Semua kehidupan bersumber dari air.
Oleh karena itu semua makhluk hidup membutuhkan air. Tujuh pula lima persen bumi ini ditutupi oleh perairan. Air yang dikonsumsi manusia kualitasnya makin menurun sementara dari lautan kita dihadapi meluapnya air laut karena es di kutub akan terus mencair. Pertumbuhan manusia yang sangat pesat memungkinkan sumber daya alam yang satu ini akan lebih diperebutkan dibanding minyak bumi, emas dan bahan tambang lainnya.
Mulai bangun tidur sampai tertidur lagi amat sangat kita memerlukan air. Sebut saja mandi cuci kakus, semuanya atas peran serta air. Dari air berkualitas di pegunungan, dalam tanah atau dari Perusahaan Air Minum sekalipun. Pernahkah kita menghitung berapa banyak sumber mata air yang hilang sehingga sungai sungai menjadi kering karena hutannya tak ada?
Dari 458 Daerah Aliran Sungai (DAS) di Indonesia, 60 di antaranya dalam kondisi kritis berat, 222 kritis, dan 176 lainnya berpotensi krisis akibat alih fungsi lahan yang membuat penyangga lingkungan itu tidak berfungsi optimal. Begitu kata Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian Dr Hasil Sembiring tentang konservasi Sumberdaya Air di Bogor beberapa pekan silam.
Dahulu kita tidak perlu membayar untuk mengkonsumsi air. Namun, sekarang orang orang banyak mengonsumsi air dari produk produk air mineral yang beredar. Ini indikator bahwa kita makin sulit mencari air yang berkualitas. Semua yang didapat harus dengan membeli.
Kehidupan makin pelik ketika manusia menggunakan semuanya. Kendaraan bermotor mengepulkan asap ke udara hingga mengakibatkan hujan asam. Air hujan sudah menjadi masalah bagi kehidupan. Hal ini ditambah daerah resapan air semakin berkurang tiap harinya. Pohon-pohon ditebang untuk perumahan, jalan dan lain sebagainya.
Tanah yang luas ditutup jalan napasnya hingga tanah tanah tidak menerima air, hujan yang turun menyentuh beton, aspal dan lorong lorong yang tebal, hak tanah untuk menerima air dibatasi.
Program menanam pohon terkendala karena lahannya yang semakin sempit. Semua sudah ditutup paving, aspal dan lainnya. Singkat kata, tangan kanan belum bisa berbuat kebaikan untuk menanam pohon, menghemat air, mengurangi kerusakan, namun tangan kiri terus mencemari, dari cebok, mandi, mencuci dengan menggunakan air secara berlebihan.
Di Bali ada suatu lembaga bernama Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH Bali). Beberapa tahun terakhir ini mereka memiliki kegiatan dengan merangkul anak-anak sekolah untuk memonitor kualitas air sungai di Bali. Semoga gerakan ini semakin berkembang, agar banyak orang yang makin mencintai sumber daya air.
Akankah air menjadi air mata karena kebiasaan buruk yang kita lakukan? Tanggal 22 Maret diperingati sebagai hari Air Se-Dunia, di mana masyarakat dunia semakin prihatin pada kehidupan ini. Mari kita berpikir secara arif dan bijak untuk kemudian bertindak dengan kemampuan yang dimiliki, untuk menghormati air, bersemedilah kita dalam teguk hingga kita tahu betapa pentingnya air.
Selamat hari Air se-Dunia. [b]