Sanur, 1950. Jawaharlal Nehru jalan-jalan di Sanur bersama Soekarno.
Keduanya menikmati keindahan pantai di sisi timur Kota Denpasar tersebut. Perdana Menteri Pertama India itu lalu menjuluki Sanur sebagai the morning of the world.
Saking terpesonanya pada matahari terbit di Sanur, Nehru memberikan julukan Sanur sebagai paginya dunia.
Ungkapan Nehru masih berlaku sampai sekarang. Mungkin abadi. Sebab, pesona utama Sanur memang pada saat matahari terbit. Pantai ini berada di sisi timur Denpasar, menghadap ke arah Selat Badung yang memisahkan Bali daratan dengan kawasan Nusa Penida di sekitarnya.
Karena itulah, menikmati matahari terbit tetap menjadi urutan pertama yang harus dilakukan ketika berkunjung ke Sanur. Namun, tak cuma itu. Ada pula beberapa kegiatan asyik lainnya yang bisa dilakukan saat melali atau jalan-jalan di pantai ini.
Berikut pilihannya.
1. Menikmati Matahari Terbit
Tentu saja inilah kegiatan pertama yang bisa dilakukan di Sanur, menikmati matahari terbit. Seperti halnya dilakukan Nehru dan Soekarno pada 1950-an.
Untuk bisa melakukannya, Anda harus memperhatikan dua hal: waktu dan musim. Waktu terbaik adalah sebelum matahari terbit. Minggu-minggu ini, matahari terbit di Sanur sekitar pukul 6.20 pagi Wita.
Agar lebih santai dan tidak buru-buru ke Sanur, Anda bisa menginap di hotel-hotel di Sanur. Banyak pilihan dari harganya Rp 200an ribu hingga jutaan per malam. Rata-rata hotel ini berada di dekat pantai jadi cukup jalan kaki sudah bisa menikmati pasirnya.
Matahari terbit pasti terjadi tiap hari. Namun, tak semuanya bisa dinikmati karena faktor cuaca. Pada musim hujan seperti saat ini kemungkinan cuaca mendung atau bahkan hujan lebih besar. Pada Januari – Februari malah bisa hampir tiap hari.
Begitu masuk Maret, cuaca lebih bersahabat. Namun, bulan terbaik untuk jalan-jalan di Bali, termasuk menikmati matahari terbit adalah Juni hingga Agustus ketika curah hujan lebih sedikit, lama penyinaran matahari paling lama, dan suhu udara relatif rendah.
Lokasi terbaik menikmati matahari terit ini hampir di sepanjang Pantai Sanur. Namun, beberapa bale bengong di dua titik utama yaitu Sanur Pusat di bagian utara dan Pantai Karang di bagian selatan, bisa jadi daya tarik tersendiri. Foto matahari terbit di Sanur terlihat lebih indah ketika siluet balebengong masuk dalam bingkainya.
2. Mandi (Pasir)
Bagi warga lokal pun, mandi di Sanur ini menjadi kegiatan favorit. Pada hari tertentu, misalnya Banyupinaruh setelah hari Saraswati, umat Hindu akan memenuhi pantai untuk membersihkan diri. Sanur menjadi salah satu tujuan favorit.
Begitu pula pada akhir pekan. Beberapa titik sepanjang pantai sekitar 3 km ini akan penuh dengan pengunjung yang berendam, mandi, atau berenang.
Kontur pantai Sanur relatif datar. Air juga dangkal. Bahkan pada saat pasang pun, ketinggian air hanya mencapai dada orang dewasa. Karena itulah, Sanur amat aman untuk mandi. Air dan pasir putihnya juga bersih. Tak ada karang atau batu-batuan tajam lain di sini.
Lokasi favorit untuk mandi biasanya di Sanur pusat, Pantai Segara, Pantai Sindhu, dan Pantai Mertasari.
Sebagai selingan kegiatan mandi di Sanur, Anda bisa main pasir. Cukup duduk di pinggir dan bermain dengan lembutnya pasir Sanur. Membuat sumur atau istana pasir bisa mengasyikkan. Malah ada pula yang tidur dan mengubur badannya dengan pasir untuk menghangatkan badan maupun tujuan kesehatan.
3. Main Kano
Jika ingin melakukan kegiatan olah raga air murah meriah di Sanur, main kano bisa jadi pilihan. Dengan membayar sewa Rp 20.000, Anda bisa main kano sepuasnya.
Ombak di Sanur sangat kecil. Hanya riak-riak kecil. Arusnya pun tidak keras. Hal ini karena konturnya yang datar itu tadi. Dari pinggir pantai hingga jarak sekitar 300 meter ke tengah, pantainya datar. Setelah itu baru berupa drop off sehingga membentuk semacam tebing di tengah laut.
Ombak besar di Sanur akan pecah ketika mencapai titik drop off ini. Hanya riak-riak kecil yang tersisa ketika sampai di bibir pantai di mana orang mandi.
Maka, main kano di Sanur pun lebih mudah. Aman pula.
Anda bisa mendayung kano ini ke tengah. Karena lokasinya sama di mana banyak orang mandi, maka Anda harus berhati-hati ketika mendayungnya. Biar tidak kena kepala orang. Mendayung kano perlu teknik tersendiri untuk menjaga keseimbangan dan laju kano.
Sambil mendayung kano ke tengah, Anda bisa melihat ke bawah. Air jernih memudahkan kita melihat padang lamun atau sebagian kehidupan bawah laut lainnya di sini.
4. Naik Sepeda
Sebagai sebuah kegiatan wisata, naik sepeda di Sanur termasuk baru karena baru muncul sekitar lima tahun lalu. Beberapa warga lokal kini menyewakan sepeda untuk para pengunjung. Tarif sewa berkisar Rp 5.000 hingga Rp 10.000 per jam.
Di sepanjang pantai Sanur memang sudah dibangun trotoar, tempat kita bisa jalan-jalan santai sepanjang pantai. Trotoar ini membentang dari ujung utara ke selatan. Bersih dan tertata sehingga nyaman untuk jalan-jalan maupun bersepeda.
Waktu terbaik untuk bersepeda ini pagi atau sore.
Selama bersepeda dari ujung ke ujung, Anda bisa menikmati pemandangan pantai maupun semua yang ada di sana, perahu, taman, hotel, atau mampir pasar untuk belanja. Jika capek, tinggal berhenti dan beristirahat di banyak tempat sepanjang pantai ini.
Tapi, karena trotoar ini juga dipakai untuk pejalan kaki, maka Anda harus sadar diri. Utamakan pejalan kaki.
5. Menyantap Kuliner
Setelah puas menikmati matahari terbit serta capek mandi, main kano, dan bersepeda, kini saatnya menikmati kuliner Sanur.
Dua tempat makan paling legendaris di Sanur adalah Warung Mak Beng dan Made Weti. Keduanya berada persis di pantai. Mak Beng di Sanur Pusat, Jalan Hang Tuah dan Made Weti di Jalan Pantai Segara.
Warung Mak Beng menyediakan menu tunggal sup ikan dan ikan goreng. Warung yang berdiri sejak 1941 ini buka pukul 9 pagi hingga 5 sore. Tak hanya pengunjung biasa, pejabat dan artis pun banyak yang menikmati menu andalan mereka.
Adapun Made Weti menyajikan menu tunggal nasi campur ayam khas Bali. Warung ini buka dari pukul 7 hingga sekitar pukul 11 atau sampai nasinya habis. Anda perlu kesabaran ekstra untuk bisa menikmati lezatnya sepiring nasi lengkap dengan ayam suwir, sambal matah, dan aneka sayuran ini.
Saking banyaknya pelanggan, pembeli harus antre 30 – 45 menit untuk bisa mendapat seporsi pesanan.
Jika menu ala Mak Beng dan Men Weti terlalu berat, maka Anda bisa memilih menu lebih ringan, lumpia Sanur. Pedagang lumpia Sanur ini amat khas karena hampir semua ibu-ibu. Mereka membawa dagangannya di atas kepala dan menjajakannya di pantai-pantai.
Dengan harga Rp 5.000 per porsi, Anda bisa menikmati potongan-potongan lumpia dan tempe goreng ini sambil duduk di pasir pantai menikmati Sanur, paginya dunia. [b]