Oleh Luh De suriyani
Ratusan remaja dan orang tua bergabung dalam lapangan terbuka untuk membicarakan topik remaja di mata pemimpin, di Lapangan Puputan Badung, Denpasar, Sabtu malam (12/9) lalu. Di depan Kepala Ddinas Pendidikan Bali, TIA Kusuma Wardani, yang menjadi salah satu peserta talkshow itu, remaja mengharapkan dilibatkan dalam pembuatan kebijakan publik.
“Kenapa masih sulit melibatkan remaja dalam pembuatan peraturan. Mungkin bisa diajak salah satu siswa yang kira-kira tertarik pada itu,” tanya vivin, aktivis siswa SMAN 2 Denpasar. Kusuma Wardani mengatakan hal itu sangat terbuka, karena setiap peraturan juga harus disosialisasikan.
Vivin dan Putu Yuda Prabawa, Siswa SMAN 1 Denpasar juga melemparkan topik diskusi tentang peran orang tua dalam pendampingan masa remaja, serta pengaruh guru dalam pengembangan kepercayaan diri remaja.
Kegiatan ini dilaksanakan bagian dari perayaan Hari Remaja Internasional, 12 Agustus lalu, difasilitasi Kita Sayang Remaja (Kisara), sebuah kelompok remaja Bali. Selain talkshow, ada konser musik dari kelompok musik remaja, street dance, dan klinik remaja. Kisaravaganza diadakan rutin, selama empat tahun terakhir ini.
“Remaja bukan boneka bueruang yang lucu, tapi manusia yang perlu aktualisasi, perlu penghargaan. Sudah seharusnya kita bergerak memberikan ruang positif remaja berekspresi,” ujar I Nyoman Sutarsa, koordinator Kisara.
Ruang ekspresi masih dianggap sangat terbatas di Bali. “Banyak remaja yang mengalami depresi dan masalah kesehatan reproduksi yang gawat. Nyaris tiap hari ada saja remaja yang memerlukan pertolongan dan butuh pendamping,” ungkap Sutarsa. Kisara membuka layanan konsultasi gratis tiap hari khusus untuk remaja lewat tatap muka langsung maupun saluran telepon.
Makin banyaknya persoalan dan kebutuhan remaja, adalah alasan pendirian klinik remaja di kantor kisara, jalan gatot subruto denpasar. Klinik remaja ini mulai dikenalkan pada kisaravaganza kali ini.
Klinik remaja yang dijaga sejumlah remaja di lapangan puputan badung malam itu sangat sederhana. Hanya sebuah meja yang dipayungi tenda. “tanya soal jerawat juga bisa kok,” ujar ikha widari yang menjaga tenda itu.
Selama beberapa jam, tak banyak yang berani masuk tenda. Sutarsa mengatakan remaja punya cara sendiri untuk mengungkapkan masalahnya. Kisara pun masih bergerilya menjangkau remaja dan meyakinkan bahwa klinik remaja di kantor Kisara dapat membantu mereka.
Diestimasikan sekitar 650.000 – 800.000 orang yang berusia remaja hidup di bali dari keseluruhan sejumlah 3.400.000 penduduk. Berdasarkan data konseling yang telah masuk ke Kisara, banyak remaja-remaja bali yang mengalami permasalahan medis ataupun non medis yang memerlukan layanan kesehatan.
Berdasarkan need assesment yang dilangsungkan bulan april 2008 lalu jenis layanan yang akan disediakan melalui klinik remaja adalah pemeriksaan kesehatan dan pengobatan penyakit umum, menyediakan informasi mengenai kesehatan reproduksi, HIV dan AIDS, narkoba, dan kehamilan tak diingankan. Selain itu juga paket berat badan ideal bagi remaja dan surat keterangan sehat untuk tujuan pekerjaan atau keperluan lainnya secara mudah dan murah. Sedangkan akses kondom dan pelayanan kontrasepsi diberikan untuk kasus terseleksi. [b]