Laporan Tahunan BaleBengong 2024
Tahun 2023 adalah tahun dengan sejumlah momentum. Misalnya masa transisi kepemimpinan, perubahan manajemen organisasi, pendaftaran sertifikasi media ke Dewan Pers, anggota Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), dan nominator wartawan terbaik Dewan Pers.
Demikian juga perubahan tim pengelola. Ada yang pergi, dan yang datang. Setidaknya, usia BaleBengong sebagai media warga dan independen masih panjang, kini menuju sweet seventeen.
Profil
Sejak 26 Juni 2007, BaleBengong hadir di Bali sebagai media lokal dengan pendekatan jurnalisme warga untuk merespon peluang teknologi informasi sekaligus menjawab elitisme media massa saat itu.
Menggunakan situs web dan media sosial, BaleBengong mengajak warga untuk terlibat dalam proses produksi informasi dengan perspektif masing-masing sebagai warga. Selama lebih dari 16 tahun, BaleBengong terus menjadi salah satu media alternatif terkemuka di Indonesia yang dikelola secara nirlaba. Secara konsisten, BaleBengong menghadirkan informasi tentang Bali dari perspektif kritis dan alternatif mengenai berbagai topik dengan prioritas lingkungan, budaya, dan pertanian.
Secara nasional, BaleBengong pernah mendapatkan penghargaan sebagai blog terbaik nasional pada Pesta Blogger (2009). Di tingkat internasional BaleBengong pernah terpilih sebagai blogger resmi kunjungan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton di Bali (2011), penerima fellowship CFI Media Perancis (2015 & 2017), finalis The Best of Online Activism Deutsche Welle Jerman (2016), dan peserta International Visitor Fellowship Program (IVLP) di Amerika Serikat (2018), dan lainnya.
Hal membanggakan adalah makin meluasnya pembaca atau netizen yang berinteraksi didominasi anak muda, padahal topiknya relatif serius. Saat ini BaleBengong memiliki lebih dari 1100 kontributor di situs web dengan karya jurnalistik beragam format, termasuk tulisan, foto, dan video. Di media sosial, BaleBengong juga aktif menyebarkan informasi-informasi singkat dan cepat, termasuk melalui Instagram dan Twitter, tetap sebagai perpanjangan suara-suara warga.
Selain mengelola media warga dalam beragam bentuk, BaleBengong juga melaksanakan kegiatan-kegiatan apresiasi dan peningkatan kapasitas warga, seperti Anugerah Jurnalisme Warga (AJW), Kelas Jurnalisme Warga, Histeria Pewarta Warga, Melali ke Desa, dan pelatihan tentang teknologi informasi lainnya.
Secara legal formal, BaleBengong berada di bawah Yayasan Sloka Institute dan dikelola secara kolaboratif bersama Bali Blogger Community (BBC).
Sejumlah kemajuan di redaksi adalah:
- Ada reporter khusus dengan perencanaan topik mingguan https://balebengong.id/proyek-proyek-pembangunan-di-bali-sudah-pada-tahu/
- Kolaborasi liputan khusus dengan media mainstream dipimpin BaleBengong https://balebengong.id/menelusuri-bencana-di-3-kabupaten-di-bali/
- Mendapat hibah-hibah jurnalistik seperti jurnalisme data termasuk untuk kontributor https://balebengong.id/bayang-bayang-lindi-menghantui-warga-di-sekitar-tps-denpasar/
- Rintisan citizen science https://balebengong.id/konservasi-penyu-oleh-para-mantan-pemburu/
- Nominator wartawan terbaik Dewan Pers 2023 (3 besar) https://balebengong.id/nominasi-anugerah-dewan-pers-2023-wartawan-terbaik/
Anugerah Jurnalisme Warga (AJW)
“Duang (D)asa Pulau Dewata: Membayangkan Bali 20 Tahun Lagi”
Membuat liputan mendalam sudah menjadi bagian tradisi penulisan di media jurnalisme warga BaleBengong. Hal ini sebagai salah satu bukti jika pewarta warga bisa menghasilkan karya jurnalistik untuk merespon masalah sosial.
AJW 2023 memberikan konsep tambahan untuk mempertajam hasil liputan mendalam. Tahun ini ini proposal terpilih didampingi peneliti/akademisi untuk menggali pemikiran kritis pada satu topik. Kedua, topik terpilih juga didampingi ahli pengolah data dan visualisasi agar hasil karya berbasis data serta berwujud multi-platform (teks, data grafis, dan video pendek).
Tema:
? Masa depan pertanian dan lingkungan sehat di Bali
? Pariwisata budaya atau budaya untuk pariwisata?
? Optimasi kendaraan pribadi atau transportasi publik?
? Siapa itu orang Bali dan apa yang disuarakan?
? Ketersediaan dan akses air bersih sampai kapan?
? Pekerjaan-pekerjaan masa depan di Bali dan persaingan dengan ekspatriat (teknologi, ekonomi kreatif, dll)
Malam Puncak AJW 2022
Malam Puncak AJW adalah final dari seluruh rangkaian AJW 2023. Malam puncak berlangsung hybrid, kombinasi luring dan daring sebagai upaya untuk menjangkau pemirsa yang lebih luas lagi. Acara yang berlangsung pada Sabtu, 24 Juni 2023 ini terlaksana di Taman Baca Ubud, sedangkan arsip secara daring, dapat diakses melalui akun Fanpage, Twitter, dan YouTube BaleBengong.
Hasil
? Terdapat total 36 usulan liputan mendalam dengan jumlah merata pada masingmasing subtema AJW 2023.
? Hadirnya ruang bagi warga untuk berdiskusi tentang isu-isu terkini Bali melalui enam seri
diskusi publik daring (Twitter Space dan Zoom Meeting).
? Pendokumentasian kritis oleh pewarta warga dalam bentuk laporan mendalam multiplatform yang merespon enam subtema AJW 2023.
? Memperluas kolaborasi dengan melibatkan para akademisi hingga praktisi ahli sebagai mentor bagi pewarta warga.
? Terlaksananya diskusi kelompok terfokus tentang jejaring keamanan lokal bagi kelompok masyarakat sipil di Bali.
? Liputan kolaborasi Yayasan IDEP Selaras Alam dengan BaleBengong pada topik krisis air di desa dan air minum dalam kemasan.
? Liputan kolaborasi WWF Indonesia dengan BaleBengong pada topik kelautan dan perikanan.
Kelas Jurnalisme Warga
Kelas Jurnalisme Warga membawa misi mengabadikan cerita, masalah dan potensi desa melalui karya jurnalisme warga. Program ini menekankan pada upaya memberikan suara dan ruang pada kelompok yang selama ini kurang mendapat tempat di media massa serta menunjukkan keseharian Bali.
Selama 2023 terlaksana 5 KJW, secara berurutan, di Desa Guwang (Gianyar), Tigawasa (Buleleng), Geriana Kauh (Karangasem), Bengkel (Tabanan), dan Akah (Klungkung). Total warga peserta 114 orang.
Pendanaan KJW dilakukan kolaborasi antara desa dan BaleBengong yang didukung Spendedirekt.
Melali ke Desa
Melali dikelola BaleBengong dan desa-desa yang jadi kolaborator kelas-kelas jurnalisme warga (KJW) di Bali. Melali dikemas melalui tur unik dan orisinil.
Desa adalah tulang punggung ketersediaan pangan dan kebudayaan yang kerap hanya jadi jargon pariwisata. Dengan program Melali ini, warga bisa menunjukkan kekuatan dan tantangan desanya secara langsung pada pengunjung. Sebaliknya, pengunjung bisa belajar dan berkontribusi pada komunitas atau gerakan desa selama atau setelah Melali.
Dari program ini, BaleBengong juga bisa mendapatkan tambahan konten-konten dari akar rumput oleh pewarta warga yang terlibat mendokumentasikan perjalanan.
Sejumlah dampak yang akan muncul dari program ini adalah:
- BaleBengong mendapat konten dan pemasukan untuk pembiayaan operasional
- Pewarta desa mendapat tambahan penghasilan dari kolaborasi dokumentasi
- Pengelola desa bisa berbagi masalah dan potensi desanya
- Warga desa bisa berinteraksi dengan pengunjung, dan menyerap produk pangan serta kerajinan di desa.
- Peserta Melali ke Desa mendapat pengalaman berharga melakukan perjalanan yang tidak eksploitatif dan berdampak langsung.
Selama satu tahun sudah ada 10 desa yang membuat tur sendiri. Jika dilihat dari pemasukan, selama satu tahun Melali, BaleBengong belum mendapat saldo laba karena sebagian besar dana dikelola pengelola di desa seperti pemandu, narasumber lokal (petani, pengerajin), konsumsi, suvenir, dan lainnya.