Barong Sai dan Liong akan dikirab saat malam Imlek di Kuta.
Warga Banjar Dharma Semadi, Kuta akan mengarak Barong Sai dan Naga Liong pada sore hingga malam Imlek, 9 Februari nanti. Kirab khusus menyambut tahun baru China ini sudah menarik perhatian warga dan wisatawan sekitar lima tahunan ini. Di banjar ini terdapat pula Vihara Dharmayana dan Kongco Tan Ho Cin Jin dalam satu kompleks.
Kelompok penari Barong Sai dan Liong sudah berlatih sejak beberapa hari lalu. Kirab ini hanya menempuh rute pendek di beberapa jalan sekitar kompleks Kongco untuk menghindari kemacetan. Kirab ini menandakan kemeriahan perayaan tahun baru China dimulai dan bisa dinikmati tiap orang di Kuta.
Seperti tahun lalu, kirab akan didahului wadah abu dan dupa (yolo) sebagai tanda keikutsertaan dewa-dewa. Selain itu juga sepanjang perjalanan diperciki tirta, laiknya umat Hindu untuk pembersihan secara niskala.
Sebanyak 132 lampion baru juga sudah digantung di seluruh sudut Kongco yang berlokasi di pojok antara jalan Blambangan dan jalan Padri, Kuta ini. Lampon-lampion ini dipasang pada hari Minggu kemarin saat warga gotong royong membersihkan Kongco.
“Tiap lampion artinya donasi Rp 400 ribu untuk Kongco,” kata Luwih Beratha, pengurus Yayasan Darma Semadhi yang mengelola Vihara dan Kongco ini.
Tiap orang bisa menyumbang lebih satu lampion. Nama-nama penyumbang akan tertera di tiap lampion, diikatkan di tali-tali yang menggantung dalam lampion jelang Imlek nanti.
Berkah
Beratha mengatakan tradisi Imlek selalu dirayakan umat Budha Banjar Dharma Semadhi ini dengan meriah. “Tahun baru ular juga diyakini memberi berkah dan rezeki,” katanya.
Selebaran mengenai peruntungan tahun ular sudah ditempel di tembok Kongco. Orang dengan kelahiran shio ular atau Xi Hua ini diimbau mengurangi apes dengan tidak melihat peti mati (siu pan) diturunkan ke liang kubur.
Pada tahun ular, warga yang rumah atau tempat kerjanya berlokasi di arah Selatan dan Utara disebut akan lebih menguntungkan. Sebaliknya bagi yang arahnya di Timur.
Luwih menyebut saat Imlek, pada 10 Februari, warga bisanya fokus di rumahnya masing-masing karena persembahyangan sudah dimulai malam hingga dini hari. Selanjutnya pada malam hari saat Imlek baru ada keramaian lagi di gedung serbaguna vihara dengan pertunjukkan Tari Liong dan Barong Sai.
Warga yang tidak bersembahyang juga dipersilakan datang dan ikut menikmati perayaan Imlek di sini. “Semua orang apapun kepercayaannya dipersilakan datang, karena Imlek kan tradisi yang bisa dinikmati siapa saja,” kata Beratha.
Vihara Dharmayana dan Kongco ini dikelola lebih dari 140 KK warga Banjar Dharma Semadhi di Kuta yang nyaris semuanya beragama Budha. Mereka melestarikan system kekerabatan dan tradisi sejak lebih dari dua abad silam.
Menurut dokumentasi internal, vihara dan kongci sudah berdiri sejak sekitar 1876 M, vihara Dharmayana menjadi salah satu bangunan tertua di Bali. Vihara ini sangat ramai menjadi obyek foto saat ritual karena ada sesajen ala Hindu Bali seperti canang dan rangkaian buah-buahan.
Secara kedinasan, pengemponnya masuk wilayah Banjar Temacun, Kuta. Vihara Dharmayana pernah dikunjungi Dalai Lama pada 1982.
Hindra Suarlim, Ketua Yayasan Dharma Semadhi yang menaungi vihara ini mengatakan, Dharmayana dibangun untuk menghormati Yang Mulia Kongco Tan Hu Cin Jin, leluhur warga Tionghoa di Kuta. Menurutnya warga non Tionghoa juga bisa mengunjungi vihara termasuk turis. [b]
Foto ilustrasi disalin dari LidahnyaLady.
selamat merayakan imlek ya