Palu sudah diketokkan. Keputusan sudah diambil. Inilah para pemenang lomba blog Kisara Bali dalam rangka Hari Remaja dan Hari AIDS Sedunia tersebut.
Juara I : www.ferror.bloggaul.com
Juara II : www.balivetman.wordpress.com
Juara III : www.astriani.wordpress.com
Juara Favorit: www.helld4.wordpress.com
Ini keputusan tidak mudah. Tiga juri dan panitia harus sering-sering berkomunikasi untuk menilai masing-masing peserta. Dengan peserta 152 orang, di mana satu peserta bisa mengirim blog sebanyak-banyaknya, maka kami harus menilai sekitar 177 alamat blog dengan lebih dari 400an posting yang diikut sertakan dalam lomba.
Bagian pertama yang kami lakukan bersifat sangat teknis, kelengkapan persyaratan. Misal apakah blog yang diikutsertakan itu sudah memasang banner lomba dan mengikutsertakan banner sahabat Kisara sebagai dinyatakan dalam syarat lomba. Kalau tidak lengkap, maka blog tersebut langsung masuk recycle bin. Kami hapus dari daftar peserta.
Selanjutnya dari tulisan-tulisan itu kami pilih lagi berdasarkan enam unsur penilaian antara lain orisinalitas, kedalaman tulisan, pengalaman praktis, gaya bercerita, desain, dan interaksi. Keenam unsur ini kami proporsionalkan. Misalnya interaksi tentu mendapat prosentase lebih kecil dibanding kedalaman. Dan seterusnya..
Dengan demikian antar unsur saling berkaitan. Tidak berdiri sendiri. Satu sama lain saling melengkapi.
Makanya bisa jadi ada blog yang tulisannya dalam tapi setelah dicek-cek ternyata itu bukan hal baru alias sudah terlalu sering diomongin, atau parahnya bahkan peserta itu hanya mengambil dari sumber lain, maka dia akan mendapat nilai kecil di orisinalitas. Atau bisa saja idenya baru, tapi itu melulu ide tanpa ada nilai praktisnya, maka dia juga akan berkurang.
Salah satu pendekatan kami dalam menilai adalah penulis-sentris. Maksudnya bahwa posting itu harus bersumber dari diri penulis sendiri. Karena itulah faktor pengalaman praktis sangat perlu ada dalam tulisan. Kalau ada peserta yang menulis soal kesehatan reproduksi remaja, maka menurut kami harus ada bagian dalam tulisan itu yang menunjukkan bahwa penulisnya punya pengalaman langsung. Jadi blog itu tak semata sesuatu yang jauh dari dia. Bukankah blog adalah perayaan tentang hal-hal personal?
Tapi blog juga tak melulu tentang diri sendiri. Ada komunikasi dalam blog. Karena itu kami memperhitungkan interaksi. Sebab, bagi kami blog adalah tempat di mana diskusi tak lagi searah. Blog adalah perayaan kebebasan informasi, termasuk keadaan di mana semua bisa terlibat di dalamnya meski sekadar menyapa.
Denpasar, 3 Desember 2008