Google membuat kejutan hari ini.
Atau saya saja yang baru tahu. Ternyata di Google sudah ada pilihan Bahasa Bali-nya. Bahasa ini bersanding dengan English, Bahasa Indonesia, dan Basa Jawa.
Informasi ini saya ketahui pertama kali dari timeline mention @BaleBengong. Salah satu follower memberi kabar.
Suksma @google sampun nagingin basa Bali ring laman nyane cc @balebengong
— iGdeMurryastika (@donotshigella) February 15, 2013
Follower lain menyambungnya.
Google sudah mengisi halamannya dengan Bahasa Bali. Apa kabar yang ingin menghapus matpel Bahasa Bali di kurikulum 2013? 🙂 @balebengong
— Agung Mandala Putra (@gungmp) February 15, 2013
Saya kemudian buka Google.co.id dalam Bahasa Indonesia. Ternyata memang benar, ada Basa Bali di pilihan bahasa selain English dan Basa Jawa. Keren.
Setelah saya pilih Bahasa Bali, muncul tulisan di bawah kotak pencarian Google, Panyliksikan Google dan Tiang Sedek Aget. Saya yang bisanya cuma Bahasa Bali kasar tidak mengerti apa maksud kata-kata tersebut. Tapi, kalau melihat di Bahasa Indonesia sih artinya Penelusuran Google dan Saya Sedang Beruntung.
Hingga saya menulis artikel ini, pilihan Basa Bali hanya ada di Google.co.id, bukan Google.com. Beberapa Bahasa Bali yang digunakan di halaman depan tersebut misalnya Selehin dan Sarwaneka Google.
Begitu ketik kata kunci “Basa Bali” di kotak pencari, maka muncullah tulisan Kirang langkung 3.670.000 asil (0,55 detik). Ada pula Lianan, Pabligbagan, Paten, Asil Makasami, dan lain-lain. Saya yang selama 16 tahun ini hanya belajar Bahasa Bali ala Denpasar (cenderung egaliter dan “kasar”) malah bingung. Tidak mengerti.
Jadi ya baguslah. Sekarang saya jadi belajar Bahasa Bali halus setelah makin lupa kromo inggil bahasa ibu saya, Jawa. Setidaknya seperti tulisan pada judul. Semoga tidak salah. Hehehe..
Sebagaimana ditulis Kompas.com, Bahasa Bali merupakan bahasa daerah kedua yang didukung Google setelah bahasa Jawa. Penerjemahan ke bahasa Bali dilakukan pada Maret sampai April tahun 2012, yang bekerja sama dengan Yayasan Dwijendra dan BASAbali.org. Sebanyak 45 mahasiswa beserta ahli bahasa dari Universitas Udayana, Yayasan Dwijenda, serta Balai Bahasa juga membantu proses penerjemahan ini.
Semoga setelah ini makin banyak yang bisa Bahasa Bali meskipun tidak tinggal di Bali.
Update per 16 Februari. Berdasarkan informasi dari BasaBali.org, ternyata Google juga bikin Doodle ala Bali. Gambarnya seperti di bawah ini.
Menurut BasaBali.org, Doodle tersebut merupakan karya I Putu Wiadnyana alias Bobbo, mahasiswa Institut Senin Indonesia (ISI) Denpasar. Setiap huruf yang digunakan dalam Google Doodle tersebut memiliki makna tertentu.
Huruf “G” menggunakan ikat kepala atau udeng. Ikat kepala tersebut memiliki dua hiasan yang mewakili unsur kekuatan negatif dan positif.
Huruf “o” dan “g” berupa hutuf kecil menunjukkan patra, gaya ukir atau pahat di Bali.
Huruf “L” mengenakan udeng dan sarung berwarna hitam putih yang di Bali biasa disebut poleng. Dua warna yang bertolak belakang ini memberikan perlindungan untuk pemakainya.
Adapun huruf “e” mencerminkan karang goak, paruh burung dengan mata bunga. [b]