Teks dan Foto Anton Muhajir
Sejak sekitar April lalu, saya dan istri sepakat mengganti menu makanan sehari-hari. Selain kami makin mengurangi makan daging, terutama ayam pedaging yang penggemukannya disuntik testosteron itu, kami juga beralih ke produk organik.
Soal daging, sekali lagi terutama daging ayam broiler, salah satunya karena dipicu tayangan di TV tentang bagaimana peternakan ayam itu berlangsung dengan sangat sadis. Mulai dari pengeraman yang dilakukan mesin, lalu si bayi ayam langsung bertemu besi dan baja ketika lahir, penyuntikan terus menerus dengan testosteron agar ayamnya gemuk, sampai pembunuhan ayam yang lebih tepat disebut pembantaian.
Tayangan di TV itu sangat membekas. Sejak itu, kami langsung sepakat. Mari berusaha sebisa mungkin tidak mengonsumsi daging ayam broiler. Kami masih mengonsumsinya sekali-kali. Tapi sangat jarang. Daging lain seperti sapi dan kambing masih kami nikmati. Tapi ini toh juga jarang sekali. Sebulan belum tentu sekali.
Sebagai pengganti kami lebih banyak mengonsumsi ikan laut, tahu, tempe, udang, dan telur sekali-kali.
Selain mengurangi daging ayam itu tadi, kami juga pelan-pelan beralih ke produk pertanian organik terutama sayur dan beras. Kalau sebelumnya kami membeli beras dan sayur dari kios tetangga, kini kami membeli produk tersebut dari petaninya.
Seperti halnya niat mengurangi daging, niat untuk mengonsumsi produk organik itu juga karena ada pemicunya. Selain tayangan video tentang bisnis zat kimia di bidang pertanian kami juga melihat sendiri bagaimana petani menyemprotkan pestisida ke sayur mayur. Zat-zat kimia untuk membunuh hama itu menempel di tomat, bawang, cabe, dan seterusnya.
Lalu, racun yang mengendap di sayur itu kemudian berpindah ke tubuh kita meski kita telah memasaknya. Kita meracuni tubuh kita sendiri, sadar tidak sadar. Ngeri..
Maka makin yakinlah kami untuk beralih ke produk pertanian organik. Kebetulan pula, beberapa teman mendirikan koperasi yang salah satu usahanya adalah jual beli sembako. Koperasi itu pun menjadikan produk pertanian organik sebagai salah satu jualan utama.
Produk organik yang kami beli dari koperasi ini disuplai dari petani dampingan Bali Organic Association (BOA). Harga yang kami peroleh juga tidak terlalu mahal dibanding harga produk pertanian organik di tempat lain. Beras putih misalnya kami beli seharga Rp 6.500. Hanya lebih mahal Rp 1000 dari beras konvensional. Murahnya harga ini karena jalur pemasaran dari petani ke kami bersifat langsung. Tidak ada tengkulak di antara kami.
BOA ini sebenarnya hanya salah satu kios untuk membeli. Masih banyak pula tempat lain untuk membeli produk organik ini.
Raras, teman sekantor saya di VECO Indonesia, menjual produk pertanian organik pada teman-teman sekantor. Tiap hari Kamis, Raras akan mengirim pesanan teman-teman.
Dua contoh itu semoga mewakili geliat konsumen produk organik di Bali. Sepertinya memang makin banyak konsumen yang ingin mengonsumsi produk organik. Sayangnya, selama ini produk organik itu susah dan mahal. Kalau toh ada maka warung-warung organik itu lebih banyak berada di lokasi seperti Ubud, Sanur, dan Seminyak.
Karena itu, sekaligus menjawab pertanyaan beberapa teman terkait dengan tulisan sebelumnya tentang kios produk pertanian organik, inilah beberapa di antaranya. Pemesanan bisa lewat telepon atau email. Tapi ini sekadar referensi. Detailnya silakan kontak masing-masing alamat ini.
Koperasi Kamanusan
Jl Noja Ayung No 3 Gatsu Timur Denpasar
Contact Person I Nengah Muliarta Telp 081338576547
Kios Konsorsium LSM Bali untuk Kesadaran Konsumen
d/a Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) Bali
Jl Hang Tuah No 24 Sanur Denpasar
Contact Person Catur Hariani Telp 0361 – 288221
Ghindwani Corporation
CP Raras Email rarasatie@veco-indonesia.net
Warung Beras Bali
Jalan Sahadewa No. 26 Denpasar
Manik Organik
Jl. Danau Tamblingan 85 Sanur
Telp 0361- 8553380 | Email info@manikorganikbali.com
untuk yang organik2 bisa beli juga di
Bali Buddha, Jl. Jembawan no. 1, Ubud
http://www.balibuddha.com 🙂
bgm efektifitas penggunaan pupuk organik granular selama ini oleh para petani dalam meningkatkan hasil produksi tanaman? terima kasih atas perhatian dan informasinya.
Setuju dengan pertanian organik yang lebih sehat & aman.
Memang seharusnya pertanian Negara ini beralih ke organik kalau mau pertanian berkelanjutan. Selain ramah lingkungan,dan aman,produk produk pertanian organik juga menyehatkan. Untuk meningkatkan hasil, nutrisi dan vitamin produk pertanian organik bisa dicoba dengan ditambahkan Humic Acid kami Dari dari hasil tes laboratorium, produk pertanian organik yang memakai Humic Acid dalam program pemupukannya hasil akan meningkat, demikian pula vitamin dan nutrisi jauh lebih tinggi, dan rasanyapun lebih renyah dan greget. Ini bukan sekedar promosi tetapi sudah terbukti. Salam sukses pertanian organik kita
Sejarah pertanian di Indonesia secara intensif telah dimulai kurang lebih semenjak tahun 1969 pada saat dimulainya program intesifikasi massal (INMAS) untuk petani sebagai dampak revolusi hijau di tingkat dunia. Pada saat tahun 1969 para petani mulai diperkenalkan dengan berbagai jenis pupuk buatan yang bersifat kimia disertai dengan obat-obatan pembasmi hama penyakit dan gulma (Pestisida dan Herbisida).
Dari sektor pemumpukan dari penggunaan pupuk kimia atau yang lebih dikenal dengan anorganik disertai dengan paket-paket lainnya yang dikenal dengan nama Panca Usaha Tani mengakibatkan peningkatan produktivitas tanaman yang cukup tinggi dibandingkan kondisi sebelumnya sehingga Indonesia dapat mencapaim swasembada pangan pada tahun 1986 dan mendapat penghargaan dari organisasi pangan dunia di PBB yaitu FAO.
Namun peralihan dalam budaya bertani dari penggunaan pupuk organik (pupuk kandang, kompos, dll) ke penggunaan pupuk kimia dalam jangka waktu yang relatif panjang hingga saat ini telah menimbulkan dampak samping yaitu mengakibatkan tanah-tanah pertanian di Inonesia menjadi semakin keras sehingga menurunkan produktivitasnnya. Hal ini bukan dikarenakan hilangnya tanah lapisan atas (Top Soil) melainkan disebabkan oleh penumpukan sisa atau residu pupuk kumia dalam tanah yang mengakibatkan tanah menjadi sulit terurai. Hal ini disebabkan salah satu sifat bahan kimia adalah relatif sulit terurai atau hancur dibandingkan dengan bahan organik. Jika tanah semakin keras, maka akan mengakibatkan tanaman akan semakin sulit menyerap pupuk/unsur hara tanah dan untuk menghasilkan panen yang sama dengan hasil panen yang sebelumnya diperlukan dosis pupuk lebih tinggi. Hal inilah yang menyebabkan mengapa dosis pupuk semakin lama semakin tinggi. Selain itu dengan semakin kerasnya tanah, maka proses penyebaran akar dan aerasi (pernafasan) akar akan terganggu yang berakibat pertumbuhan dan kemampuan produksi tanaman akan semakin berkurang. Selain masalah pengerasan tanah akibat penggunaan pupuk kimia masalah yang patut di perhatikan di Indonesia adalah adanya indikasi proses pemiskinan atau pengurangan kandungan 10 jenis unsur hara meliputi sebagian unsur hara makro yaitu Ca, S dan Mg (3 unsur) serta unsur hara mikro yaitu Fe, Na, Zn, Cu, Mn, B dan CL (7 jenis unsur hara). Seperti yang diketahzui sazazt ini (Jornal ilmiazh soil science, 1998) dari sekian banyak unsur yang ada di alam, semua jenis tanaman membutuhkan mutlak (harus tersedia/tidak boleh tidak 13 macam unsur hara untuk keperluan proses pertumbuhan dan perkembangannya sering dikenal dengan nama unsur hara essensial. Unsur hara ini diperlukan dalam jumlah yang berbeda satu sama lain yang secara garis besar dibedakan menjadi unsur hara makro (6 jenis) yang dibutuhkan dalam jumlah lebih besar (unsur N,P,K,Ca,S dan Mg) dan unsur hara mikro (7jenis) yang dibutuhkan lebih sedikit (Unsur Fe,Na,Zn,Mn,B,Cu dan Cl). Walaupun berbeda dalam jumlah kebutuhannya namun dalam fungsi pada tanaman masing-masing unsur sama pentingnya dan tidak bisa mengalahkan atau menggantikan satu sama lainnya. Dalam hal ini masing-masing unsur hara mempunyai fungsi dan peran khusus tersendiri terhadap proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman, sehingga jika terjadi kekurangan satu jenis unsur hara saja akan mengakibatkan tidak optimalnya pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Jadi ke 13 unsur hara tresebut jika pada manusia ibarat menu makan 4 sehat 5 sempurna yang masing-masing mempunyai peran sendiri-sendiri. Melihat hls tsb diatas makan PT. Pandhu Subur Persada dengan Pupuk Organik Cair Lengkap SUPER POWER merupakan solusinya. Pupuk Organik cair lengkap Super Power mengandung 13 macam unsur hara esensial yang sangat dibutuhkan oleh tanaman dan hingga 77 macam unsur lainnya yang tidak terdapat pada pupuk kimia, mengingat pupuk organik Super Power mdiformulasikan dari bahan-bahan dasar alami 100% organik terbaik sehingga aman bagi tanaman, ternak maupun manusia.
Komposisi unsur-unsurnya diramu begitu cermat dan tepat sehingga benar-benar sesuai dengan kebutuhan segala jenis tanaman
hidup terus pangan organik…! karena memebuat umur lebih panjang
pertanian organik saat ini sangat perlu dikembangkan krn dapat membuat kt menjadi manusia yang sehat.dan jg dpt membuat dunia lehih sehat dan bebas dr bahan2 kimia.dengan pertanian organik jg kita bisa mengurangi pemanasan global yg terjadi saat ini.karna itu saya menawarkan kepada teman2 yang mendukung pertanian organik agar mencoba untuk mamakai pupuk organik BOKASHI KOTAKU yg dibuat dr bahan2 organik yang di fermentasi dengan teknologi EM