satu warga Banjar Bukit ketika ditemui di kediamannya.
Salah satu warga, Gede Putu Tantra, berinisiatif untuk menjual air tangki. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kekurangan air. Ia mendapatkan air dari sumur bor dan dijual ke warga per tangki. Harga per tangkinya Rp 150 ribu setara 8.000 lt air bersih. Ia juga mengatakan warga bisa menghabiskan air 1 tangki selama kurun waktu kurang lebih 1 minggu.
Reservoir yang berlokasi di Desa Adat Bukit. Foto oleh: Juniantari
Menurut Kepala Dusun, Sony Hartawan, pemerintah sudah pernah melakukan upaya pengadaan sumber air dengan membangun reservoir di sebelah selatan Desa Adat Bukit. Sayangnya, reservoir itu hanya berjalan beberapa bulan saja karena terkendala tingginya biaya perawatan dan keterbatasan dana dari pemerintah.
Telaga Waja merupakan salah satu pemasok sumber air terbesar di Bali. Airnya berasal dari beberapa sumber mata air pegunungan di kaki Gunung Agung. Sungai ini mengairi beberapa wilayah di Karangasem. Sayangnya, aliran airnya tidak menyentuh Desa Sukadana. Warga sangat berharap agar pemerintah memberikan fasilitas agar sumber air Telaga Waja cepat bisa mengalir ke Desa Adat Bukit, sehingga warga tidak mengalami kekeringan.