Ketika Masing-masing Zat Bekerja Sendiri Sebelum Kembali Bersenyawa
Usai menelurkan dua album penuhnya, Perspektif Bodoh I (2011) dan Perspektif Bodoh II (2014), serta album kolaborasi bareng Mitra Bali Fair Trade berjudul “Viva Fair Trade” (2015), trio folk Bali, Nosstress, membagi sesuatu yang baru di tahun ini.
Perspektif Bodoh III, sebuah album yang bahkan menjadi wacana, sejak tahun 2016. Namun, ternyata lanjutan dari dua album sebelumnya ini kembali tertunda di tahun ini. Ketidaksiapan akan merampungkan trilogi ini dituturkan secara gamblang oleh Nosstress.
Tertundanya Perspektif Bodoh III ini, justru mendorong mereka melahirkan karya lain tepatnya di kuartal keempat tahun 2017 ini. Ini Bukan Nosstress, menjadi hasil rilisan album penuh yang akhirnya mampu terealisasi. Walaupun terselip di antara trilogi yang belum kunjung rampung, di album ini, baik Man Angga, Kupit dan Cok sepakat, tidak ingin menyebut karya satu ini sebagai album Nosstress.
Walau mencoba menghadirkan konsep lain, kehadiran mereka yang notabene adalah personel Nosstress sehingga sulit untuk tidak menafsirkan bahwa album ini adalah bagian Nosstress.
Secara materi, lagu-lagu mereka kali ini memang hadir secara personalnya masing-masing. Masing-masing lagu, diciptakan hingga kemudian dilantunkan langsung oleh sang empunya, tidak lagi bertiga. Itulah mengapa mereka tak ingin menyebut album ini sebagai bagian dari album Nosstress.
“Seharusnya tahun ini atau tahun lalu, adalah waktu bagi Perspektif Bodoh menjadi trilogi. Tapi sepertinya kami belum siap untuk membuat lagu bersama. Kami sebagai musisi, setidaknya harus tetap siap membuat lagu masing-masing, bagi diri sendiri,” kata Angga.
Total 9 lagu yang disuguhkan Angga, Kupit dan Cok yang masing-masing dari mereka menelurkan 3 buah lagu. Namun tak murni hadir sendiri-sendiri sebagai personal. Di album ini juga menghadirkan beberapa sahabat musisi yang ikut menuangkan kebolehannya. Ada Dadang SH. Pranoto (Dialog Dini Hari, Navicula) yang juga berperan sebagai produser album ini, Deny Surya (Dialog Dini Hari), Sony Bono, WayanSanjaya, Windu Estianto, FendyRizk dan Dony Saxo.
Secara lirik dan konsep, lagu-lagu di album Ini Bukan Nosstress memang tak bisa dikatakan senada dengan lagu-lagu di dua album Perspektif Bodoh yang cenderung lebih kritis terhadap persoalan social dan lingkungan di sekitar mereka. Sembilan lagu di album ini terasa sekali nuansa personal masing-masing empunya lagu. Namun, dalam hal aransemen musik, khususnya karena kolaborasi dengan para musisi tersebut, justru terdengar lebih berwarna dibandingkan music mereka, yang biasanya cenderung lebih minimalis dengan konsep folk akustik-nya.
“Kami mencoba memberi kebebasan pada individu pembentuk Nosstress untuk bebas berkarya, mengembangkan pikirannya sendiri. Untuk suatu saat kembali berkarya sebagai Nosstress,” tambahnya.
Setelah dirilis lewat iTunes, Spotify, Deezer, Joox, dan format digital lainnya, pada 3 Oktober 2017 yang lalu, Ini Bukan Album Nosstress juga akan dirilis secara fisik. Saat ini fisik album tersebut pun tengah dalam proses produksi. Begitu juga dengan launching concert yang masih dalam tahap perenungan, kapan, di mana dan bagaimana akan terjadi.
Yang pasti, mereka tetap menegaskan bahwa album ini adalah Ini Bukan Nosstress. Ini adalah album di mana ketika para zat pembentuk Nosstress tengah bekerja sendiri, sebelum siap kembali bersenyawa satu dengan yang lainnya.
“Tidak. Meskipun banyak yang menyarankan ini untuk tetap sebagai album Nosstresss aja, kami tetap pada Ini Bukan Nosstress,” tutup Angga. [b]
Comments 1