Oleh Erna dan Eka
Madu merupakan salah satu bahan makanan yang sehat dan alami. Manfaat madu sangatlah banyak salah satunya untuk kesehatan dan kecantikan. Inilah peternak madu lebah yang mengisap sari bunga mete dan mangga di Bali Timur.
Kali ini bersama salah satu petani lebah madu Bali Timur, I Made Suarjana yang berasal dari Desa Ban, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem. Ia sudah lama menggeluti usaha madu sebagai penghasilan tambahan. Selain juga usaha madu yang sangat menjanjikan.
Desa Ban merupakan daerah yang berada di dekat kaki gunung Agung. Daerah ini sangat kering dan gersang. Namun, memberikan sejuta manfaat bagi masyarakatnya. Salah satunya bertani lebah. Penangkaran lebah ini memiliki proses yang lama. Dari proses peletakan rumah lebah yang berbentuk kotak di pohon-pohon perkebunan hingga kotak tersebut terisi lebah.
Saat sudah terisi baru kotak itu bisa dipindahkan ke tempat penangkaran. Proses ini belum berakhir. Sarang madu yang ada didalam kotak akan terus berkembang hingga siap panen. Jenis lebah yang ditangkarkan adalah jenis lebah Apis Cerana, yang merupakan lebah hutan liar. Lebah tersebut mencari makan sendiri tanpa diberi asupan makanan apapun. Madu yang dihasilkan dominan dari nektar bunga mete dan mangga. Sehingga warna, rasa, dan tekstur madu akan berbeda juga tergantung dari nektar bunga tersebut.
Made Suarjana memaparkan, proses panen ini dilakukan setahun sekali. Mulai dari bulan Agustus, September hingga Desember merupakan masa panen raya. Pemerasan Madu Bali Timur ini masih menggunakan cara tradisional.
Sehingga tidak mengurangi kandungan baik dari madu tersebut. Suarjana juga sudah melakukan pengemasan untuk produk madunya itu. Untuk pengemasan menggunakan botol steril, mulai dari isian 250 ml, 600 ml sampai 1 liter. Katanya, banyak konsumen yang ingin membeli madu sarang yang dijual kiloan. Untuk peminat madu yang ingin merasakan sensasi makan madu langsung dari sarangnya.
Untuk pemasaran madu sampai saat ini sudah sampai di seluruh kabupaten yang ada di Bali. Bahkan sampai di luar Bali seperti di Lombok. Pada masa pandemi ini pemasaran madu justru sangat melambung tinggi. Madu dikonsumsi untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
Tantangan budidaya madu adalah kualitas lingkungan. Misal saat cuaca terlalu panas, mete tidak berbuah banyak. Biasanya 2 ton hanya dapat 400 kg sekitar 3 hektar saat pandemi.
“Bunga menurun maka produksi madu juga turun. Daun menghitam. Selain itu kini makin banyak mangga disemprot pakai pestisida. Lebah tidak mau, sehingga mereka terbang ke hutan,” jelasnya.
Menurunkan kotak madu harus malam hari karena menunggu lebah pulang. Saat panen dalam kondisi tenang, harus jalan kaki ke dalam kebun.
“Kalau naik motor para lebah galak. Kendala lain semut mencari kotak madu. Biasanya batang diisi oli. Kotak madu di pohon mangga dan mete,” tutur Suarjana sebagai strateginya memanen madu.
Pembudidaya madu di Dusun Punuhan, Desa Ban hampir semua membuat kotak madu. Suarjana memanen sendiri untuk menjamin kualitas madunya. Kontak East Bali Honey 081339756337.