Hari menyenangkan bisa kemah di pinggir pantai bersama orang-orang hebat.
Akhir pekan lalu kami berkemah di kawasan wisata Jemeluk, Desa Purwakerthi, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem. Selain kemah kami juga berbincang dengan warga.
Banyak kegiatan bermanfaat yang kami dapat. Kami bisa mengetahui potensi warga lokal dalam membangun desa. Berbincang dengan nelayan tentang tempat pelelangan ikan yang mangkrak. Juga jalan-jalan menanjak keras 2 km mengunjungi rumah warga pembuat gula aren dan tikar pelangkiran.
Pada malam hari, kami menikmati api unggun sambil bakar ikan tongkol dan jagung manis. Dengan sambel spesial dan jukut plecing.
Pada pagi harinya, kami mendaki Bukit Emas di atas kawasan wisata Amed.
Selama pendakian bukit itu, satu-persatu peserta gugur tak sanggup menanjak. Ada yang karena membawa anak kecil. Ada yang lututnya lagi sakit. Ada juga yang mungkin lagi males.
Kami dipandu oleh Kelian Dusun Lebah, Desa Purwakerthi, Made Suanda. Aksi kebersihan alam pun dilakoni oleh Iwan Dewantama dan Eka Mulyawan. Turun ngesot-ngesot pun mereka rela membawa sampah-sampah itu.
Sesampainya di puncak, kami kehausan dan akhirnya memilih jalur turun menuju mata air belatung. Banyak pemandangan seperti perbukitan Raja Ampat yang kami lihat. Kemiringan jalan sedikit curam bagi kami.
Berbagai pose foto-foto pun dikeluarkan sebagai tanda kebahagiaan mereka.
Setibanya di bawah, perut sudah sangat lapar karena pagi hanya kena singkong rebus dan segelas kopi. Untungnya Sloka Institute dan CI Indonesia sudah memfasilitasi semua akomodasi selama kami di Amed.
Sebelum pulang kami dipersilakan snorkeling di Pantai Jemeluk. Tapi, sayangnya ombak tidak bersahabat bagi penikmat terumbu karang.
Maka pulang lah kami ke Denpasar sambil mampir makan duren di sepanjang Desa Tista, Karangasem. Sungguh, dua hari yang singkat dan menyenangkan. [b]