Oleh Anton Muhajir
Kalau Anda pusing dengan pekerjaan, main bowling mungkin bisa membantu menghilangkan pusing itu. Setidaknya itu yang saya alami.
Selasa pekan lalu, setelah capek karena ada diskusi dua hari berturut-turut dari pukul 9 pagi hingga 5.30an sore, saya dan sekitar 15 orang teman kerja main bowling di The Kubu di lantai empat Ramayana Mall Jl Diponegoro Denpasar. VECO Indonesia, lembaga swadaya masyarakat (LSM) internasional di bidang pertanian berkelanjutan, tempat saya bekerja paruh waktu sedang membuat diskusi enam bulanan untuk mengevaluasi maupun merencanakan program. Diskusi dari Senin hingga Kamis sore. Dan, dengan cerdasnya, manajer kantor Bu Yuli mengajak kami main bowling pada hari kedua diskusi. Tentu saja setelah diskusi selesai.
Selesai makan malam bersama di Pizza Hut di lantai satu kami pun ke lantai empat untuk main bowling. Kali ini adalah pengalaman kedua saya main bowling. Kalau tidak salah pengalaman pertamanya ketika di Jakarta sama teman-teman pengurus Aliansi Jurnalis Independen (AJI). Tapi lupa kapan persisnya. Setidaknya ini bukan pengalaman pertama jadi tidak malu-maluin. He.he.
Namun, ternyata hampir semua teman sekantor saya juga belum pernah main sebelumnya. Hanya tiga teman lain yang sudah pernah main. Itu pun ketik mereka di Vietnam. Aduh, kok jauh amat ya main bowling.
Oke, kembali ke soal bowling di Ramayana tadi. Ketika masuk tempat bowling, kami semua langsung menuju tempat permainan. Eh, ternyata kami tidak boleh pakai sembarang sepatu. Jadi harus ganti dengan sepatu khusus yang disediakan penjaga. Sepatu ini tidak gratis. Kami harus membayar Rp 5000 per pasang selama permainan. Katanya sih biar tidak licin. Sepatu khusus ini memang lebih ringan dan ketika dipelesetin ke lantai terasa lebih keset. Set!
Selesai ganti sepatu, kami menuju tempat bola. Ketika sedang siap-siap seseorang datang dan menyapa saya. Walah, ternyata Arief Ardiansyah, teman yang sudah lama tidak ketemu. Dia datang bersama teman-temanny di Bank BRI. Selain dia ada juga teman lama yang kini kerja di Bank BRI Cabang Kereneng. Sepertinya mereka juga melakukan hal yang sama: menghilangkan pusing dengan main bowling.
Setelah petugas mencatat nama-nama pemain, kami pun bersiap-siap. Rata-rata satu jalur permainan bowling untuk empat hingga lima orang. Saya sendiri bertanding dengan empat orang lain yang semuanya manajer: Pak Suarja manajer program, Bu Yuli manajer kantor, Pak Imam manajer publikasi, dan Bu Nearli yang tugasnya mirip manajer juga. He.he. Kami saling bergantian.
Satu per satu kami pun menggelindingkan bola melewati jalur menuju pion-pion. Meihat bola itu menghantam pion hingga tercerai berai jadi kenikmatan tersendiri. Apalagi ketika bola itu menghantam semua pion hingga rubuh, strike!. Wah, nikmatnya bukan kepalang. Ini memang permainan yang agak aneh juga. Menghancurkan untuk ditata lalu dihancurkan lagi.
Harga satu set main di sini Rp 15.500. Namun setelah di atas pukul 7 malam harga satu set main jadi Rp 19.500. Tiap satu set kita bisa menggelindingkan bola 20 kali yang dipisah jadi 10 kali kesempatan. Jadi tiap kesempatan kita bisa menggelindingkan bola dua kali kecuali jika strike yang hanya satu kali. Aduh, susah ya neranginnya? 🙂
Malam itu kami main tiga set masing-masing orang. Semuanya dibayar kantor. 🙂 Jadi lumayan melelahkan. Tapi tetap saja asik. Mengangkat bola bowling dengan tangan kanan, lalu menggelindingkan sekuat tenaga menuju pion di ujung jalur ternyata bisa menghilangkan pusing.
Nah, untuk menghilangkan haus, tempat ini juga menjual aneka minuman. Hanya, harganya sampai dua kali lipat dari harga di luar. Jadi, tidak ada salahnya Anda bawa saja minuman dari luar. Itu juga kalau tidak malu. He.he. [b]
Hipnotis Mal, Kantongku Merana
Pertumbuhan mal, supermal hingga hipermal di kota besar menawarkan berbagai konsep untuk memanjakan pengunjung. Umumnya, setiap mal berupaya mengawinkan pasar (tempat belanja) dan ruang rekreasi plus relaksasi. Berbagai fasilitas dan sarana pendukung ada di mal demi ‘menahan’ kaki konsumen tidak melangkah keluar dari mal. Bahkan, mal pun dengan cerdas membidik segment anak-anak dengan menyiapkan tempat penuh permainan yang menyenangkan (play-station), termasuk kolam renang. Orangtua sibuk berbelanja, sedangkan anak-anak mereka asyik bermain. Setelah itu, mereka pasti mampir di kedai juice atau KFC, dan sejenisnya. Satu yang pasti, ujung-ujungnya uang konsumen di kantong itulah yang dilirik pengelola mal. Tapi, untungnya sebuah mal yang eksklusif sekalipun tidak menutup pintu untuk semua lapisan masyarakat. Dengan kata lain, masyarakat ‘kelas pekerja’ meminjam istilah Robert Kiyosaki, bebas berplesiran di area mal.
Lalu soal melepas kepenatan dengan bermain bowling di mal, memang suatu ‘kebutuhan relaksasi’ bagi mereka yang berduit. Tapi, bagi ‘kelas pekerja’ bisa juga coba sesekali di awal bulan, tentunya karena kantongnya masih tebal. Ok, Sdr Anton, terima kasih infonya. Saya tertarik ingin coba juga. Mudah-mudahan bisa lepas kepenatan, tapi kalau ketagihan, maukah Sdr Anton bertanggung-jawab? Maaf, cuma guyon. Setiap orang harus bertanggung jawab dengan selera pribadinya.
Mnt infox mas? Itu mksdx pergame dgn hrg sgt, kt bs main 20x smp 10x gelindingin bkn? N bknx pergame cm 1x gelindingin? Mnt infox slx sy blm prnh main, br mo cb Hehe:)
Thx ya:)