2024 – Dilema memilih antara nonton konser atau piknik, penggagas konser Sunset di Kebun sepertinya berpikir untuk kenapa tidak menggabungkan keduanya. Bisa jadi, seperti itulah, awal mula lahirnya konser Sunset di Kebun.
Konser sunset di Kebun adalah konser yang mengusung tema konser yang intim dan dekat antara para penampil dan penonton. Di laman resmi Instagram mereka, tertulis Intimate Music Show with Green, Conservation & Culture Movement.
Konser ini sendiri diadakan di beberapa kota sepanjang tahun 2024. Terakhir, akan digelar di Purwodadi pada tanggal 2-3 November mendatang. Salah satu destinasi Sunset di Kebun 2024 adalah Bali.
Lokasi yang dipilih adalah Kebun Raya Bali, di Tabanan. Tahun 2023 lalu, konser yang sama juga digelar di tempat ini.
Konser Sunset di Kebun di Bali dilangsungkan pada 25 dan 26 Mei 2024. Hari Sabtu dan Minggu. Nama-nama macam Kunto Aji, Pamungkas, Nadin Amizah, Idgitaf, Reality Club, Nosstress, Petra Sihombing, dan Bagus Wirata menjadi penamil dua hari gelaran konser.
Nama-nama tadi cukup membuat muda-muda dari seantero Bali datang berduyun-duyun menghadiri konser dengan konsep yang agak beda ini.
Menggelar Tikar, Menikmati Musik
Dalam dua hari gelaran konser, saya hadir di hari kedua. Saya datang karena mendapat hibahan tiket dari seorang teman. Itupun setelah menimbang agak lama karena saya agak malas untuk berkendara selama sekitar dua jam dari Denpasar ke lokasi acara.
Tak punya kegiatan yang cukup penting dilakukan selain hibernasi di sepanjang hari Minggu, saya memutuskan untuk datang saja. Saya pikir, konser di taman sepertinya akan memberi kesan yang berbeda. Mengapa tidak merasakannya langsung?
Saya sebenarnya sudah tahu mengenai konser ini bahkan dari konser tahun lalu. Dan cukup tertarik dengan konsep konser intim yang ditawarkan. Tahun ini, saya juga ingin datang di hari pertama. Saya tertarik untuk menonton Nadin Amizah dan Nosstress yang akan tampil di hari pertama.
Apa daya, hibahan tiket yang saya dapatkan hanya untuk hari kedua. Tapi, tidak ada masalah juga.
Konser dan penampil pembuka hari kedua akan mulai tampil sekitar pukul 15.00. Jadi, saya berangkat dari Denpasar pukul 13.00. Menimbang macet dan segala macam, saya berpikir akan tiba di sana tepat sebelum penampil pertama mulai membawakan lagunya.
Beruntung, tidak ada kepadatan kendaraan yang berarti selama perjalanan ke Kebun Raya. Saya tiba lebih awal dan masih punya waktu untuk duduk-duduk menikmati suasana sejuk kebun.
Yang paling kentara, tentu, perbedaan cuaca dan suhu udara sekitar. Beberapa tahun terakhir, Denpasar rasanya kian panas dan membuat tidak nyaman. Baik itu oleh terik matahari, polusi kendaraan, atau asap dari TPA yang tiba-tiba kebakaran.
Jadinya, perjalanan ke Kebun Raya adalah perjalanan menyingkir sebentar. Menyingkir dari Hiruk Pikuk Denpasar, jika meminjam lagu Nostress.
Seperti yang ditawarkan, konser intim di kebun yang sejuk, Sunset di Kebun Raya Bali juga berlangsung tidak seperti konser pada umumnya.
Saya melihat penonton bahkan membawa matras atau kain piknik sederhana untuk alas duduk. Iya, penonton konser ini lebih banyak duduk dan lesehan. Pengeras suara berfungsi dengan baik, penonton seperti saya yang berdiri dan sesekali duduk masih bisa mendengar dengan jelas suara band atau penyanyi yang tampil.
Selain menyiapkan matrass atau kain piknik, saya juga melihat para penonton menyiapkan jas hujan. Cuaca hari itu cukup cerah juga. Namun, sesekali hujan rintik-rintik mengguyur membuat para penonton segera mengenakan jas hujan masing-masing.
Hal ini membuat penonton terlihat unik dengan jas hujan warna-warni.
Yang membuat konser kali ini cukup unik menurut saya adalah kabut. Kabut turun menyelimuti venue konser, beberapa kali. Untungnya kabut tidak terlalu tebal hingga membuat panggung tertutup.
Tapi kabut yang tipis, dan suhu bertambah dingin membuat perasaan nonton konser ini menjadi unik dan berkesan.
Setidaknya, bagi saya sendiri.
Bintang Tamu hari kedua Sunset di Kebun Bali menampilkan Petra Sihombing, Idigtaf, Reality Club dan Pamungkas.
Dari empat nama di atas, saya paling familiar dengan Petra Shihombing tentu. Dia tampil sekira jam 3. Penonton terlihat sudah meramaikan tempat konser dengan duduk secara tertib.
Petra tampil menyenangkan. Bahkan dia lebih banyak berinteraksi dengan penonton dan bercanda bersama. Dia menampilkan singkat lagu Istimewa, dan membawakan dengan syahdu lagu Cinta Takkan Kemana Mana. Membuat jokes dengan menanyakan penonton untuk membawakan lagu Martabak Manis, yang tentu plesetan dari lagu Martabat Manis.
Petra juga membawakan beberapa lagu dari album Semenjak Internet. Dan, tentu saja, menyanyikan lagu Mine yang dari awal dia sambil bercanda telah janjikan.
Penonton juga banyak ikut bersorak dan bernyanyi ketika Idigtaf dan Reality Club membawakan lagu mereka. Bahkan ketika Reality Club tampil, mereka mulai berdiri. Saya pulang sebelum Pamungkas menutup konser hari itu. Mengingat hari senin harus bekerja dan untuk pulang harus berkendara agak jauh.
Konser dengan konsep piknik? Iya, menurut saya cukup menyenangkan. Namun, penonton yang dibatasi dan panggung melingkar akan membuat ini akan semakin menyenangkan.
Kata Pengunjung
Saya berbicara dengan Rika, salah satu penonton Konser Sunset di Kebun 2024. Setelah datang menonton tahun lalu, Rika kembali hadir tahun ini.
“Ya, pengen ngerasain lagi, tahun ini kan beda guest starnya,” ucap Rika, Minggu 26 Mei 2024.
Rika datang tidak spesifik untuk bintang tamu tertentu. Dia menekankan ingin merasakan kembali perasaan menonton konser di kebun. Menurut dia, yang menarik dari Konser Sunset di Kebun adalah perasaan intim dengan bintang tamu.
“Namun, tahun ini agak kurang (intim), maaf, tahun lalu berasa sekali intimatenya. Tapi mungkin beda kali ya, tahun lalu saya VIP, tahun ini saya ambil reguler, ” ujar Perempuan asal Buleleng ini.
Dia sendiri menggarisbawahi bahwa Konser Sunset di Kebun tetap terasa intimate dan santai dibanding konser biasa yang diadakan di lapangan. Menurut dia, dengan penonton yang lebih banyak duduk lesehan, potensi kerusuhan misalnya menjadi semakin kecil.
“Jadinya aman dan teratur, itu sih yang beda,” ujar dia.
Terkait sampah, dia mengamati penonton Konser Sunset di Kebun terbilang cukup tertib. Dia menyebut dibandingkan konser biasa, konser Sunset di Kebun masih cukup bersih. Rika datang bersama Suaminya.
Selain Rika, saya juga mengobrol bersama Lutfi, pria 21 tahun dari Denpasar yang juga datang menonton konser Sunset di Kebun. Lutfi menghadiri konser ini karena ingin merasakan vibes nonton konser di kebun.
Menurutnya, hal itu lah yang menarik dari Konser Sunset di Kebun kali ini. Lutfi datang bersama teman perempuannya. Dia mengatakan ingin menyaksikan penampilan Reality Club dan Pamungkas.
Side Event
Selain konser, Sunset di Kebun juga menyediakan event sampingan yang bisa diikuti oleh penonton. Side event ini sifatnya gratis dan bisa diikuti oleh semua penonton yang memegang tiket.
Saya bertanya ke Onye, PIC dari program sampingan yang diberi nama Natura. Onye menjelaskan bahwa program ini adalah program tambahan untuk memberi kesan lebih terhadap konser Sunset di Kebun.
Dia menjelaskan ada beberapa kegiatan dan aktivitas yang disediakan. Misalnya, program merangkai bunga, mewarnai pot bunga, dan seni kokedama. Selain itu, ada juga kelas edukasi agar penonton lebih sadar akan lingkungan.
“Ya, kita ingin penonton lebih aware terkait masalah lingkungan,” jelas Onye.
Dia menjelaskan penonton Sunset di Kebun cukup antusias dengan kegiatan yang dilaksanakan. Onye menyebut banyak yang datang lebih awal untuk mengikuti kegiatan sampingan dari konser ini.
“Kegiatan sampingan tahun depan akan tetap ada, namun mungkin ada program baru, ditunggu saja lah ya,” harap pria berkacamata tersebut.