• Tanya Jawab
  • Mengenal Kami
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Kontributor
    • Log In
    • Register
    • Edit Profile
Friday, May 20, 2022
  • Login
  • Register
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong.id
No Result
View All Result
Home Gaya Hidup Buku

Komentar Awal tentang Novel Orang-Orang Oetimu

Harun Arrasyid by Harun Arrasyid
8 October 2020
in Buku, Gaya Hidup, Kabar Baru
0 0
0

Sampai sekarang buku ini masih menyisakan perasaan ganjil ketika membaca kalimat terakhirnya.

Buku yang menurut saya benar-benar harus dirobek halaman terkahirnya, seperti dilakukan Dr. Who (diperankan Matt Smith) pada serial BBC, karena kekosongan yang didapat ketika membaca halaman terakhir buku ini. Jika sebagian orang berkata jangan menilai buku dari sampulnya atau sebagian lain merekomendasikan untuk menilai buku dari kalimat pembukanya, maka untuk buku ini, sebaiknya kamu nilai dengan membaca kalimat terakhirnya.

Buku ini sangat banyak membahas mengenai kesedihan. Bab awal pada novel ini bahkan dibuka oleh kekalahan Brazil oleh Perancis pada final Piala Dunia. Kekalahan yang banyak menyisakan luka pada penggemar sepakbola karena berharap begitu tinggi pada tim dengan julukan Jogo Bonito tersebut.

Bab mengenai kelahiran salah satu tokoh utama dalam buku ini juga begitu pilu. Bagaimana tidak, tokoh utama tersebut dilahirkan oleh seorang perempuan Portugis yang menunda kematiannya hanya untuk melahirkan seorang bayi. Yang paling mengenaskan tentu kisah Maria, seorang ibu yang anak dan suami yang dicintainya meninggal dunia dengan cara tragis.

Kisah tentang Maria begitu sedih mengingat negara rasa-rasanya belum pernah memberikan rasa keadalilan bagi orang-orang yang berurusan dengannya. Untuk mengambah pilu, pada akhir cerita mengenai Maria, sang karakter melakukan bunuh diri, seakan-akan jalan terbaik memang kembali.

Namun, bukan hanya tentang kesedihan yang meraung-raung. Nnnovel ini bahkan menyajikan komedi satrikal yang begitu tajam. Misalnya mengenai mengenaipandangan Am Siki mengenai negara, cerita tentang Linus Atonin Aloket dan ayahnya juga memberi beberapa anekdot mengenai keculasan para anak muda mengelabui orang tuanya ketika kuliah di luar daerah. Komedi menjadi bumbu sempurna dalam novel yang memenangi sayambara novel Dewan Kesenian Jakarta tahun 2018 ini.

Jika ditarik garis besarnya, novel ini sendiri berkisah tentang kehidupan masyarakat Oetimu, suatu wilayah pelosok di Nusa Tenggara Timur. Penggambaran yang begitu dekat mengenai keseharian orang-orang Oetimu memberikan pengalaman baik untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi di daerah timur yang tidak begitu menarik di mata media.

Dengan latar sekitar tahun 1990an, keadaan mengenai Gereja, sopi (minuman keras hasil sulingan lontar), seks, Negara, dan kehadiran tentara membaur dalam kompleksitas cerita yang dibangun pada novel ini. Novel ini sendiri dibuat dengan alur maju mundur dengan fragmen-fragemen cerita yang berkaitan satu dengan yang lain. Karakter-karakter pada novel ini mempunyai peran-peran tersendiri seperti motif pada sebuah tenun yang pada akhirnya memberikan gambaran utuh pada cerita.

Menurut saya novel ini bisa menjadi bacaan yang menarik untuk mengisi waktu luang serta bisa menjadi bacaan bagus untuk mengnal lebih jauh kehidupan dan budaya masyarakat di timur Indonesia ini. Mengingat kita sudah terlalu banyak menyematkan sterotype-stereotype tidak begitu penting terhadap mereka. Hal-hal mengenai kesewenang-wenangan negara, pengkhianatan dan cinta serta sisi lain gereja juga merupakan poin menarik dalam karya ini.

Untuk menutup ulasan singkat mengenai novel ini, saya akan membubuhkan beberapa penggal kata yang Am Siki selalu ulangi, “Tidak boleh dibunuh sekalipun itu orang jahat, tidak boleh diperkosa sekalipun itu kuda.” [b]

Tags: BukuReview
ShareTweetSendSend
Anugerah Jurnalisme Warga 2021
Harun Arrasyid

Harun Arrasyid

i am a dayman, fighters of a nightman. champion of the sun. i am the master of karate and friendship.

Related Posts

Lentera Peradaban: Gerakan Kecil di Tengah Gemerlap Kota Denpasar

Lentera Peradaban: Gerakan Kecil di Tengah Gemerlap Kota Denpasar

1 February 2021
Jakarta Sebelum Pagi:  Ajaran tentang Kehangatan Cinta

Jakarta Sebelum Pagi: Ajaran tentang Kehangatan Cinta

21 January 2021
Memahami Seksualitas melalui Buku Cabul

Memahami Seksualitas melalui Buku Cabul

5 December 2020
Cerita-Cerita Mengenai Resistensi dalam Kumpulan Cerpen: Subuh

Cerita-Cerita Mengenai Resistensi dalam Kumpulan Cerpen: Subuh

15 November 2020
Revolusi Hijau, Menjerat Petani dengan Racun

Saya pun Bermimpi Menjadi Raja di Pulau Mancawarna

30 October 2020
Merayakan Kehidupan dalam Kumpulan Tulisan Dea Anugrah

Merayakan Kehidupan dalam Kumpulan Tulisan Dea Anugrah

3 October 2020
Next Post
Mahalnya Biaya Pilkada saat Pandemi Mendera

Mahalnya Biaya Pilkada saat Pandemi Mendera

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

AJW 2022 AJW 2022 AJW 2022

Temukan Kami

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Berhitung Angka dalam Bahasa Bali

Berhitung Angka dalam Bahasa Bali

5 June 2013
Membongkar Kesalahpahaman tentang Kasta di Bali

Membongkar Kesalahpahaman tentang Kasta di Bali

4 June 2012
Anugerah Jurnalisme Warga 2022 Mengusung Tri Hita Digital (Diperpanjang 14 Mei)

Anugerah Jurnalisme Warga 2022 Mengusung Tri Hita Digital (Diperpanjang 14 Mei)

7 April 2022
Mendayung Generasi Nyegara Gunung

Lirik Lagu Anak-Anak (Gending Rare) Daerah Bali

12 October 2010
TANTRI, Kekuatan Sebuah Dongeng

TANTRI, Kekuatan Sebuah Dongeng

27 September 2011

Kisah di Balik Isu Bubarnya Lolot Band

61

Wirama Totaka, Penjelajahan Spiritualitas Ayu Laksmi

2
Kolaborasi Teknologi Menciptakan Konservasi Lingkungan

Kolaborasi Teknologi Menciptakan Konservasi Lingkungan

20 May 2022
Penggunaan Internet Pesat, tapi Tidak Merata

Penggunaan Internet Pesat, tapi Tidak Merata

15 May 2022
Syair Lirih Perpisahan Ramadhan di Loloan, Jembrana

Syair Lirih Perpisahan Ramadhan di Loloan, Jembrana

15 May 2022
Se(Tera) untuk Semua

Se(Tera) untuk Semua

14 May 2022
Seorang warga di Klungkung menghaturkan banten dan sarana upacara lain pada hari Tumpak Wariga. Foto Juni Antari.

Dari Ritual ke Virtual

14 May 2022

Kabar Terbaru

Kolaborasi Teknologi Menciptakan Konservasi Lingkungan

Kolaborasi Teknologi Menciptakan Konservasi Lingkungan

20 May 2022
Penggunaan Internet Pesat, tapi Tidak Merata

Penggunaan Internet Pesat, tapi Tidak Merata

15 May 2022
Syair Lirih Perpisahan Ramadhan di Loloan, Jembrana

Syair Lirih Perpisahan Ramadhan di Loloan, Jembrana

15 May 2022
Se(Tera) untuk Semua

Se(Tera) untuk Semua

14 May 2022
BaleBengong.id

© 2020 BaleBengong: Media Warga Berbagi Cerita

Informasi Tambahan

  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Peringatan
  • Panduan Logo
  • Bagi Beritamu!

Temukan Kami

No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip

© 2020 BaleBengong: Media Warga Berbagi Cerita

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In