Oleh Dewi Angraini
Lingkaran Surasavati sebagai kolektif perempuan mengadakan acara pemutaran dokumenter pendek pada Sabtu, 27 November 2021 di Geo Open Space Kerobokan. Acara yang berjudul Lingkar Sinema: Tentang HAM dan Perjuangannya merupakan salah satu upaya untuk mengampanyekan 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan dan menyambut hari Hak Asasi Manusia Sedunia pada 10 Desember.
Bekerjasama dengan Asia Justice and Rights (AJAR), Lingkaran Surasvati memutar film dokumenter animasi “Konta-sai” dan “8:45” sebagai bagian dari program “Making Right to Truth Tangible”. Film tersebut dirilis oleh AJAR, Asosiasaun Cheg! Ba Ita (ACbit), dan Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Kekerasan Aceh (KontraS Aceh).
Film Konta-sai bercerita tentang seorang penyintas kekerasan seksual bernama Isabel de Jesus Soares pada masa konflik Timor Leste (1975-1999). Sedangkan film 8:45 berkisah tentang pria bernama Umar Usman yang dituduh sebagai anggota Gerakan Aceh Merdeka pada tahun 2003 di Aceh.
Selain kedua film tersebut, Lingkaran Surasavati juga memutar dua film dokumenter lain yang dibuat seorang pegiat dokumenter, Faisal Bustamam. Kedua film yang diputar tersebut berjudul Kupatan Kendeng dan Penerimaan Tanpa Tapi. Kupatan Kendeng menceritakan perayaan ritual tahunan di Kendeng, sedangkan Penerimaan Tanpa Tapi menuturkan kisah seorang transpuan yang dipertemukan kembali dengan orang tuanya.
Selanjutnya, kegiatan diakhiri dengan bedah film dan diskusi yang mampu berkontribusi pada pemahaman mengenai konflik dan kekerasan, serta ragam gugahan afektif yang dialami manusia. Sikap empati ketika menonton keempat film tersebut juga mengizinkan individu penonton untuk memahami Hak Asasi Manusia secara lebih terbuka.