Sumber Press Release
Kuta telah menjadi ikon pariwisata Bali. Simpati dunia kepada Kuta makin menguat pasca terjadinya tragedi kemanusiaan 12 Oktober 2002. Sebanyak 202 nyawa manusia dari 22 negara melayang dan mengakibatkan pariwisata Bali nemenui titik nadir.
Berawal dari pariwisata tersebut sejumlah warga Kuta yang perihatin dengan kondisi Kuta berinisiatif untuk membangkitkan kembali pariwisata Kuta. Tahun 2003 setahun setelah bom 2002, Made Supatra Karang, ketua Kuta Small Business Association (KSBA) tampil memimpin untuk kebangkitan Kuta melalui sebuah even internasional yang disebut Kuta Karnival.
Even ini dilaksanakan sebulan penuh dari 11 September (memperingati tanggal kejadian serangan teroris di WTC New York) hingga 12 Oktober 2003. Awalnya semua pesimis dengan even yang dilakukan di tengah terbatasnya dana dan keterpurukan image Bali. Gotong-royong dan kebersamaan masyarakat Kuta yang heterogen menjadikan even tersebut sukses.
“Kuta Karnival tahun ini sudah memasuki agenda yang ke-6. Kami komit menjadikan even Kuta Karnival sebagai even bersama yang dibangun dengan kebersamaan,” ujar Ketua Panitia Kuta Karnival, I Nyoman Graha Wicaksana yang juga Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kuta. Tahun ini generasi muda tampil memimpin even yang sudah dikenal dunia internasional ini.
“Kuta Karnival ke-6 tahun 2008 mengusung tema menyama braya “Inspiring Togetherness”,” ujar Graha. Kuta sudah menjadi daerah heterogen yang dihuni penduduk dengan latar belakang berbeda. Tema ini diangkat sebagai kekuatan yang ada di Kuta. Tema ini baginya bukan sekedar wacana karena hampir semua kegiatan dalam Kuta Karnival melibatkan semua unsur termasuk wisatawan asing.
Keterbatasan dana menjadi satu sisi dilematis yang dihadapi penyelenggara. Tapi kondisi tersebut tidak menyurutkan penyelenggaraan even yang akan diselenggarakan 18 s/d 26 Oktober 2008 ini. Dimotori oleh LPM Kuta, Kuta Karnival akan melaksanakan 33 kegiatan selama 9 hari. Tahun lalu jumlah kegiatan hanya 21 kegiatan sehingga ada tambahan 12 kegiatan unik di tahun 2008 ini.
Kegiatan integral Kuta Karnival seperti Bali Food Festival mengedepankan tema menyama braya contohnya, melalui ajakan kepada asosiasi petani untuk turut menampilkan hasil panen mereka bersanding di suatu lokasi yang sama dengan para ahli kuliner internasional. Beberapa kegiatan tambahan dalam even tahun ini yang juga mengusung tema menyama braya adalah King & Queen atau lomba payas Bali untuk para bule, kontes bonsai yang akan merangkul peserta dari skala nasional, memancing serta juga ngejuk “kucit” dan yang sangat menarik adalah Mepantigan salah satu kegiatan yang diusulkan oleh Gubernur Bali Made Mangku Pastika.
“Kami dari panitia meminta dukungan dari semua pihak untuk suksesnya even yang sudah menjadi milik dunia,” ungkap Graha. Ia berharap even ini bias dimiliki semua orang, baik warga Kuta, masyarakat Bali, pendatang dan wisatawan. Graha juga berharap kepedulian pengusaha yang ada di Kuta semuanya mensupport kegiatan Kuta Karnival ke-6.
Terkait dengan keberlangsungan even Kuta Karnival yang bersamaan dengan Asian Beach Games (ABG), Graha menyatakan dukungan sepenuhnya dari masyarakat Kuta selaku tuan rumah di Kuta, dimana venue ABG di Kuta diprioritaskan untuk mendapat koasi yang bagus rata pantai di depan Anggrek Inn, sedangkan lokasi acara Kuta Karnival di geser ke arah depan Kuta Food Court.
“Even ini adalah even bangsa yang mana kita sebagai rakyat Indonesia harus mendukung untuk suksesnya acara ini. Kami sudah berkoordinasi dengan para pihak terkait untuk memastikan ABG dapat berlangsung dengan sukses di Kuta bersanding erat menyama braya dengan Kuta Karnival.” pungkas Graha. [b]