Teks dan Foto Bali Creative Community
Komunitas kreatif Bali akan menggelar Bali Creative Festival (BCF).
Semua komunitas kreatif, seperti fashion, desain, musik, fotografi, arsitektur dan lain-lain bersiap berpesta selama empat hari, 3 – 6 Desember 2010 nanti. Kegiatan akan dipusatkan di Art Centre, Jl Nusa Indah, Denpasar.
“Festival ini untuk mengumpulkan semua potensi kreatif di Bali yang kami anggap menonjol,” kata Rudolf Dethu, Koordinator BCF.
Acara Bali Creative Festival merupakan bagian dari program 100% Cinta Indonesia yang menjadi konsentrasi pemerintah, dalam hal ini Departemen Perdagangan menggulirkan apresiasi terhadap produk dan kreasi anak bangsa.
Perayaan kreativitas tersebut dalam tiga kategori utama, yaitu Pameran Kreatif, Pertunjukan Kreatif, dan Forum Kreatif. Pameran kreatif meliputi Eksibisi Inspirasional, Industri Kreatif, Pameran, dan Pemutaran Film. Kategori ini menampilkan produk dan karya kreatif terkini yang memiliki nilai ekonomi, inovasi dan fungsi.
Komunitas yang terlibat dalam pameran kreatif ini antara lain Denpasar Photographers Community, Komunitas Lingkar & Eka Rock (SID); Asosiasi Desain Grafis Indonesia (Adgi), komunitas kartun, pameran poster World Silent Day, Bali Export Development Organization, koalisi seniman visual, dan lain-lain.
Pertunjukan Kreatif meliputi Hiburan, Pentas Kreatif, dan Demo. Kategori ini menampilkan kreativitas terkini dalam bidang musik, seni pertunjukan, seni kolaborasi, fashion show, dll. Sejumlah musisi papan atas Bali, seperti Ayu Laksmi, Balawan, Navicula, The Hydrant, Nymphea, Lolot, Nanoe Biroe, maupun barisan talenta muda dari OneDollarForMusic akan tampil di Ardha Candra secara bergiliran selama tiga malam.
Adapun Forum Kreatif meliputi Seminar, Presentasi, dan Lokakarya. Beragam nara sumber dalam dan luar negeri membawakan topik termutakhir yang menjadi trend di dunia kreatif. Dalam forum ini akan ada talkshow maupun workshop, misalnya, tentang blog dan jejaring sosial oleh Bali Blogger Community (BBC) dan creative enterpreuner oleh Popo Danes serta social design oleh Iwan Esjepe dan Enrico Halim sedang Singgih Kartono bersama Paola Cannucciari akan berbagi dalam talk show mengenai green & sustainable creations.
“Forum kreatif dibuat untuk sharing experience dan knowledge serta membuka kesempatan seluas-luasnya,” tambah Dethu.
Menurut Dethu BCF bukan sekadar perayaan kreativitas namun simbolisasi kreativitas di Bali yang menyinergikan kehidupan dinamis dua dunia: masa lalu yang dicirikan dengan tradisi dan budaya serta kehidupan modern yang penuh dinamika.
“Hal ini penting bagi insan kreatif Indonesia untuk mengapresiasi, belajar dan terinspirasi dalam iklim kehidupan yang penuh dinamika sebagaimana kita temui di Bali,” katanya.
“Karena itu, inti festival ini adalah community involvement. Komunitas kreatif harus diberi ruang untuk bereskpresi. Mereka mau bikin apa itu terserah,” tambahnya.
Dethu menambahkan industri kreatif di Bali sebetulnya sudah ada dari dulu. Industri kreatif ini menghidupi Bali selain pariwisata. Industri kreatif juga berkembang. Karena itu, salah satu tujuan besar kegiatan ini adalah menjadi destinasi kreatif, tak semata pariwisata.
“Kalau wisata kan rentan. Ada sedikit masalah akan langsung goyah. Jika selamanya Bali berpijak pada pariwisata, Bali sangat rentan. Industri kreatif harus menjadi pilar ekonomi lain di Bali,” ujar Dethu. []
Untuk info lebih lanjut
Rudolf Dethu – 08123866364
www.balicreativefestival.com | Facebook: Bali Creative Festival | Twitter: @balicreatifest
nice nih bli dethu…semoga Bali bisa jd sentra industri kreatif alternatif selain Bandung dan YK