Oleh Habib Almascatye
Desa pesisir penuh nelayan di tahun 60an lalu menjadi kota kabupaten di tahun 2010an, kemudian jadi perhatian seluruh dunia saat Komodo terpilih menjadi salah satu tujuh keajaiban dunia yang baru (The New Seven Wonders) pada 2011. Komodo tak hanya hidup di Pulau Komodo, namun ditemukan di daratan Flores bagian utara maupun yang paling jauh di Riung, Kabupaten Ngada, Flores Tengah. Namun, Labuan Bajo menjadi perhatian wisatawan dengan keindahan alamnya selain Komodo adalah saat digelar Sail Komodo pada 2013.
Penduduk Labuan Bajo menyebut daerah pesisir ini sebagai “Labuan”, tempat berlabuhnya kapal-kapal dari berbagai bangsa membuang sauh, memperbaiki kapal, membawa barang-barang perdagangan dari berbagai kota di Indonesia. Kadang mengisi air minum atau memuat kembali barang-barang hasil pertanian yang akan dijual ke seluruh pelabuhan lain.
Penduduk Manggarai yang tinggal di pegunungan menyebut daerah pesisir ini dengan kata “Lembajo”. Penduduk di Pulau Komodo, menyebutnya dengan kata “Le’mbajo” dengan huruf ‘m’ seperti menggumam.
Selengkapnya:
Laho Le’mbajo, Mengayuh Asa Baru untuk Pelestarian Warisan Budaya Dunia
Liputan mendalam ini adalah bagian dari Anugerah Jurnalisme Warga (AJW) Kelautan 2021 bekerja sama dengan Yayasan WWF Indonesia.