Pandemi Covid-19 yang tengah melanda bumi rasanya sungguh suram.
Seperti cerita yang sulit dipercayai tapi nyata dirasakan. Infeksi virus SARS-COV 2 yang berawal pada akhir Desember lalu menyebar dengan cepat dan trengginas. Tanah air pun tak luput oleh serangannya.
Ada begitu banyak perasaan gemas, ironis hingga tak tenang. Tentang bagaimana dan apa saja langkah yang akan pemerintah eksekusi untuk mengatasi pandemi ini.
Virus ini telah menjadi pemberitaan di mana-mana sejak akhir tahun lalu. Namun, bahkan sejak akhir tahun tidak ada cukup edukasi yang meyakinkan tentang langkah konkret apa yang akan diambil oleh otoritas. Alhasil, saat virus tersebut tiba di negeri ini, semua tampak bingung dan panik.
Hal-hal mendasar yang seharusnya sudah diatasi jauh-jauh hari sebelum virus ini meraja, seperti memproduksi alat pelindung kesehatan yang cukup dan terstandar guna mencegah terbatasnya stok dan melindungi segala lapisan warga, pun gagal ditangani. Sesuatu yang paling dasar.
Alhasil, saat ini masker dan cairan desinfektan pun menjadi barang langka. Akhirnya, harga pun menjulang. Celakanya ini berdampak lebih tragis lagi. Alat pelindung diri yang menjadi senjata utama para medis di rumah sakit pun langka. Paramedis berjuang tanpa senjata. Ironis.
Sebagai seorang dokter, saya menyaksikan hal ini nyata dalam keseharian di rumah sakit. Saya juga banyak mendengar keluh kesah kawan yang bertugas di rumah sakit berbeda. Saya pun menyaksikan kekhawatiran paramedis lain tentang bagaimana mereka takut akan terinfeksi ataupun membawa virus ini ke rumah mereka.
Namun, apa daya. Sebagai para medis, panggilan kemanusian adalah landasan tugas.
Bertambah Nyata
Keluhan ini semakin bertambah nyata dari hari ke hari seiring bertambahnya jumlah pasien suspek. Bahkan, teman-teman yang bertugas di puskesmas pun mengeluhkan hal serupa. Begitu banyak pasien yang datang dan alat pelindung yang seadanya. Tak jarang mereka menggunakan jas hujan, bola dipotong dan disambung dengan plastik mika untuk menggantikan face shield guna melindungi mereka dari droplet penderita.
Pengalaman pribadi dan keluhan-keluhan rekan saya menjadi sesuatu yang saya pikirkan dengan serius. Membebani hari-hari apalagi saat harus berjibaku.
Saya masih beruntung, karena bertugas di rumah sakit pusat yang walau terbatas, masih lebih mudah untuk memperoleh masker dan cairan pencuci tangan. Namun, bagaimana dengan rekan-rekan yang bertugas di pelosok atau daerah yang lebih terdampak?
Keresahan- keresahan ini membuat saya mengeluh kepada seorang teman, Guna Warma yang kebetulan seorang vokalis dari sebuah band indie asal Bali. Kami memikirkan beberapa ide dan memikirkan teman-teman yang kami tahu akan bisa membantu kami.
Pada pertengahan Maret, saya menghubungi tim BaleBengong dan menyampaikan keluhan ini serta apa saja yang mungkin bisa kita lakukan. Beberapa hari setelah itu, sebut saja kami Tim Hijau Putih yakni saya, tim BaleBengong, rekan dokter saya Ni Wayan Desy Lestari, Frischa Aswarini, Putu Deoris & Fenty Lilian pun sepakat untuk memulai #KonserdiRumahAja melalui penampilan langsung via Instagram Nosstress.
Penampilan langsung ini bertujuan untuk menggalang dana yang akan kami salurkan untuk pengadaan alat perlindungan diri (APD) bagi tenaga kesehatan di salah satu rumah sakit pusat pendidikan di Bali, salah satu rumah sakit umum daerah kabupaten di Bali dan beberapa puskesmas di pelosok nusantara.
KonserdiRumahAja dimulai pada Minggu, 22 Maret 2020 oleh penampilan langsung Guna Warma Nosstress. Malam berikutnya Cok Bagus Nosstress dan kemudian malam ketiga Angga Nosstress.
Sempat beristirahat selama sehari untuk merayakan Nyepi, #KonserdiRumahAja juga dilanjutkan dengan penampilan penyanyi delta blues Made Mawut, Sandrayati Fay hingga vokalis Superman is Dead, Bobby Kool.
Selain menampilkan #KonserdiRumahAja para penonton juga bisa bertanya langsung di kolom komentar para artis saat mereka tampil dengan tagar #TanyaDonasiCOVID. Adapun donasi dibuka sejak 21 Maret 2020 melalui rekening Bank BPD Bali atas nama Ni Wayan Desy Lestari 02000215109141, via GoPay dan OVO atas nama Fenty Lilian 0895 3787 3600 dan via Paypal alpha_nya@yahoo.com.
Hingga Minggu siang, 29 Maret 2020 adapun total sumbangan adalah sebagai berikut:
No | Via | Jumlah |
1 | BPD | 17.113.00 |
2 | GoPay | 1.738.000 |
3 | OVO | 1.513.000 |
4 | Paypal | – |
T O T A L | 20.364.000 |
Ladang Semangat
Donasi sudah bertahap kami gunakan untuk membiayai uang muka pemesanan baju coverall, membeli masker N95 & membiayai uang muka pembelian masker bedah. Kami akan rilis lebih lengkapnya setelah semua barang tiba di rumah sakit dan puskesmas yang menerima donasi tersebut.
Pemesanan baju coverall pun memerlukan waktu, yang syukurnya kami menggunakan produk dari garmen lokal Denpasar sehingga kami hanya menunggu 3 hari. Namun, masker bedah yang kami pesan sebanyak 20 box harus menunggu sekitar 1 minggu karena antrean di distributor. Itu pun termasuk cepat untuk masker bedah yang memang terstandar baik yang seperti kita ketahui sangat langka.
Kami berharap, minggu ini kami bisa mengirim ke rumah sakit dan puskesmas tujuan agar segera dapat dipergunakan oleh rekan tenaga kesehatan yang membutuhkan. Kami akan merilis nama instansi jika barang telah sampai di tujuan dan diterima dengan selamat dan terdapat bukti berupa foto. Kami juga berharap gerakan dari tim kami.
Besar harapan agar #KonserdiRumahAja ini bukan hanya menggalang dana, tapi menjadi ladang semangat di tengah keringnya harap dan niscaya. Kami pun ingin agar setiap tayangan langsung tidak hanya mengimbau untuk berdonasi melainkan juga meyakinkan bahwa penting sekali bagi kita untuk #DiRumahAja guna memutus tali penularan #COVID19.
Juga yang lebih penting #KonserdiRumahAja menjadi tempat bagi kita saling bersolidaritas, menabur optimisme dan berbincang tentang hari esok yang kami yakini akan lebih baik.
Semoga setiap semangat dan energi selalu ada pada kita. Agar gerakan ini dapat panjang umur dan APD dapat terus mengalir kepada para medis baik yang berasal dari gerakan ini ataupun dari gerakan-gerakan solidaritas lain.
Sampai jumpa minggu depan dengan laporan berikutnya. Semoga teman-teman tidak bosan dengan #DiRumahAja. Semoga tetap produktif dan tetap mendoakan kami yang bekerja di garda terdepan agar sehat selalu untuk keluarga dan nusa bangsa.
Akan ada banyak kejutan di hari-hari yang akan datang melalui #KonserdiRumahAja. Semoga kalian tak sungkan memberi kami ide, saran hingga kritik.
Salam sehat selalu, mari menabung harapan dan bersolidaritas.
Tim Hijau Putih
Comments 1