Teks dan Ilustrasi Serambi Art Antida via @saylow
Seringkali kita mendengar istilah hari bumi atau jam bumi (earth hour). Pada waktu-waktu tersebut masyarakat dunia sejenak bersama-sama mengurangi emisi karbon dengan membatasi penggunaan energi, atau dalam bentuk kegiatan lainnya.
Kita melihat adanya perubahan iklim yang ekstrim akibat pemanasan bumi secara global. Semua ini menurut para ahli sebagian besar merupakan akibat berlebihnya kadar emisi karbon di permukaan bumi yang mengakibatkan efek ‘rumah kaca’. Akibat efek ini panas matahari yang menerpa bumi tidak bisa terpantulkan secara sempurna. Akibatnya, panas tersebut mengakibatkan bencana di muka bumi yang terjadi akhir-akhir ini.
Pemanasan global dapat terjadi di antaranya karena pemborosan energi yang digerakan dengan cara pembakaran fosil yang kita kenal sebagai minyak bumi. Pembakaran ini menghasilkan emisi karbon. Pemanasan global juga terjadi akibat penggunaan alat pendingin udara, kebakaran hutan, pengrusakan dan penebangan hutan, pencemaran udara, limbah sampah baik plastik maupun elektronik, dan lain-lain.
Mari kita mencoba melihat salah satunya sebagai bahan renungan kita. Bagaimana kita menyikapi sampah plastik dalam kehidupan kita sehari-hari. Berapa banyak limbah kantong plastik kresek yang keluar dari pasar swalayan maupun pasar tradisional sebagai bungkus pada saat kita belanja di sana.
Bahkan, standar pelayanan pasar-pasar swalayan, yang memisahkan barang belanjaan sesuai dengan kelompok, misalkan sabun dengan susu kaleng, turut mengakibatkan semakin banyak lagi kantong plastik yang kita bawa pulang.
Dulu ada kampanye dari beberapa pasar swalayan untuk gerakan ‘hijau’. Gerakan ini menawarkan tas kepada para konsumen agar tidak perlu membawa kantong plastik setiap habis belanja. Namun, gerakan ini kelihatannya saat ini sudah berkurang bahkan mungkin sudah hilang. Atau memang masyarakat tidak peduli.
Toh, pikirannya kalau bisa bawa kantong plastik banyak, lumayan bisa disimpan dirumah untuk bungkus sampah atau digunakan lagi untuk bawa barang.
Tanpa disadari perilaku kita ini akan meningkatkan limbah plastik. Padahal, plastik tidak bisa didaur secara alami dan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk hancur.
Kemana sampah-sampah plastik ini harus dibuang?
Jika setiap keluarga mulai menyadari hal ini dan belajar disiplin tentu tidak diperlukan lagi kantong plastik berlembar-lembar. Setiap akan berbelanja, sebaiknya membawa tas khusus yang agak besar untuk tempat membawa seluruh hasil belanja saat itu.
Jika ini dilakukan terhadap misalkan 500 orang yang belanja di pasar swalayan, berapa banyak kita bisa menekan jumlah limbah ini. Apalagi dilakukan oleh seluruh warga Negara Indonesia. Bukan tidak mungkin kantong plastik di pasar-pasar swalayan dan tradisional suatu saat tidak diperlukan lagi.
Hal sama juga terjadi apabila belanja makanan yang dibungkus untuk dibawa pulang. Berapa banyak limbah styrofoam yang juga tidak bisa didaur ulang oleh alam dapat dihindari?
Tanamkan budaya ini kepada keluarga, teman-teman dan anak-anak kita. Hal kecil ini pasti akan membantu menyelamatkan bumi kita dan lebih memberikan arti pada hari bumi yang selalu kita rayakan. Ini adalah sebagain contoh yang dapat kita lakukan dalam rangka turut menjaga lingkungan dan bumi kita untuk masa depan.
Jangan lupa. Bumi ini bukan diwariskan oleh nenek moyang kepada kita, melainkan kita meminjam dari anak dan cucu kita. Mari, selamatkan Bumi kita!
Nah, dalam rangka Hari Bumi 22 April 2011 nanti, kami akan mengadakan serangkaian acara seperti exhibition, trash art, album compilation launching and music perfomance. Yang akan ikut meramaikan acara festival ini antara lain Dialog Dini Hari, Navicula, Nosstres, Ray D’Sky, Ayu Laksmi, dan Joni Agung & Double T. Tempatnya di Serambi Art Antida Jl Waribang no 32 Kesiman, Denpasar.
Tunjukan kepedulianmu terhadap lingkungan sekitarmu. Di sini kamu bisa ikut menyumbang untuk membantu program dari Yayasan Bali Cantik Tanpa Plastik.
Minimum Donation Rp 15.000. Hasil donasi akan disalurkan ke yayasan Bali Cantik Tanpa Plastik.
Our earth, our home, our future… [b]